Tangis Ibu Pecah! Temui Putrinya yang Tinggal di Rumah Reyot demi Cinta Tak Direstui

TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah video menyayat hati beredar luas di media sosial, menampilkan momen seorang ibu yang akhirnya mengunjungi putrinya setelah bertahun-tahun terpisah akibat konflik keluarga.

Pertemuan itu bukan sekadar reuni, melainkan ledakan emosi, air mata, penyesalan, dan kenyataan pahit yang tak terbantahkan.

Dalam rekaman tersebut, sang ibu tak kuasa menahan tangis histeris saat melihat bagaimana putrinya kini hidup, terkurung dalam sebuah bangunan reyot, jauh dari kata layak, bersama pria yang dulu ia perjuangkan demi cinta.

Kisah ini, dikutip dari Sanook.com pada Senin (11/8/2025), berawal dari keputusan sang putri yang kala itu bekerja paruh waktu.

Dirinya jatuh hati pada seorang pria, lalu memutuskan tinggal bersama. Namun rencana pernikahan mereka memicu penolakan keras dari keluarga. Semua nasihat dan larangan diabaikan.

Cinta telah membutakan logika, membuatnya meninggalkan rumah tanpa menoleh ke belakang, bahkan memutus hubungan darah demi pria pilihannya.

Baca juga: Calon Menantu Dedi Mulyadi Tega Usir Siswa SMA yang Makan di Kafe Saat Sidak Jam Malam: Pulang!

Sebelum kepergian itu, sang ibu pernah melontarkan kalimat yang menjadi awal dari jurang pemisah:

“Kalau kamu keluar dari rumah hari ini, kamu tidak akan bisa kembali lagi.”

Tak disangka, sumpah amarah itu menjadi kenyataan. Putrinya pergi, mencoba beberapa kali menghubungi keluarga, namun telepon tak pernah diangkat. Amarah telah mengeras menjadi tembok kebisuan.

Waktu pun berjalan, mengikis ego. Rindu akhirnya memaksa sang ibu mencari keberadaan sang anak.

Tapi sesampainya di sana, yang ia temukan hanyalah pilu: empat dinding berjamur tanpa perabotan, lantai yang dipenuhi sampah, gulma, dan alat pertanian.

Tempat tidur hanyalah papan kayu, nyaris lebih mirip gudang daripada rumah.

Dengan suara bergetar antara marah dan sedih, sang ibu mempertanyakan mengapa anaknya memilih hidup seperti ini, meninggalkan kenyamanan masa lalu bak seorang putri kecil di rumah orang tua.

Putrinya hanya terdiam, seakan mengakui bahwa ucapan ibunya dulu kini menjadi kenyataan pahit yang harus ia telan.

Sang ibu menyesali kata-kata kerasnya di masa lalu. Ia sadar, kalimat itu telah mengunci pintu pulang bagi sang anak. Saat ditanya mengapa tak kembali meski hidup begitu sulit, sang anak menjawab lirih:

“Meskipun jalan yang saya pilih harus saya jalani sambil berlutut, saya akan terus melangkah.”

Kini, sang ibu berencana membelikan rumah baru yang lebih layak untuk putrinya. Namun niat itu menuai perdebatan di dunia maya.

Sebagian warganet menilai sang ibu seharusnya menyimpan uang untuk masa tuanya, sementara anak yang sudah dewasa harus bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.

Di sisi lain, ada yang mendukung langkah sang ibu, menganggap kasih sayang orang tua memang tak mengenal batas, meski terkadang terselubung di balik amarah.

Banyak pula yang menyesalkan cara keluarga menangani konflik di awal, meyakini bahwa nasihat yang disampaikan dengan lembut mungkin bisa mencegah perpisahan panjang ini.

Namun di balik semua perbedaan pendapat itu, satu hal tetap jelas: cinta seorang ibu, meski pernah tertutup oleh ego dan amarah, tak pernah benar-benar padam.

***

(TribunTrends/Disempurnakan AI/TribunMedan)