Detik-detik Sepatu Paskibraka di Konawe Sulawesi Tenggara Lepas, Mantap Melangkah di Tanah Becek

TRIBUNTRENDS.COM - Langit kelabu menyelimuti langit Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada pagi peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Meski mendung menggantung dan hujan tak kunjung reda, 74 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tetap berdiri gagah di tengah lapangan berlumpur di depan Kantor Bupati Konawe.

Di bawah guyuran air dari langit, langkah kaki mereka tetap tegap, hentakan kaki tetap kompak, dan semangat tetap menyala.

Namun dari barisan yang rapi dan disiplin itu, ada satu pemandangan tak biasa yang mengundang haru dan kagum.

Seorang anggota Paskibraka perempuan, yang berada di barisan kelima dari pembawa baki, tetap melangkah tegas meskipun sepatu di kaki kirinya terlepas.

Tak ada raut gentar di wajahnya.

Tak ada jeda dalam langkahnya.

Ia memilih untuk tetap menunaikan tugas negara meski kakinya harus menjejak langsung ke tanah yang becek, dingin, dan licin.

Hujan yang mengguyur sejak pagi seolah menjadi saksi bisu keteguhan hati para pemuda dan pemudi terpilih itu.

Dengan seragam putih yang perlahan berubah menjadi kecokelatan oleh cipratan lumpur, mereka tetap tampil gagah dan kompak.

Semua mata tertuju pada barisan itu.

Dari deretan tamu undangan hingga para peserta upacara yang duduk di tenda bawah, tepuk tangan bergemuruh saat mereka menyaksikan semangat tak tergoyahkan yang terpancar di tengah hujan dan keterbatasan.

Momen itu bukan hanya tentang pengibaran bendera.

Itu adalah simbol pengabdian. Tentang bagaimana anak-anak muda Konawe mewakili harapan bangsa. Tentang bagaimana satu langkah kecil tanpa sepatu menjadi lambang keteguhan yang tak bisa dibeli oleh apa pun.

"Dalam pantauan, seluruhnya kompak dan fokus menjalankan tugas bakti negara, meskipun dengan pakaian kotor berlumpur."

Baca juga: Profil Serena Franscies, Wakil Wali Kota Terpilih Kupang 2024, Mantan Paskibra, Lulusan Inggris

Hujan tidak menjadi alasan. Tanah becek tidak menjadi hambatan. Karena dalam dada mereka, tugas suci untuk mengibarkan Merah Putih lebih besar dari segala rasa tidak nyaman yang dirasakan.