Kabar Wilayah
Wilayah di Sulut Ini Bahasanya Mirip Tagalog Serasa Filipina, Bukan Bolaang Mongondow atau Tomohon
Keunikan Sangihe di Sulawesi Utara yang bahasanya 90 persep mirip bahasa Tagalog, bahasa resmi Filipina. Daerah kepulauan itu juga mirip budayanya.
Penulis: Sinta Manila
Editor: Tim TribunTrends
Tak banyak yang tahu, ada sebuah daerah di Sulawesi Utara yang lebih dekat dengan Filipina dibanding pusat pemerintahan Indonesia. Budaya di daerah tersebut juga mirip dengan Filipina bahkan bahasanya 90 persen mirip bahasa Tagalog, bahasa resmi Filipina. Manakah itu?
TRIBUNTRENDS.COM - Tahukah kamu bahwa ada sebuah wilayah di Sulawesi Utara yang letaknya lebih dekat ke Filipina daripada ke Jakarta, pusat pemerintahan Indonesia?
Wilayah ini bukan hanya unik karena posisi geografisnya yang berada di ujung utara Nusantara, tetapi juga karena kemiripan budayanya dengan negara tetangga, terutama dalam hal bahasa. Daerah tersebut bukan Bolaang Mongondow atau Minahasa.
Wilayah yang dimaksud adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe, daerah yang menjadi induk dari pemekaran dua kabupaten yaitu dari Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), masing-masing pada tahun 2002 dan 2007.

Ibu kotanya, Tahuna, menjadi pusat pemerintahan sekaligus gerbang menuju berbagai pulau terluar Indonesia yang berhadapan langsung dengan Filipina.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 736,98 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk mencapai 137.450 jiwa pada pertengahan tahun 2024.
Uniknya, dari Tahuna, kamu hanya membutuhkan waktu sekitar 6 jam perjalanan dengan kapal cepat untuk mencapai Pulau Balut di Filipina—jauh lebih singkat dibandingkan perjalanan laut ke pusat-pusat besar di Indonesia.
Rute kapal cepat ini tidak hanya menghubungkan Tahuna dengan Balut, tetapi juga singgah di sejumlah pulau terluar seperti Pulau Marore dan Miangas, hingga mencapai Davao, salah satu kota utama di selatan Filipina.
Tak heran jika hubungan budaya dan bahasa masyarakat Sangihe dengan Filipina begitu kuat.
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sangihe disebut memiliki kemiripan hingga 90 persen dengan bahasa Tagalog, bahasa resmi Filipina.

Hal ini diungkapkan oleh Nasrun Sandiah, seorang antropolog dari Universitas Sam Ratulangi. Menurutnya, masyarakat di Kepulauan Sangihe dan Talaud, bersama Bolaang Mongondow dan Minahasa, merupakan tiga kelompok etnis besar di Sulawesi Utara dengan akar sejarah yang kuat.
Catatan sejarah bahkan menyebutkan keberadaan sejumlah kerajaan yang pernah berjaya di wilayah ini sebelum tahun 1500, seperti Kerajaan Tabukan, Bohontehu, Kendahe, Tahuna, Manganitu, Siau, dan Tagulandang.
Jejak sejarah tersebut memperkuat identitas budaya lokal yang masih bertahan hingga kini.
Tak hanya kaya akan sejarah dan budaya, Sangihe juga menawarkan panorama alam yang menakjubkan. Deretan pantai dengan pasir putih bersih menghiasi hampir setiap sudut, seperti Pulau Mandaku, Pantai Embuhanga, Pantai Pananuareng, Pantai Malahi, dan Boulevard Tahuna.
Sementara itu, bagi pencinta alam pegunungan, ada Puncak Pusunge, Puncak Lose, hingga Gunung Awu, yang menyuguhkan pemandangan spektakuler dari ketinggian. Jangan lewatkan pula keindahan Air Terjun Sura Kakewang dan Air Terjun Kadadima yang menyejukkan.
