TRIBUNTRENDS.COM - Sosok Udin Diantara, mantan penjual minuman keras (miras) jenis ciu.
Ia kini telah bertransformasi menjadi sosok yang dihormati, pasalnya ia baru saja terpilih menjadi Kepala Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Udin Diantara pun terbuka mengenai masa lalunya tersebut. Ia mengaku dulu berjualan miras untuk biaya pendidikan S1 dan S2-nya.
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Gedaren di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten telah selesai digelar.
Udin Diantara (54) menjadi kades terpilih di desa tersebut.
Udin yang merupakan mantan penjual minuman keras jenis ciu, mengaku telah memiliki program prioritas.
Baca juga: SOSOK Nadia, Wanita Asal Indonesia Diajak Chris Martin Nyanyi di Konser Coldplay, Berkat Poster Haru
Dia hendak membangun penghubung dari wilayah Gedaren menuju kompleks pemakaman Kyai Ageng Gribig di wilayah Jatinom.
"Program prioritas kami membangun jembatan di wilayah Potrosaren yang terhubung dengan komplek Kyai Ageng Gribig di Jatinom," kata Udin, kepada TribunSolo.com, Sabtu (8/7/2023).
Pembangunan tersebut ia lirik karena dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Desa Gedaren.
"Kalau dari arah utara tidak bisa ditembus, arah barat Jatinom tidak bisa ditembus, timur juga tidak bisa. Artinya satu-satunya yang bisa menembus akses makam Kyai Ageng Gribig ya wilayah Potrosaren yang ada di Desa Gedaren," jelasnya.
Selain membangun jembatan atau akses, pihaknya juga akan melakukan renovasi bangsal atau gedung Ratna Sulistya yang berada di Desa Gedaren.
"Gedung tersebut saat ini kondisinya sudah harus direnovasi, karena atapnya sudah pada bocor," ungkapnya.
Begitu pula irigasi pertanian di wilayah Desa Gedaren tak luput dari fokusnya.
Menurutnya, wilayah Desa Gedaren sebenarnya menyimpan banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan desa.
"Ada banyak sebenarnya potensi yang dapat menghasilkan pendapatan desa, seperti Umbul, Gedung Ratna Sulistya, dan jembatan. Kalau tiga ini terakomodasi dengan baik, insyaallah PAD naik," pungkasnya.
Baca juga: Sosok Daeng Kanang, Ibu-ibu Beli Emas 100 Gram di Tanah Suci, Terkuak Bisnisnya, Bea Cukai Bereaksi
Saat ditemui TribunSolo.com di kediamannya, Udin mengaku siap memimpin Desa Gedaren selama 6 tahun ke depan.
"Saya ingin menyatukan perbedaan di Gedaren menjadi satu, sehingga menjadi bhinneka tunggal ika. Baik ulama, pemuda, PKK, RT/RW kami satukan. Kita wadahi agar tidak liar diajak membangun Gedaren yang maju, keren," ujar Udin.
Dulu Penjual Miras
Sosok Kepala Desa (Kades) terpilih Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten bernama Udin Diantara (54) terbuka dengan masyarakat.
Dia tidak menutupi fakta masa lalunya yang berjualan miras jenis ciu.
Saat kampanye di Pilkades Serentak Klaten, hal itu dia sampaikan pada pemilihnya.
Udin berjualan ciu untuk membiayai pendidikannya.
"Dulu saya usaha miras (ciu), untuk biaya pendidikan saat itu," ujar Udin kepada TribunSolo.com.
Ia sendiri sempat mendapat tentangan dari keluarga besar karena pilihannya menjual miras, namun ia tetap menjualnya demi membayar uang menempuh pendidikan.
"Sempat protes keluarga, dibilangin jangan bikin malu keluarga. Ditanyain butuh berapa saya tidak mau, saya pilih pakai kaki sendiri," paparnya.
Ia berjualan miras kurang lebih selama 4 tahun, setelah pendidikannya selesai ia menutup usaha tersebut.
Baca juga: Tahun Lalu Masih Ngontrak! Sosok Mami Sultan, Bangun Rumah 45 Pilar, Sehari Jual Skincare 2 Truk
Udin sendiri selesai menempuh pendidikan S1 dan S2 di bidang hukum.
Saat berkampanye pun, ia juga mengungkapkan diri ke masyarakat ia bukan dari latar belakang orang baik.
"Saat kampanye saya juga selalu bilang, mohon maaf bapak saya hadir dari orang tidak baik. Saya terangkan saya (mantan) penjual miras," paparnya.
Udin juga membiarkan warga memilih sesuai keinginan masing-masing, karena sekarang masyarakat sudah cerdas dalam memilih.
Ia sendiri maju pilkades karena desakan warga, dikarenakan orang tuanya sebelumnya juga pernah menjadi kepala desa setempat.
"Orang tua pernah juga menjabat kepala desa, tapi saya tidak tertarik. Sampai orang tua angkat datangi saya minta saya maju, akhirnya saya meng iya kan," ungkapnya.
Udin sendiri mengiyakan permintaan maju dalam pilkades Gedaren, namun ia juga memiliki syarat yakni tanah bengkok bagiannya dikembalikan lagi ke masyarakat.
"Kalau dulu orang tua saya 15 patok sawah untuk pribadi dan 5 patok untuk masyarakat, sekarang saya ganti. Saya hanya 5 patok saja, 15 patok lain untuk masyarakat," paparnya.
Baginya hal tersebut masuk ke dalam kontrak politiknya, dan ia hanya dari pekerjaannya sebagai pengacara.
Sebelumya, usai penghitungan suara pilkades selesai Udin Diantara diketahui unggul suara dalam pilkades merangkul lawannya yakni Ifnu Prastowo.
Ia juga turut mengantar kepulangan lawannya sambil diiringi pendukung dan masyarakat Desa Gedaren menuju kediaman sang rival yang tidak jauh dari Balai Desa.
(TribunSolo.com/Zharfan Muhana)
Diolah dari artikel TribunSolo.com