Breaking News:

Berita Viral

Nasib Tragis Merah Putih: One For All, Rating Terendah Sepanjang Sejarah Animasi Indonesia

Film animasi nasional bertajuk Merah Putih: One For All kini menjadi sorotan publik, jumlah penonton sangat sedikit.

Editor: jonisetiawan
Kolase Tribun/TBO
FILM SEPI PENONTON - Film animasi nasional bertajuk Merah Putih: One For All kini menjadi sorotan publik, jumlah penonton sangat sedikit meski sudah 7 hari tayang di bioskop. 

TRIBUNTRENDS.COM - Perjalanan film animasi nasional bertajuk Merah Putih: One For All kini menjadi sorotan publik setelah enam hari penayangan di bioskop.

Jumlah penontonnya menunjukkan tren yang berbanding terbalik dengan film populer asal Jepang, Demon Slayer: Infinity Castle, yang justru berhasil menyedot jutaan penonton dalam waktu singkat.

Sejak awal pemutarannya, film ini tidak lepas dari kontroversi. Kritik berdatangan terutama terkait kualitas animasi, proses produksinya yang dinilai terlalu terburu-buru, hingga keputusan pihak bioskop dalam penayangan.

Meski demikian, film karya anak bangsa tersebut masih bertahan di sejumlah layar bioskop Indonesia sejak rilis pada 14 Agustus 2025, bertepatan dengan momen menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia.

Baca juga: Daftar Drakor dan Film yang Dibintangi Kang Seo Ha, Termasuk Everything And Nothing

Penurunan Jadwal Tayang di Bioskop

Berdasarkan data dari aplikasi TIX ID pada Selasa (19/8/2025), film Merah Putih: One For All sudah mulai kehilangan slot tayang di berbagai bioskop.

Di XXI Kemang Village misalnya, masih tersedia empat jadwal penayangan yakni pukul 13.30, 14.55, 16.20, dan 20.10. Namun di beberapa lokasi lain, jumlah penayangan semakin terbatas.

Di XXI Kelapa Gading dan Alam Sutera, hanya tersisa dua jadwal per hari. Sementara itu, di XXI Puri dan Mega Bekasi, film ini hanya mendapat satu kali pemutaran, masing-masing pukul 17.05 dan 16.50.

Bahkan di Depok XXI, hanya ada satu jadwal di pukul 13.15. 

Kondisi lebih parah terjadi di XXI Metmall Cileungsi, di mana film tersebut sudah tidak lagi diputar sama sekali.

Perbandingan dengan hari pertama penayangan cukup mencolok. Ketika baru dirilis, satu bioskop bisa menayangkan hingga 4–5 kali sehari. Kini, slot semakin menyempit seiring dengan turunnya minat penonton.

Rating Terendah dan Kritikan Netizen

Selain penurunan jumlah tayang, film ini juga menghadapi badai kritik di dunia maya. Di situs IMDb, film produksi Perfiki Kreasindo ini hanya meraih rating 1 dari 10 bintang.

Pencapaian tersebut menempatkannya sebagai salah satu film animasi lokal dengan skor terendah sepanjang sejarah.

Akun X @cinepoint_ bahkan melaporkan bahwa Merah Putih: One For All kini berada di posisi paling bawah dalam daftar film yang masih beredar di bioskop Indonesia.

Hingga Senin (18/8/2025), jumlah penontonnya baru mencapai 2.276 orang angka yang sangat timpang jika dibandingkan dengan Demon Slayer: Infinity Castle yang sudah melampaui 1 juta penonton.

FILM SEPI PEMINAT - Ilustrasi bioskop, pengunjung tengah asyik menyaksikan film di bioskop.
FILM SEPI PEMINAT - Ilustrasi bioskop, pengunjung tengah asyik menyaksikan film di bioskop. (Kompas.com)

Pengalaman Penonton di Bioskop

Kenyataan pahit juga terlihat dari pantauan langsung di lapangan. Di XXI Mega Bekasi, misalnya, pada pemutaran pukul 13.50 WIB hanya ada tiga orang penonton.

Salah satunya adalah Hilmi (20), yang datang seorang diri karena penasaran setelah film ini ramai dikritik di media sosial, khususnya TikTok.

Hilmi menilai alur cerita film masih bisa dinikmati, tetapi kualitas animasi jauh dari ekspektasi, apalagi jika dibandingkan dengan informasi bahwa produksi film ini menghabiskan dana miliaran rupiah.

Meski begitu, ia tetap mengapresiasi upaya menghadirkan film bertema nasionalisme yang jarang diangkat oleh sineas lokal.

Menurutnya, dengan perencanaan yang lebih matang dan waktu produksi yang lebih panjang, film ini sebenarnya bisa menjadi tontonan yang lebih berkualitas.

Ia membandingkan dengan film Jumbo, yang butuh waktu lama untuk persiapan hingga akhirnya bisa diterima di bioskop dengan hasil lebih baik.

Baca juga: 5 Film Korea Terlaris, Raup Penonton Sampai Belasan Juta: Extreme Job hingga Along with the Gods

Produksi, Anggaran, dan Target Penonton

Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Film ini digarap oleh sutradara Endiarto dan Bintang Takari, dengan Toto Soegriwo sebagai produser utama.

Mengusung tema nasionalisme, film berdurasi 1 jam 10 menit ini ditujukan untuk kalangan pelajar SD dan SMP.

Namun publik terkejut ketika mengetahui bahwa produksi film hanya memakan waktu sekitar dua bulan, dengan dugaan penggunaan aset visual stok dari situs animasi seperti Reallusion. Padahal, dana yang disebutkan mencapai Rp 6,7 miliar.

Tidak heran jika trailer yang dirilis lebih dulu di YouTube sempat banjir kritik dan bahkan menjadi bahan meme.

Sutradara Endiarto menegaskan bahwa film ini tidak berorientasi pada keuntungan finansial, melainkan sebagai bentuk partisipasi memeriahkan perayaan Kemerdekaan RI.

Ia juga mengakui keterbatasan distribusi, sebab film ini hanya ditayangkan di 16 layar bioskop, termasuk jaringan XXI dan Sam’s Studio.

Dukungan dari Sam’s Studio

Sam’s Studio, jaringan bioskop yang didirikan pada 2024 oleh Sonu Samtani dan Raffi Ahmad, turut menayangkan film ini.

Berbeda dari bioskop pada umumnya, Sam’s Studio berkonsep standalone tidak berada di dalam mal dan membidik daerah-daerah yang bukan kota besar seperti Cianjur, Garut, dan Cibadak.

Selain menjadi tempat hiburan, Sam’s Studio juga mengusung misi sebagai pusat kebudayaan serta ruang untuk mendukung UMKM. Raffi Ahmad bahkan terlibat langsung melalui RANS Entertainment dalam penyediaan makanan dan minuman di jaringan bioskop ini.

Meski menuai kritik keras dan menghadapi tantangan dari sisi kualitas maupun jumlah penonton, film Merah Putih: One For All tetap layak diapresiasi sebagai upaya sineas lokal dalam menghadirkan karya bertema nasionalisme.

Namun, realita yang terjadi juga menjadi pelajaran penting: bahwa produksi film, apalagi animasi dengan biaya besar, memerlukan persiapan matang, riset mendalam, serta eksekusi yang rapi agar bisa diterima oleh publik luas.

***

(TribunTrends/Banjarmasinpost)

Tags:
ratingMerah Putih: One For Allbioskop
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved