Breaking News:

Arti Istilah Viral

Arti Kata ACAB dan 1312, Viral Saat Demo Buruh 2025, Kerap Dipakai Warganet di Unggahan IG hingga WA

Berikut ini arti kata ACAB dan 1312 yang viral saat demo buruh 2025, kerap dipakai warganet di unggahannya di Instagram hingga WhatsApp

Kolase TribunTrends.com/AI/Ist
Berikut ini arti kata ACAB dan 1312 yang viral saat demo buruh 2025, kerap dipakai warganet di unggahannya di Instagram hingga WhatsApp 

Berikut ini arti kata ACAB dan 1312 yang viral saat demo buruh 2025, kerap dipakai warganet di unggahannya di Instagram hingga WhatsApp

TRIBUNTRENDS.COM - Belakangan ini, jagat media sosial Indonesia diramaikan dengan penggunaan singkatan ACAB dan kode angka 1312. Di platform X (sebelumnya Twitter), tagar seperti #ACAB, #1312, hingga #ACAB1312 banyak bermunculan dalam unggahan warganet.

Secara umum, ACAB merupakan akronim dari frasa bahasa Inggris “All Cops Are Brds”, yang dalam terjemahan bebas berarti “Semua Polisi Adalah Bngan”*.

Istilah tersebut sering dijumpai dalam bentuk grafiti, tato, maupun karya visual lain sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan aparat yang dinilai sewenang-wenang atau tidak etis.

Untuk menghindari pelarangan atau sensor, sebagian orang menuliskannya dalam bentuk kode angka 1312, yang mewakili susunan huruf berdasarkan urutan abjad: 1 = A, 3 = C, 1 = A, dan 2 = B.

Baca juga: Rumah Ahmad Sahroni Digeruduk Massa, Mobil Lexus Ringsek, Lantas Dimana Koleksi Mobil Mewah Lainnya?

Jejak Awal di Inggris

Sumber-sumber mencatat bahwa istilah ACAB sudah dikenal sejak awal abad ke-20.

Menurut Dictionary of Catchphrases, frasa lengkap “All Coppers Are B****rds” diyakini muncul di Inggris sekitar 1920-an.

TANGKAPAN LAYAR. VIdeo diduga penganiayaan petugas medis saat demonstrasi di Solo. Petugas itu disebut membawa pasien
TANGKAPAN LAYAR. VIdeo diduga penganiayaan petugas medis saat demonstrasi di Solo. Petugas itu disebut membawa pasien (Istimewa via TribunSolo)

Catatan leksikografer Eric Partridge misalnya, menyinggung sebuah syair pendek yang memuat kalimat tersebut.

Sementara itu, bentuk singkatan ACAB diperkirakan mulai digunakan pada era 1970-an.

Bahkan, sutradara Sidney Hayers sempat menjadikannya judul film drama kriminal tahun 1972 berjudul All Coppers Are….

Pada periode inilah istilah tersebut semakin mengakar di kalangan masyarakat urban Inggris.

Dari Mogok Buruh ke Subkultur Punk

ACAB semakin populer pada 1940-an ketika gelombang demo buruh mengguncang Inggris.

Salah satu kasus yang sempat jadi sorotan adalah pemberitaan koran Daily Mirror tentang remaja yang ditangkap lantaran mengenakan jaket bertuliskan ACAB.

Popularitasnya kemudian berlanjut di dekade 1970–1980-an, terutama dalam subkultur skinhead dan musik punk.

Grup punk Oi! asal London, The 4-Skins, menjadi salah satu band yang paling berpengaruh dalam menyebarkan slogan ini.

Mereka bahkan merilis lagu berjudul “A.C.A.B.” pada 1980-an, yang kemudian menjelma sebagai simbol perlawanan kelas pekerja terhadap otoritas negara.

Tak hanya The 4-Skins, sejumlah band punk lain seperti Sham 69, The Last Resort, The Business, Cockney Rejects, The Exploited, hingga The Casualties juga ikut menggemakan slogan tersebut.

Menjadi Slogan Global

BAKAR MOBIL - Massa aksi membakar tiga mobil dan merusak belasan mobil lainnya yang terparkir di area kantor Gubernuran, Kota Semarang, Jumat (29/8/2025). (Iwan Arifianto)
BAKAR MOBIL - Massa aksi membakar tiga mobil dan merusak belasan mobil lainnya yang terparkir di area kantor Gubernuran, Kota Semarang, Jumat (29/8/2025). (Iwan Arifianto) (TribunJateng/ Iwan Arifianto)

Seiring waktu, ACAB menembus batas negara. Slogan ini bisa ditemukan dalam berbagai demonstrasi besar di dunia, mulai dari Arab Spring di Mesir, protes pro-demokrasi di Hong Kong, kerusuhan politik di Eropa, hingga aksi-aksi di Indonesia.

Di Amerika Serikat, ACAB kembali mengemuka pada 2020, bersamaan dengan gelombang protes Black Lives Matter setelah kasus kematian George Floyd di tangan polisi Derek Chauvin.

Sejak saat itu, slogan ini kian marak dijumpai di dinding kota, stadion sepak bola, mural, hingga dunia digital seperti TikTok, Instagram, bahkan game Animal Crossing.

Kontroversi yang Tak Pernah Padam

Meski populer, ACAB tidak lepas dari kontroversi.

Sebagian orang menafsirkannya secara literal, bahwa semua polisi bersalah karena menjadi bagian dari sistem bermasalah.

Namun, sebagian lain melihatnya sebagai kritik terhadap institusi, bukan serangan personal pada setiap individu polisi.

Bagi gerakan penghapusan polisi (abolitionist movement), ACAB dianggap sebagai alat komunikasi yang singkat, mudah dipahami, sekaligus provokatif.

Sebaliknya, serikat polisi menilai slogan ini merusak citra aparat dan memperlebar jurang kebencian publik terhadap institusi kepolisian.

ACAB dalam Budaya Populer

Kini, ACAB dan 1312 telah melintasi generasi dan batas budaya. Dari grafiti jalanan, musik punk, mural stadion, hingga meme media sosial, akronim ini tetap bertahan sebagai simbol perlawanan.

Seperti halnya lagu “F** tha Police”* milik N.W.A. pada 1988, ACAB membuktikan bahwa bahasa protes selalu menemukan jalannya dalam budaya populer.

Lebih dari sekadar kata-kata kasar, ACAB mencerminkan ketegangan panjang antara masyarakat dengan otoritas.

Sejarah panjangnya menunjukkan bahwa bentuk protes bisa berubah dari waktu ke waktu, tetapi semangatnya tetap sama: melawan ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan.

(TribunTrends.com/TribunLombok/Disempurnakan dengan bantuan AI)

Sumber: Tribun Lombok
Tags:
arti istilah viral1312ACAB
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved