7 Alasan Pratama Arhan Gugat Cerai Azizah Salsha, Goyah Sejak Januari 2024: Menderita Lahir Batin

TRIBUNTRENDS.COM - Kabar kandasnya rumah tangga pesepakbola Pratama Arhan dan Azizah Salsha mengejutkan publik.

Setelah dua tahun membina pernikahan, pasangan ini resmi bercerai melalui putusan verstek di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang, Banten, pada Senin, 25 Agustus 2025.

Gugatan cerai Arhan terhadap Azizah terdaftar sejak 1 Agustus 2025 dengan nomor perkara 4274/Pdt.G/2025/PA.Tgrs.

Kini, isi gugatan yang dilayangkan pemain Bangkok United itu pun terbuka ke publik dan mengungkap sejumlah alasan yang menjadi dasar perceraian mereka.

Keretakan Dimulai Awal 2024, Komunikasi Tak Lagi Terjalin

Dalam dokumen pengadilan, disebutkan bahwa kondisi rumah tangga Arhan dan Azizah mulai memburuk sejak Januari 2024.

Padahal sebelumnya, keduanya menjalani hubungan yang digambarkan cukup harmonis.

"Bahwa pada awalnya rumah tangga yang dijalani oleh Pemohon dengan Termohon berlangsung harmonis, namun, semenjak bulan Januari tahun 2024 rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai goyah, sering kali terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang sukar untuk diredam hingga sekarang."

Tujuh Alasan Utama Pratama Arhan Gugat Cerai Azizah Salsha

Gugatan cerai yang dilayangkan Pratama Arhan menyertakan tujuh poin utama yang menjelaskan akar permasalahan dalam rumah tangganya bersama Azizah Salsha.

Poin-poin ini menjadi sorotan publik, terlebih karena mengindikasikan adanya persoalan serius sejak lama.

Pemicu awalnya diduga Arhan merasa tak mendapatkan kasih sayang dari Azizah Salsha selama dua tahun pernikahan.

1. "Bahwa dalam perkawinan antara Pemohon dengan Termohon tidak baik-baik saja, Termohon tidak pernah memperlihatkan kasih sayang kepada Pemohon dengan baik, sehingga Pemohon merasa menderita lahir batin, dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus."

2. "Bahwa benar, Termohon memiliki rumah tangga yang tidak bisa dikomunikasikan antara Pemohon dengan Termohon, sehingga rumah tangga tersebut tidak pernah harmonis."

3. "Rasa tidak percaya antara Pemohon dengan Termohon yang menimbulkan kecurigaan sama-sama egois, sehingga seringkali menimbulkan perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon."