Kabar Wilayah
Inilah Kota Budaya, Wilayah di Jawa Tengah Ini Jadi Kota Ramah Anak Berturut-turut Ungguli Semarang
Sebuah kota di Jawa Tengah yang dijuluki Kota Budaya meraih banyak prestasi, kota ini jadi kota ramah anak berturut-turut mengungguli Semarang.
Penulis: Sinta Manila
Editor: Tim Newsmaker
Dari aroma liwet yang menggoda hingga sederet prestasi nasional, Kota Budaya ini kini menjelma menjadi kota paling maju dan paling ramah anak di Jawa Tengah. Mampu mengungguli Semarang dan Magelang.
TRIBUNTRENDS.COM - Dikenal luas dengan julukan Kota Liwet—karena kulinernya yang khas—Solo atau Kota Surakarta ternyata menyimpan segudang prestasi membanggakan.
Bukan hanya sebagai pusat budaya Jawa, kota ini juga berhasil menempatkan diri sebagai daerah termaju sekaligus kota layak anak selama enam tahun berturut-turut.
Tahukah kamu bahwa Solo dinobatkan sebagai kota paling maju di Provinsi Jawa Tengah versi Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024?

Dalam laporan resmi yang dirilis oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Solo meraih skor tertinggi dengan nilai IDSD mencapai 4,39.
Angka ini bahkan melampaui Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi (4,31) dan Kota Magelang (4,26), memperlihatkan dominasi Solo dalam berbagai aspek pembangunan daerah.
Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) sendiri merupakan alat ukur komprehensif yang mengevaluasi kemajuan suatu wilayah berdasarkan 12 pilar utama, mulai dari infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, hingga efisiensi pemerintahan dan inovasi.
Tak berhenti di situ, sejak tahun 2017 hingga 2023, Solo juga secara konsisten meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama—tingkatan tertinggi dalam klasifikasi nasional.
Dengan skor mencapai 851, Solo menjadi satu dari sedikit kota di Indonesia yang mampu mempertahankan komitmennya dalam pemenuhan hak-hak anak selama enam tahun berturut-turut.
Pemerintah Kota Solo kini menargetkan untuk meraih predikat KLA Paripurna pada tahun 2025, sebuah bentuk pengakuan tertinggi terhadap keberhasilan kota dalam menjamin hak sipil, perlindungan, kesehatan, pendidikan, hingga lingkungan tumbuh kembang yang aman bagi anak-anak.

Data kependudukan terbaru mencatat bahwa Kota Solo dihuni oleh 583.961 jiwa.
Dari jumlah itu, sekitar 146.607 jiwa (24,93 persen) adalah anak-anak—yang menjadi fokus utama dalam penerapan program Kota Layak Anak.
Sebagai informasi, kategori KLA dibagi menjadi empat tingkatan:
- Pratama (dasar)
- Madya (menengah)
- Nindya (maju)
- Utama (paling tinggi)
- Penilaiannya sendiri berdasarkan lima klaster hak anak, yakni:
- Hak sipil dan kebebasan
- Hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
- Hak kesehatan dasar dan kesejahteraan
- Hak pendidikan, waktu luang, dan kegiatan budaya
- Hak perlindungan khusus

Dengan berbagai penghargaan dan capaian ini, tidak mengherankan jika Solo kini tak hanya dikenal sebagai The Spirit of Java, tetapi juga sebagai kota yang ramah anak dan terus tumbuh dalam pembangunan yang inklusif.
Berbagai julukan seperti Kota Batik, Kota Budaya, hingga Kota Liwet semakin menguatkan identitas Solo sebagai kota yang kaya akan tradisi, tetapi juga progresif dalam pembangunan sosial.