Berita Viral

Mahasiswa KKN UGM Diduga Mesum, Bu Lurah Beber Fakta, Benarkah Dipulangkan? 'Terlalu Dibesarkan'

Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fakta Bu Lurah pergoki mahasiswa KKN UGM diduga mesum, ternyata tak sesuai cerita yang beredar.

TRIBUNTRENDS.COM - Heboh kabar mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) diduga mesum saat mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Ibu Lurah yang pun membeberkan fakta sebenarnya terkait dugaan mesum yang beredar.

Ternyata apa yang sebenarnya terjadi tidaklah seperti yang ramai diperbincangkan.

rumor beredar bahwa Bu Lurah yang disebutkan dalam kabar yang viral tersebut, istri dari Pak Lurah (atau di desa setempat adalah Pak Kepala Desa atau Pak Kades) menangkap basah dua sejoli itu dan memiliki video ketika mereka melakukan adegan mesum.

Hasil penelusuran tim Tribunjogja.com, lokasi KKN mahasiswa UGM itu berada di Desa Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Kepala Desa Pucungroto, Eddy Widodo dan istri, Siti Maisaroh mengatakan hal tersebut tidak benar dan tidak separah yang diceritakan di media sosial.

“Saya prihatin sekali kok seperti ini. Kami kasihan, di sini mereka nyaman aja, program kerja (proker) juga berjalan bagus. Tidak ada yang namanya aktivitas seksual, cuma duduk-duduk,” kata Eddy ditemui di rumahnya, Senin (3/7/2023).

Baca juga: BIKIN MALU! Mahasiswa UGM Diduga Mesum di Tempat KKN, Pihak Kampus : Masih Kita Diselidiki

Ilustrasi mahasiswi UGM mesum di tempat KKN. (Kolase Tribun Trends/Ist)

Siti juga menampik dirinya merekam tindakan dan menangkap basah kedua mahasiswa tersebut.

“Wah, enggak, gak kober kulo. Wong kulo sibuk masak, ngarit ting alas (ngarit di hutan). Mengada-ada itu, terlalu dibesar-besarkan,” ujarnya sambil tertawa.

Siti membenarkan apa yang dikatakan suaminya. Apa yang dilakukan dua mahasiswa itu tidak separah yang digembar-gemborkan di media sosial.

“Ya, mereka ngobrol di ruang tamu. Si cowok ini KKN-nya di Ngadirejo, yang cewek di sini di Pucungroto. Mungkin si cowok main saja. Ada temen yang lagi salat juga,” kata Siti.

Kejadian tersebut, menurut keduanya, terjadi di tanggal 26 Juni 2023, dua hari setelah penerjunan KKN UGM.

Siti mengungkap, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Dua anak itu sedang melihat laptop dan duduk agak mepet.

“Saya cuma menegur, kak kok kalian berduaan. Kamu kan (nunjuk si laki-laki) KKN di Ngadirejo, apa ada proker yang harus dikerjakan bareng? Terus jawabnya, iya bu ini ada yang mau dikerjakan bareng,” jelas Siti.

"Mereka memang agak mepet duduknya, tapi kalau mesum enggak (tidak)," tegasnya. 

Siti dan Eddy pun merasa prihatin, mengapa kejadian itu menjadi besar dengan beragam asumsi yang tidak benar.

Menurut mereka, mungkin ada oknum yang sengaja membesar-besarkan kejadian itu karena sakit hati kepada kedua atau salah satu mahasiswa yang bersangkutan. 

Baca juga: BUKAN DIUSIR tapi Minta Pulang, 30 Mahasiswa KKN UNP Disebut Kelompok yang Aktif sebelum Video Viral

Kepala Desa Pucungroto, Eddy Widodo (kanan), dan Ketua Koordinator Unit KKN Desa Pucungroto dan Desa Ngadirejo, Ilham, saat ditemui di rumah Kades Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Senin (3/7/2023). (TribunJogja/ Dewi Rukmini)

"Saya tidak sukanya itu, yang punya rumah juga kesannya kayak gimana (kurang baik). Padahal kami dari dosen disuruh melatih bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat. Anak-anak saya rangkul untuk seperti ini, seperti itu, kalau ada orang meninggal juga kami ajak layat. Terus respon masyarakat terkait KKN juga bagus, program kerjanya juga bagus," tambah Eddy. 

Ia berharap, kini tidak ada lagi orang yang menyebarkan berita tak benar. Sebab, hal itu bisa mencemari nama baik mahasiswa, nama baik desa, serta nama baik instansi pendidikan terkait. 

Kabar Dipulangkan

Lebih lanjut, Eddy dan Siti menampik kabar bahwa mahasiswa UGM yang sedang melakukan KKN dipulangkan akibat dugaan skandal tersebut.

Mereka menegaskan hingga saat ini, para mahasiswa UGM masih menjalankan prokernya dengan baik, begitu juga dengan keduanya. 

"Enggak itu bohong. Saat ini KKN masih berjalan. Yang bersangkutan juga menjalani KKN seperti biasa. Untungnya, mbanya masih semangat menjalankan KKN, masih nyaman, dan dia sabar," ungkap Eddy. 

Ia pun mengapresiasi para mahasiswa yang menjalankan proker KKN dengan nyaman, tidak membawa motor, dan tidak sedikit-dikit ingin pulang. 

Ketua Koordinator Unit KKN Desa Pucungroto dan Ngadirejo, Ilham, menambahkan bahwa setelah kejadian viral tersebut, W sudah tidak pernah datang main ke posko KKN Desa Pucungroto lagi.

Kendati demikian, hubungan seluruh anggota KKN masih baik-baik saja. 

Baca juga: Dipindahkan Nasib Mahasiswi KKN UNP Diusir Usai Keluhkan Fasilitas, Pihak Kampus : Etikanya Buruk

Ilustrasi mesum (IMCNews.ID)

"Mereka berdua baru kenal di sini (Desa Pucungroto) karena dari fakultas berbeda," kata Ilham. 

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti kronologi kejadian tersebut. Bahkan, ia mengaku tahu ada kejadian itu justru dari media sosial. 

Ia mengungkapkan total mahasiswa UGM yang melaksanakan KKN di unitnya ada 26 orang.

Mereka terbagi menjadi dua sub unit yakni di Desa Ngadirejo dan Desa Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Masing-masing desa terdapat 13 mahasiswa KKN. 

"Di Desa Pucungroto, 13 orang itu terdiri atas 3 laki-laki dan 10 perempuan. Kalau yang perempuan tidur di rumah Pak Kades, sedangkan yang laki-laki terpisah di rumah sebelah," ujarnya.

Tak Hanya Sindir Fasilitas, Mahasiswi KKN UNP Juga Dianggap Tak Bawa Perubahan, Pantas Warga Kesal

Niat hati ingin melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), para mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP) ini justru diusir oleh warga.

Semua itu bermula gegara ucapan para mahasiswi tersebut.

Sebab, mereka menyindir fasilitas tempat mereka melaksanakan KKN yakni di Bungus Teluk Kabung Kota Padang.

Mereka menyebut lokasi mereka KKN sangat berbeda dengan daerah-daerah lain.

Bahkan untuk mandi pun mereka harus menumpang di musala.

Video mereka pun dengan cepat viral di media sosial dan menuai kritikan dari banyak pihak.

Baca juga: VIRAL Kades di Magetan Diduga Rudapaksa Mahasiswi KKN, Ada Kejanggalan, Warga Resah Lapor ke Camat

Mahasiswi UNP bikin konten tentang KKN, sindir daerah Bungus tempat mereka KKN.

“Kalian libur semester? Mana maen. KKN-lah. KKN kalian di mana?

Tanah Datar, Lima Puluh Kota? Bungus lah.

Air gak ada, mandi di Musala.

Diusir? Ngontrak bayar pula,” ucap sejumlah mahasiswi dalam video tersebut.

Adapun video lainnya juga tersebar di lini masa medsos menunjukkan seorang pria tengah berbicara kepada mahasiswa dan mahasiswi KKN itu.

Pria tersebut mengatakan apa yang dilakukan oleh para mahasiswi itu sama sekali tidak membawa perubahan untuk daerahnya.

Maka dari itu pria tersebut dan warga lainnya mantap untuk mengusir mahasiswi tersebut.

"Adik-adik dianggap tidak ada membawa perubahan, sampai nanti ada penyelesaiannya oleh dosen pembimbingnya kepada kami, kepada Bapak Camat dan Lurah."

"Jadi itu keputusannya, karena untuk mengingat keamanan adik-adik juga di lingkungan, karena pasti ada warga yang membaca itu, karena ini bukan masalah adik-adik dengan pemerintah," kata pria dalam video itu.

Usai video itu viral, sejumlah mahasiswi itu akhirnya diusir dari tempat mereka KKN.

Mereka pun membereskan barang-barang mereka pada malam hari.

Seorang pria tengah berbicara kepada mahasiswa dan mahasiswi UNP yang KKN di Bungus Teluk Kabung.

Pihak kampus pun angkat bicara terkait hal tersebut dan mengakui keteledoran sejumlah mahasiswi yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bungus Teluk Kabung.

Sekretaris UNP Erianjoni mengatakan, mestinya hal tersebut tidak terjadi.

Menurutnya, bila ada permasalahan atau hal-hal lain yang dialami di lokasi KKN, mahasiswa mesti mengkomunikasikannya dengan dosen pembimbing lapangan (DPL).

Selain DPL, kata dia, UNP juga punya wadah lain untuk komunikasi mahasiswa yaitu unit pelaksana pusat KKN.

"Ini memang keliru. Mahasiswa kita harus diberi pembelajaran, tidak semua harus semuanya lewat media sosial, kan ada wadah komunikasinya, DPL dan unit pelaksana pusat KKN," kata Erianjoni kepada TribunPadang.com, Minggu (25/6/2023).

"Sederhana saja, mereka kebablasan juga bermedia sosial, tentu masyarakat tidak terima. Menyangkut nama daerah tentu sensitif," ujar dia.

Selain itu, Erianjoni menilai sejumlah mahasiswi itu juga belum siap untuk bisa memahami masyarakat dan daerah setempat.

"Jadi, ya mereka (warga) tak terima, mereka (mahasiswa KKN) posting di media sosial kekecewaannya karena harapan yang diharapkan tak terjadi.

Fasilitas yang mereka harapkan tidak dapat, sementara mereka harus bayar. Barangkali anak KKN ini juga cemburu di daerah lain ada yang tidak bayar," tutur dia.

(TribunJogja/TribunPadang)

Diolah dari artikel di TribunJogja.com dan TribunPadang.com