Putri Mpok Alpa Pingsan di Ruang Tamu, Tak Kuasa Berdiri Menatap Jenazah Ibu

TRIBUNTRENDS.COM - Pagi itu di rumah duka yang sederhana di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, udara terasa lebih berat dari biasanya.

Waktu seolah melambat ketika jenazah Nina Carolina, yang dikenal dengan nama panggungnya, Mpok Alpa, dibaringkan di ruang tamu rumah tempat ia membesarkan anak-anaknya.

Doa-doa mengalun, pelayat berdesakan, dan air mata mengalir tanpa henti.

Namun di tengah duka yang menyelimuti, ada satu pemandangan yang mengguncang hati siapa pun yang menyaksikan.

Sherly, putri sulung Mpok Alpa, terlihat limbung.

Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat.

Tak lama kemudian, ia pingsan. Runtuh dalam diam. Seolah jiwanya ikut terbang bersama kepergian sosok ibu yang tak lagi bisa dipeluknya.

Sherly mengenakan hoodie hijau pagi itu, pakaian sederhana yang menutupi perasaan kalutnya.

Ia dibopong oleh beberapa pria, dikeluarkan dari ruangan agar bisa dipulihkan dari kepedihan yang mendadak menelannya bulat-bulat.

Isak tangis pun mengiringi langkah mereka.

Tahlil dan istighfar tak putus dari bibir para pelayat.

Semua terdiam dalam duka, melihat seorang anak yang kehilangan dunia kecilnya.

“Telah berpulang sahabat kita Mpok Alpa.”

Kalimat itu dilontarkan oleh Irfan Hakim, dengan suara bergetar, dalam siaran langsung yang membuat jutaan mata ikut berkaca-kaca.

Ia tak mampu menahan tangisnya, seperti air yang meluap dari bendungan kesedihan.

Di sampingnya, Raffi Ahmad juga terlihat terdiam, terkejut, dan kehilangan kata.

“Sebenarnya Mpok Alpa sakit cancer dari beberapa bulan lalu,”
ujar Irfan Hakim dengan suara yang tak lagi bisa disembunyikan getirnya.

Selama ini, mereka telah tahu. Tapi tak satu pun dari mereka membuka suara. Semua dijaga rapat, sesuai permintaan sahabat mereka.

“Memang gak bisa kita sebarluaskan, memang gak pengen kita bilang,”
tambah Raffi Ahmad dengan nada penuh hormat.

Baca juga: Demi Mimpi Mpok Alpa Jadi Artis, Ayah Rela Jual Tanah dan Nyewa Rumah: Kini Tinggal Kenangan

Rahasia yang Dijaga Demi Tawa

Mpok Alpa, perempuan kuat yang selalu tampil ceria di layar kaca, ternyata sedang bertarung dalam diam.

Ia memilih menyembunyikan penyakitnya, bahkan saat tubuhnya melemah.

Saat rambut mulai rontok, ia hanya berkata, “Kemarin banyak yang bertanya kok pakai wig terus, dia bilang habis lahiran rontok,”
kenang Irfan Hakim sambil menundukkan kepala.

“Memang sebenarnya rambut sudah rontok,” lanjutnya.

Meski tengah hamil anak kembar, Mpok Alpa tetap menjalani kemoterapi.

Ia menanggung semuanya sendiri, dengan batas yang harus dijaga karena kehamilan.

“Dalam kondisi hamil Mpok Alpa mengeluh sakit, diperiksa terkena sakit parah, pengobatan dilakukan sejak hamil,”ujar Irfan pelan.

“Memang gak bisa terlalu keras (proses kemoterapi), karena lagi hamil,”
tambahnya lirih.

Ketika Kamera Menyala, Ia Tetap Tersenyum

Ada satu momen yang tak pernah terlupakan bagi Irfan Hakim.

Saat mereka syuting di lokasi terbuka, Mpok Alpa sempat berbisik kepadanya, wajahnya menahan nyeri.

Namun ketika kamera mulai merekam, sosok ceria itu kembali muncul, tanpa cela, seolah tak ada beban.

“Padahal ketika itu dia beneran sakit yang ‘aw’ gitu.”

Jauh sebelum dikenal sebagai komedian, Mpok Alpa sudah menapaki dunia hiburan sebagai penyanyi dangdut.

Ia manggung dari satu hajatan ke hajatan lain sejak masih SD.

Dengan suara merdu dan logat Betawi yang khas, ia menyihir panggung-panggung kecil sebelum akhirnya dunia mengenalnya lewat satu video curhat yang viral.

“Alis dilempeng-lempengin, bibir dimerah-merahin. Ajak kemana kek ini kita ya bang... Ya Allah, begini amat yak, saban hari. Tiap hari megangi penggorengan, megangin panci. Belum (lagi) ngurusin anak, Ya Allah bang ajak apa kita ini yang udah cakep ke mall. Nggak usah ke mall dah bang, ke Alpa (Alfamart) aye juga udah girang banget ini.. Eetdah bang, gimana sih nih ya? Upleek bae di rumah... Ya Allah,”

Kelakar sendu itu membawa tawa ke jutaan orang, sekaligus mengangkat nama Mpok Alpa ke dunia hiburan nasional.

Mpok Alpa meninggal dunia pada Jumat pagi, 15 Agustus 2025, di RS Dharmais.

Ia mengembuskan napas terakhirnya di usia 38 tahun.

Suaminya, Ajie Darmaji, tak kuasa berkata banyak.

Ia hanya memohon satu hal ketika ditelepon oleh Irfan Hakim dan Raffi Ahmad:

“Aa, ke sini Aa, tolong ke sini A.”

Sebuah permintaan sederhana dari hati yang sedang hancur.

Dan saat Raffi dan Irfan menjawab,

“Iya kita segera ke situ,”

Tangis kembali pecah.

(TribunTrends.com/ TribunSumsel.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)