Breaking News:

Gempa Rusia

Kisah Warga Sorong, Dilanda Ketakutan Meski Tsunami Belum Tiba, Amankan Berkas-berkas Penting

Kisah wanita di Sorong yang dilanda ketakutan akibat peringatan tsunami, mengaku sudah mengamankan berkas-berkas penting.

Editor: jonisetiawan
Generated by AI/Joni Irwan Setiawan
TSUNAMI ANCAM INDONESIA - Kisah wanita di Sorong yang dilanda ketakutan akibat peringatan tsunami pada Rabu, 30 Juli 2025, mengaku sudah mengamankan berkas-berkas penting. 

TRIBUNTRENDS.COM - Kisah seorang wanita di Sorong yang dilanda ketakutan akibat peringatan tsunami, dia mengaku sudah mengamankan berkas-berkas penting.

Kawasan reklamasi Sorong Modern City, atau yang lebih dikenal warga sebagai Tembok Berlin, mendadak berubah wajah pada Rabu (30/7/2025). 

Biasanya menjadi tempat favorit untuk jogging sore dan menikmati panorama laut, akibat gempa Rusia, kawasan ini justru dipenuhi warga yang datang bukan untuk berolahraga, melainkan karena gelisah dan ingin tahu.

Suasana menjadi berbeda setelah muncul imbauan waspada tsunami dari BMKG dan peringatan resmi dari Kepala BPBD Kota Sorong, Herlin Sasabone.

Warga segera merespons dengan mendatangi kawasan pesisir ini, sebagian untuk memantau langsung kondisi air laut, sebagian lain karena ketidakpastian yang menyelimuti informasi yang beredar.

Ancaman yang membuat cemas itu berasal ribuan kilometer jauhnya: gempa bumi bermagnitudo 8,7 mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia, pada pukul 06.24 WIB.

Menurut prediksi BMKG, gelombang tsunami akibat gempa tersebut bisa mencapai Kota Sorong sekitar pukul 16.24 WIT.

Baca juga: Warga Gorontalo Mengungsi Lagi, Trauma Lama Terbangun Usai Peringatan Tsunami Akibat Gempa Rusia

Warga Amankan Berkas Penting

Rabu, 30 Juli 2025, di atas beton kokoh kawasan reklamasi Sorong Modern City, seorang perempuan berdiri tegak, matanya tak lepas dari garis laut yang membentang. Maria, warga Rufei, menatap horison seolah mencari jawaban dari ombak yang belum bicara.

“Saya sudah tahu berita BMKG, jadi saya datang mau lihat, ini air pasang atau surut. Di rumah sudah siap-siap, berkas-berkas penting saya amankan,” katanya, dikutip dari TribunSorong.com.

Sorong tak lagi tenang. Kekhawatiran merambat pelan ke setiap sudut kota, menular dari satu orang ke yang lain.

Maria bukan satu-satunya. Tak jauh darinya, Ghio, seorang warga lain, juga berdiri memperhatikan laut.

Meski belum sempat membaca berita resmi, suara-suara dari tetangga cukup membuatnya waspada.

“Air kelihatannya masih tenang, belum ada pergerakan signifikan,” ujarnya.

Ia tak ingin mengambil risiko. Meski langit belum berubah warna dan laut belum menggulung ganas, kekhawatiran sudah lebih dulu tiba.

Bahkan anak-anak pun tak luput dari arus kecemasan. Mereka berdatangan, sebagian karena penasaran, sebagian ikut hanyut dalam gelombang kegelisahan yang menyelimuti para orang dewasa.

Tembok Berlin biasanya penuh tawa dan canda, kini berubah menjadi tempat mengintai bahaya yang tak kasatmata.

Sorong menunggu dalam diam. Laut mungkin masih tenang, tapi hati warganya bergemuruh.

AKIBAT GEMPA RUSIA - Ilustrasi gempa tsunami. Kecemasan mulai menjalar di Sorong. Warga bergegas menjauh dari pantai akibat gempa Rusia yang berpotensi tsunami pada Rabu, 20 Juli 2025.
AKIBAT GEMPA RUSIA - Ilustrasi gempa tsunami. Kecemasan mulai menjalar di Sorong. Warga bergegas menjauh dari pantai akibat gempa Rusia yang berpotensi tsunami pada Rabu, 20 Juli 2025. (Generated by AI/JIS)

Langit Tenang, Laut Tampak Diam, Namun Ancaman Tetap Mengintai

Pantauan langsung TribunSorong.com grup dari TribunTrends.com menunjukkan laut masih terlihat tenang.

Ombak kecil menggulung pelan, sementara beberapa perahu nelayan masih terlihat melintas di kejauhan.

Namun, ketenangan ini bukan jaminan keselamatan. Di balik keteduhan air laut, potensi bencana masih mengintai.

Gempa besar di Kamchatka tersebut diakibatkan oleh aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka, dengan mekanisme sesar naik (thrust fault), jenis gempa yang dikenal paling berpotensi memicu tsunami.

Baca juga: Kisah Ibu di Tengah Ancaman Tsunami di Gorontalo, Rumah Ditinggal, Harapan Dibawa

Imbauan Tegas dari BPBD Sorong: Hindari Pantai, Waspada Tsunami

Pasca peringatan dini tsunami yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong segera mengeluarkan imbauan kepada warga untuk menjauhi area pesisir pantai.

Peringatan tersebut terkait gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia, pada Rabu pagi (30/7/2025) sekitar pukul 06.24 WIB.

Getaran dahsyat dari kawasan lintas benua itu dinyatakan berpotensi memicu tsunami, termasuk mengarah ke sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur. Salah satu daerah yang masuk dalam status Waspada adalah Kota Sorong.

“BMKG sudah menyampaikan gelombang tsunami diperkirakan akan sampai ke Kota Sorong sekitar pukul 16.24 WIT dengan estimasi ketinggian 0,5 meter,” ujar Kepala BPBD Kota Sorong, Herlin Sasabone.

ANCAMAN TSUNAMI INDONESIA - Ilustrasi warga Sorong datangi Tembok Berlin usai adanya imbauan waspada tsunami akibat gempa Rusia pada Rabu, 30 Juli 2025.
ANCAMAN TSUNAMI INDONESIA - Ilustrasi warga Sorong datangi Tembok Berlin usai adanya imbauan waspada tsunami akibat gempa Rusia pada Rabu, 30 Juli 2025. (Generated by AI/Joni Irwan Setiawan)

Langkah Cepat dan Koordinasi Wilayah Pesisir

Merespons cepat peringatan ini, BPBD Kota Sorong telah menyiapkan surat pemberitahuan resmi kepada para kepala distrik yang wilayahnya berada di garis pantai. Distrik-distrik tersebut antara lain Maladumes, Sorong Barat, Sorong, dan Sorong Manoi.

“Warga kami imbau sementara waktu tidak beraktivitas di sepanjang garis pantai, termasuk biasa jogging sore di kawasan reklamasi,” tambah Herlin.

Koordinasi pun dilakukan dengan pengelola kawasan reklamasi agar akses ke area jogging sore ditutup sementara, sebagai bagian dari langkah antisipatif.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan di Sorong, Warga Panik di Tengah Ancaman Tsunami Akibat Gempa Rusia

Evakuasi dan Mitigasi Masih Terus Dikoordinasikan

Meski belum ada lokasi pengungsian khusus yang disiapkan secara resmi, BPBD menyebutkan bahwa koordinasi dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) masih terus berjalan, terutama di Distrik Sorong dan Sorong Barat.

“Lokasi evakuasi mengacu pada dokumen kebencanaan, seperti sekolah, kantor kelurahan, kantor distrik, serta rumah ibadah,” jelasnya.

Untuk sementara, nelayan dan warga yang biasa memancing di pesisir juga diminta tidak melaut dulu, meskipun pelayaran umum masih berjalan seperti biasa.

“Nelayan dan masyarakat biasa memancing di pesisir kami imbau menahan diri,” kata Herlin menegaskan.

Koordinasi dengan BMKG Terus Berjalan

Saat ini, BPBD Kota Sorong melakukan pemantauan ketat dan menjalin koordinasi intensif dengan BMKG Sorong, guna terus memperbarui informasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai perkembangan situasi.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel telah tayang di TribunSorong)

Tags:
SorongtsunamiRusiagempa
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved