Kabar Wilayah
Inilah Pusatnya Jawa, Wilayah di Jawa Tengah Ini Jadi Daerah Terkumuh Melebihi Pekalongan dan Tegal
Daerah di Jawa Tengah berikut ini menjadi wilayah paling kumuh di provinsi bahkan melampaui Pekalongan, padahal terletak di pusat pulau Jawa.
Penulis: Sinta Manila
Editor: Tim Newsmaker
Dijuluki sebagai “Pusere Jawa” atau "Pusatnya Jawa, tapi ironisnya kabupaten berikut ini justru menjadi titik terparah persoalan kawasan kumuh di jantung pulau Indonesia ini. Bahkan kumuhnya melebihi Pekalongan dan Tegal.
TRIBUNTRENDS.COM - Di balik pesona Pulau Jawa yang dikenal sebagai pusat ekonomi dan budaya Indonesia, terdapat sisi lain yang memprihatinkan.
Menurut data dari Satuan Kerja Pengembangan Permukiman (Satker PKP) Provinsi Jawa Tengah, ada wilayah-wilayah yang masih bergulat dengan persoalan kawasan kumuh yang cukup serius—bahkan mengalahkan kota-kota besar seperti Pekalongan dan Tegal.
Satker PKP, yang berada di bawah naungan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah, secara berkala melakukan survei dan pemetaan terhadap kondisi permukiman di berbagai daerah.

Hasil survei terbaru mencatat bahwa hingga tahun 2025, luas total kawasan kumuh di Jawa Tengah mencapai sekitar 5.203 hektare.
Dari data tersebut, dua wilayah tercatat sebagai yang paling terdampak, dengan tingkat kekumuhan yang mencolok:
1. Kabupaten Pemalang – Terkumuh Se-Jawa Tengah
Kabupaten Pemalang tercatat sebagai daerah paling kumuh di Jawa Tengah, dengan total kawasan kumuh mencapai 974 hektare.
Jumlah ini menempatkannya di posisi teratas, jauh melampaui daerah lain seperti Pekalongan.
Keprihatinan terhadap kondisi permukiman di Pemalang sempat menjadi viral, mengingat tingginya jumlah desa kumuh di wilayah ini.
Dari 419 desa kumuh di seluruh Jawa Tengah, sebanyak 56 desa berada di Pemalang saja.
Daerah-daerah dengan permukiman paling padat dan kumuh tersebar di lima kecamatan utama, yaitu:
- Kecamatan Pemalang
- Kecamatan Taman
- Kecamatan Petarukan
- Kecamatan Comal
- Kecamatan Ulujami

Yang menarik, meski menghadapi tantangan besar dalam penataan permukiman, Pemalang dikenal sebagai wilayah yang sangat strategis secara geografis.
Letaknya yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa membuatnya dijuluki sebagai "Pusere Jawa" atau “Pusatnya Jawa”.
Secara topografi, wilayah utara Pemalang berupa dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 6 hingga 13 meter di atas permukaan laut, berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Kondisi geografis ini turut berkontribusi terhadap kerentanan kawasan tersebut terhadap banjir dan kerusakan lingkungan, yang memperparah kondisi permukiman.
2. Kabupaten Pekalongan – Kumuh Akibat Ancaman Rob
Di posisi kedua, terdapat Kabupaten Pekalongan, dengan kawasan kumuh seluas 671 hektare.
Meski lebih kecil dibandingkan Pemalang, luas kawasan ini tetap menjadi perhatian serius karena dampaknya terhadap kehidupan warga.
Kawasan pesisir utara Kabupaten Pekalongan, khususnya, sangat rentan terhadap banjir rob dan abrasi akibat kenaikan permukaan air laut.
Beberapa permukiman bahkan mengalami degradasi lingkungan yang cukup parah.
Berdasarkan SK Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kota Pekalongan Nomor 430/1131 Tahun 2020, salah satu wilayah yang masuk dalam kategori kumuh adalah Kampung Bugisan, Kelurahan Panjang Wetan.

Kawasan ini terdiri dari lima RT dengan jumlah penduduk sekitar 1.150 jiwa, yang tinggal dalam kondisi permukiman yang padat dan minim fasilitas layak.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menangani persoalan kawasan kumuh ini melalui berbagai program penataan lingkungan dan peningkatan kualitas hunian.
Namun, tantangan besar masih membayangi, terutama di wilayah-wilayah dengan tekanan geografis dan urbanisasi tinggi.
Masih panjang jalan menuju permukiman yang layak bagi semua, namun data dan fakta ini menjadi pengingat penting bahwa pembangunan yang merata harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat—termasuk mereka yang tinggal di jantung Pulau Jawa sekalipun.