Tak punya firasat atau bermimpi apapun, Sumaryadi mengaku hanya sempat merasakan perasaan aneh.
Semula bersemangat, Sumaryadi tiba-tiba saja dihinggapi perasaan malas untuk bepergian.
Hingga akhirnya, Sumaryadi memutuskan untuk tidak berangkat bersama guru-guru lainnya.
"Saya tidak mimpi apapun, tidak ada firasat apapun yang membuat saya tidak ikut.
Tetapi sesaat sebelum berangkat, kok, saya sangat malas.
Kurang bersemangat untuk bepergian," kata Sumaryadi dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jabar.
Bukan cuma itu, Sumaryadi semakin tak ingin ikut berwisata saat mengetahui istrinya sakit.
Padahal kala itu, Sumaryadi sudah berkemas membawa pakaian dan makanan.
"Istri nyuruh saya pergi, tapi masa saya bersenang-senang istri saya sakit di rumah," pungkas Sumaryadi.
Atas insiden kecelakaan maut yang dialami siswa dan rekan kerjanya, Sumaryadi mengucapkan belasungkawa.
"Kami sangat berduka. Kami berdoa semoga yang meninggal dunia diterima iman, islam, dan ihsannya.
Yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan," imbuh Sumaryadi.
Insiden maut tersebut menewaskan tiga orang korban.
Ketiga korban adalah Olih Komarudin (64) dan istrinya, Esih Sukaesih (59), serta kondektur bus, Cepi (30).
Ketiga korban kecelakaan maut di Tasikmalaya telah disemayamkan di Kamar Mayat RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya.