"Ketika kami pergi ke Hanoi, kami menyewa sebuah penginapan, saya melamar pekerjaan di perusahaan notaris.
Setelah bekerja cukup lama, saya dipercaya oleh pimpinan sebagai ketia tim.
Setelah itu, kami menabung untuk membuka toko kecil lainnya.
Setelah dua tahun di Hanoi, pada pertengahan 2020 kami pergi ke bangsal untuk mendaftar pernikahan.
Saat itu kami menerima kabar baik tentang kehamilan," ungkap Linh sambil tersenyum.
Sampai hari ini, Linh masih ingat hari ketika dia mendengar kabar kedatangannya, dia senang sekaligus terkejut karena akhirnya dia dan suaminya memiliki bidadari kecil.
Namun, mereka selalu diliputi dengan kesedihan yang terus-menerus karena dia takut tidak bisa merawat anaknya, apakah dia akan menjadi seperti ibunya.
“Keluarga pacar dulu keberatan, jadi ketika mereka mendengar kabar baik, semua orang terkejut.
Lambat laun mereka juga setuju, anak menjadi penghubung keluarga, lambat laun saya juga mendapatkan cinta dari semua orang, jadi tekanan saya tidak lagi sama seperti dulu," cerita Linh.
Saat pertama kali hamil, tubuh saya lemah, sehingga proses kehamilan sangat sulit.
Banyak ketakutan yang melingkupinya saat hamil, dia takut berjalan karena mudah tersandung, dia takut hamil kecil yang mudah keguguran, dan dia takut ketika lelah atau sakit, dia tidak bisa minum obat karena itu mempengaruhi bayi.
Tidak hanya itu, Linh juga khawatir apakah anaknya sehat atau tidak, apakah pola makannya sesuai.
Karena itulah ia selalu berusaha untuk melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap untuk mengetahui situasi bayinya.
Ia berusaha banyak mengonsumsi tonik agar anak-anaknya mendapat nutrisi lebih banyak sekaligus membuat ibu lebih sehat
"Saat hamil saya takut melahirkan anak yang tak sehat, kita harus menambahkan lebih banyak kalsium agar anak lebih sehat.