Berita Viral
Alasan India Bangun Flyover Tikungan 90 Derajat: Tiga Instansi Tak Sinkron, Lahan Sempit, Ego Besar
Terungkap alasan terbangunnya flyover kontroversial dengan tikungan tajam 90 derajat di kawasan Aishbagh, Bhopal, India.
Editor: jonisetiawan
Seorang insinyur yang enggan disebut namanya mengungkapkan kepada Times of India, bahwa keterbatasan lahan dan keberadaan stasiun metro menjadi alasan utama penggunaan desain ekstrem tersebut.
Sementara dalam pembelaan yang dikutip dari Global Construction Review, seorang pejabat menyebut:
“Apabila ada kemungkinan lebih banyak lahan tersedia, sudut tikungan flyover bisa berubah menjadi kurva yang lebih mulus.”
Baca juga: Detik-Detik Truk Colt Diesel Masuk Jurang di Tasikmalaya, Jalan Licin saat Hujan, Oleng di Tikungan
Tiga Kali Ubah Desain dalam 7 Tahun
Berdasarkan laporan The Indian Express, desain flyover mengalami tiga kali perubahan sejak 2018 akibat tarik ulur antara PWD dan Departemen Perkeretaapian.
- Desain Pertama (2018):
Awalnya disepakati tikungan 45 derajat agar selaras dengan jalan. Namun, ditolak oleh pihak Kereta Api karena seluruh lahan berada dalam area rel. Proses tender pun dihentikan. - Desain Kedua (2020):
Disesuaikan dengan keberadaan jalur Metro. General Arrangement Drawing (GAD) baru disusun dan disetujui Metro Rail, namun pihak Kereta Api tak melakukan revisi dan tetap membangun dengan posisi yang keliru. - Desain Ketiga (2023):
PWD akhirnya menyiapkan desain revisi dengan membangun dermaga tambahan di belakang struktur Kereta Api. Pelat jembatan PWD disambungkan ke pelat milik Kereta Api melalui dermaga ini. GAD terbaru memungkinkan ketiga pihak (PWD, Metro, dan Kereta Api) menyelesaikan pembangunan sesuai batas anggaran.
Peringatan Keselamatan dari Kereta Api
Namun Departemen Perkeretaapian justru mengklaim bahwa mereka telah lebih dulu memberikan peringatan.
Dalam surat bertanggal 4 April 2024, disebutkan:
“Bagian jembatan yang dibangun oleh PWD dan Perkeretaapian bertemu hampir membentuk sudut siku-siku, yang tidak memenuhi kebutuhan fungsional dan tidak aman bagi pengguna jalan.”
Flyover sepanjang 648 meter ini, yang awalnya diharapkan menjadi jalan pintas bagi ratusan ribu pengguna, kini malah menjadi simbol cacat koordinasi antar lembaga, desain buruk, dan kelalaian sistemik.
Kini, publik menanti: Apakah sanksi dan revisi desain cukup untuk mencegah bencana lebih besar di masa depan?
***
(TribunTrends/Kompas)
Siapa Becca Bloom? TikToker yang Pernikahannya Disebut Berbiaya Rp 100 Miliar, Keturunan Tionghoa |
![]() |
---|
Ketiban Rezeki Pengrajin Patung Iron Man yang Sempat Viral Dikira Punya Ahmad Sahroni, Banjir Order |
![]() |
---|
Jam Tangan Ahmad Sahroni Fantastis, Keluarga Bocah 14 Tahun Tak Niat Jual, Perasaan Campur Aduk |
![]() |
---|
Tertangkap Bawa AC, Wanita Lansia Penjarah Rumah Uya Kuya Bikin Haru saat Terungkap Kisah Hidupnya |
![]() |
---|
Identitas Driver Ojol Bareng Gibran Dipertanyakan, Publik Curiga Rekayasa, Bahrun Najah Klarifikasi |
![]() |
---|