Breaking News:

Dedi Mulyadi

Kisah Dewi Jubaedah, Korban Tewas dalam Pesta Rakyat Anak Dedi Mulyadi, Berebut Makan Karena Miskin

Dewi Jubaedah yang berumur 61 tahun saat meninggal itu memang hidup serba kekurangan khususnya terkait ekonomi.

Editor: Amir M
Istimewa/ Sidqi Al Ghifari/Tribun Jabar
PERNIKAHAN ANAK DEDI - (kiri) Warga berdesak-desakan di gerbang pendopo Garut menunggu gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. (kanan) Dewi Jubaedah, korban tewas gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. 3 orang 

TRIBUNTRENDS.COM - Antrean makan gratis syukuran pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memakan korban.

Wanita bernama Dewi Jubaedah tewas di pesta rakyat yang digelar Maula Akbar dan Putri Karlina.

Lantas seperti apa sebenarnya sosok Dewi Jubaedah?

Kisah pilu Dewi Jubaedah, korban tewas berdesakan di Pendopo Garut pada Jumat, 18 Juli 2025.

Dewi Jubaedah adalah 1 dari 3 orang yang tewas dalam antrean makan gratis syukuran pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yakni Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.

Dia dilaporkan sudah meninggal saat tiba di RSUD dr Slamet Garut usai dievakuasi dari gerbang Pendopo Garut.

Dewi meninggalkan 3 anak yang beranjak dewasa, salah satunya sudah berkeluarga.

Sosok Dewi Jubaedah diungkap tetangga kontrakannya di Koja, Jakarta Utara.

KTP Dewi Jubaedah memang masih KTP Jakarta meski sudah kembali ke kampung halamannya di Garut sekitar 4 tahun lalu.

Di mata tetangganya, Dewi Jubaedah sosok yang luar biasa.

Dia mampu bertahan di tengah himpitan ekonomi yang sangat keras di Jakarta.

Dewi Jubaedah yang berumur 61 tahun saat meninggal itu memang hidup serba kekurangan khususnya terkait ekonomi.

Diduga kuat, akibat kondisi ekonominya itulah yang membuat dia rela antre untuk mendapatkan makanan gratis.

Hal itu diungkap oleh tetangga kontrakan Dewi, Siti Khodijah (48), Sabtu (19/7/2025).

Siti Khodijah merupakan tetangga kamar saat korban masih tinggal di Jalan Lontar II RT 009 RW 04, Koja, Jakarta Utara.

Kondisi kehidupan dengan ekonomi sulit pun terlihat dari kontrakan yang pernah Dewi tinggali bersama mantan suaminya, Afrizal Sikumbang dan dua anak bernama Hendrik dan Asep yang hanya satu petak berukuran sekira 3x3 meter.

Beruntung, satu anak Dewi lainnya bernama Mia sudah tidak tinggal bersama keluarganya itu semenjak menikah. Kalau tidak, bisa dibayangkan mereka harus bertumpuk di ruangan sempit itu.

Khodijah yang akrab disapa Ijah bercerita, sejatinya Dewi juga mempunyai satu anak lainnya yang merupakan anak dari suami pertamanya.

Namun, dia tak mengetahui secara pasti identitas anak tersebut selain tiga anak lainnya.

Kontrakan yang disewa seharga Rp500 ribu per bulan itu, saat ini memang dalam keadaan tertutup karena sudah ada penghuni baru yang menempati semenjak Dewi dan keluarga pindah ke kampung halamannya di Garut, Jawa Barat sejak 2020 silam.

Ijah mengatakan jika kontrakan yang ditinggalinya itu hanya untuk tempat memejamkan mata atau tidur dengan ditemani barang-barang rumahan seperti lemari pakaian dan lain sebagainya.

Dapur untuk memasak pun berada di luar kontrakan. Kondisi ini sedikit berbeda dengan unit kontrakan yang Ijah tinggali di mana bagian dapur masih berada di dalam kontrakan tersebut.

WARGA BERDESAK-DESAKAN - Warga berdesak-desakan di gerbang pendopo Garut menunggu gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang.
WARGA BERDESAK-DESAKAN - Warga berdesak-desakan di gerbang pendopo Garut menunggu gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. (Istimewa)

"Ini mas, kecil lah ini kontrakannya mbak Dewi dulu. Masak (dapur) aja di luar sini, di depan pintu," kata Ijah kepada wartawan Tribun Network, Sabtu.

Ijah bercerita selama bertetangga, Dewi merupakan seorang pekerja keras.

Dia rela menjadi asisten rumah tangga (ART) di rumah tetangga-tetangganya agar dapurnya bisa ngebul setiap harinya.

Sementara sang suami bekerja sebagai seorang sopir pengantar barang-barang.

Namun, Ijah tak mengetahui apakah sang suami rutin memberikan nafkah atau tidak sebelum Dewi memutuskan untuk bercerai.

"Pekerjaan mbak Dewi dulu asisten rumah tangga. Nyuci, gosok di rumah-rumah warga. Kadang-kadang disuruh-suruh, Bu Dewi mau ini nggak, ya mau aja. Ambil aja, serabutan gitu aja," jelasnya.

Saking tak punya uangnya, Ijah mengatakan jika Dewi pun kerap menunggak bayar sewa kontrakan. 

Bahkan, satu anaknya bernama Hendrik pun putus sekolah.

Hanya putra bungsunya bernama Asep yang lulus sampai jenjang SMA dengan bantuan-bantuan keringanan biaya.

Setelah bertahun-tahun pindah, Hendrik yang sudah bekerluarga pun datang ke rumah Ijah untuk bersilaturahmi tepatnya pada lebaran Idul Fitri 2023 lalu.

Nyatanya, bayang-bayang kemiskinan pun masih menghantui keluarga Dewi.

Hendrik yang tak mempunyai gelar pendidikan pun mengaku hanya mengamen untuk menafkahi keluarganya.

"Kalau si Hendrik mah ya udah, lebaran tahun kemarinnya lagi, dua tahun yang lalu Dateng. Dateng ke sini si Almarhumah sama saya. Udah nikah tuh si Hendrik," jelasnya.

"Udah punya anak dua. Cuma dia, saya tanya, 'kerjanya apa kamu?' Ngamen. Iya, ngamen di jalan aja gitu," sambungnya.

Sehingga, Ijah menyebut keputusan Dewi ikut mengantre agar mendapatkan makanan gratis di rangkaian pesta pernikahan karena faktor ekonomi.

"Emang saya ngebatin, ya Allah, Mbak Dewi, mungkin karena keadaan ekonomi, kemungkinan ya. Saya kan sudah tau dia, susahnya dia kayak apa dulu," tuturnya.

Baca juga: Maula Akbar Nikahi Putri Karlina Pakai Aset Negara, Dedi Mulyadi Tegur: Jangan Gratisan!

TEWAS ANTRE MAKAN - Dewi Jubaedah, korban tewas gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. 3 orang tewas berdesakan sat mengantre makan gratis ini.
TEWAS ANTRE MAKAN - Dewi Jubaedah, korban tewas gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. 3 orang tewas berdesakan sat mengantre makan gratis ini. (sidqi al ghifari/tribun jabar)

Sebagai informasi, Gelaran makan gratis dalam rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina dan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memakan korban meninggal dunia. 

Peristiwa tersebut terjadi di gerbang barat alun-alun Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025). 

Tiga orang meninggal dunia, satu di antaranya merupakan anggota kepolisian Polres Garut

Dalam peristiwan itu, sebanyak 26 warga dikabarkan pingsan saat berdesak-desakan. 

Berikut data korban meninggal dunia: 

1. Vania Aprilia 8 tahun, Warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat

2. Dewi Jubaedah 61 Tahun, Ber-ktp Jakarta Utara 

3. Bripka Cecep Saeful Bahri, 39 tahun Anggota Polres Garut

(Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti)

Artikel ini telah tayang di TRIBUNJABAR.ID

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Dedi MulyadiDewi JubaedahGubernur Jawa BaratGarutMaula AkbarPutri KarlinaJakarta
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved