Dia menegaskan bahwa ibu dan anak YN itu dekat, mengobrol seperti teman atau terkadang bercanda seperti
saudara perempuan.
Segera setelah dipublikasikan, postingan PP mendapat perhatian khusus dari komunitas online.
Postingan itu mendapat ribuan suka, puluhan ribu komentar, dan ratusan ribu share.
Mengenai kekerasan di sekolah, Assoc. Prof. Dr. Tran Thanh Nam, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (University of Education - Vietnam National University, Hanoi) mengatakan bahwa kekerasan di sekolah adalah masalah yang sangat mempengaruhi mental dan fisik siswa.
"Dari awal ada ancaman gesekan-gesekan kecil, harus ada kegiatan rekonsiliasi kelompok sebaya agar gesekan kecil itu bisa diselesaikan, anak-anak saling memahami, jangan sampai terjadi insiden yang serius," ujarnya.
"Bukan sekolah yang bertanggung jawab, tetapi keluarga yang bertanggung jawab.
Khususnya bagi pihak sekolah, peran wali kelas, ruang konsultasi psikologi sekolah sangatlah penting.
Semua harus bergandengan tangan untuk mengendalikan situasi kekerasan sekolah ini," imbuhnya.
Baca juga: Pesan Terakhir untuk Ibu, Mahasiswa di Banyuwangi Ini Nekat Akhiri Hidup, Ibu, Aku Minta Maaf
Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi lebih dari 1600 kasus kekerasan antar pelajar di sekolah.
Ada setidaknya 11.000 pelajar telah didisiplinkan karena kekerasan sekolah.
Dan yang lebih serius, kekerasan tersebut telah menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah.
Berbicara kepada pers, perwakilan dari Vinh University High School for the Gifted mengatakan bahwa dewan manajemen sekolah datang untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga atas meninggalnya YN.
Mengenai penyebab pasti insiden tersebut, perwakilan sekolah mengatakan saat ini polisi sedang menyelidiki.
Sebelumnya, akun yang mengaku sebagai kerabat siswi itu memposting di media sosial: "Si siswi itu adalah yang terbaik kedua di kelasnya, tetapi siswi itu tiba-tiba keluar dan pernah memberi tahu ibunya, "Saya khawatir .. Saya takut pergi ke sekolah."
Belakangan, ketika ibunya mengetahui hal ini, dia mengetahui bahwa anaknya dipukuli, dilecehkan, dan kewalahan secara psikologis.