Breaking News:

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban PPG 2025: 5 Contoh Post Test Pembelajaran Sosial Emosional PSE 3, Platform Ruang GTK

Simaklah Pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025, modul pembelajaran yang tersedia di Platform Ruang GTK milik Kementerian Agama.

Editor: Sinta Darmastri
TribunTrends.com/freepik
PPG 2025 - Simaklah Pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025, modul pembelajaran yang tersedia di Platform Ruang GTK milik Kementerian Agama. 

TRIBUNTRENDS.COM - Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025, peserta diharuskan menyelesaikan berbagai modul pembelajaran yang tersedia di Platform Ruang GTK milik Kementerian Agama.

Salah satu modul penting dalam pelatihan ini adalah Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) 3, yang berfokus pada penguatan kompetensi sosial dan emosional guru sebagai bagian dari pembelajaran holistik.

Setelah mempelajari materi dalam Modul PSE 3, peserta akan menghadapi Post Test yang bertujuan untuk mengukur pemahaman mereka terhadap isi modul secara keseluruhan.

Post test ini menjadi tahap penilaian akhir sebelum peserta melanjutkan ke modul berikutnya atau menyelesaikan pelatihan.

Sebagai panduan dan bahan belajar mandiri, berikut disajikan contoh soal beserta kunci jawaban dari Post Test Modul PSE 3.

Informasi ini diharapkan dapat membantu peserta dalam memahami tipe soal yang mungkin muncul dan memperkuat persiapan mereka sebelum menghadapi ujian.

Baca juga: Kunci Jawaban PPG 2025: Latihan Pemahaman Modul 2 PSE Topik 1, Pentingnya CASEL

Modul Pembelajaran Sosial Emosional PSE 3

Kumpulan Soal Post Test

1. Anda adalah guru IPA SD yang ingin mengajarkan konsep daur ulang dan pengelolaan sampah kepada siswa kelas IV untuk menerapkan experiential learning. Anda merancang proyek "Eco-Project", yang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan sampah, pembuatan karya produk daur ulang sederhana dari sampah, dan presentasi hasil karya yang akan ditampilkan dalam pameran. Anda melibatkan guru Prakarya, Bahasa Indonesia, dan BK untuk mendukung berbagai aspek proyek, serta melibatkan orang tua untuk mendukung pengumpulan bahan baku dan mengundangnya hadir di pameran. Namun, muncul keluhan dari guru yang merasa khawatir akan mengganggu jam pelajarannya. Selain itu, siswa dan orang tua juga mengeluh karena harus mengumpulkan barang daur ulang dari rumah dan orang tua merasa terbebani harus membantu kegiatan ini di tengah kesibukan, sementara anak- anak dianggap belum mampu mengerjakan tugas ini secara mandiri. Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Menyicil pengumpulan benda daur ulang dan membuat kegiatan A prakarya di sekolah dengan bimbingan guru sehingga tidak membebani orang tua.

B. Melakukan diskusi dengan perwakilan orang tua siswa dan guru untuk B memahami kesulitan dan mendapatkan solusi yang saling mendukung agar proyek dapat berjalan.

C. Mengalihkan kegiatan proyek menjadi pembelajaran interaktif di kelas, seperti penayangan video, diskusi, dan penjelasan guru tentang daur ulang dan pengelolaan sampah.

D. Mengurangi cakupan proyek dengan kegiatan daur ulang sampah dari barang-barang yang dapat ditemui di sekolah sehingga siswa tidak perlu membawa barang dari rumah.

E. Tetap melaksanakan proyek ini sesuai dengan rencana dan menjelaskan kembali tujuan kegiatan ini serta meyakinkan orang tua mengenai manfaat yang akan siswa peroleh.

Kunci Jawaban: B. Melakukan diskusi dengan perwakilan orang tua siswa dan guru untuk B memahami kesulitan dan mendapatkan solusi yang saling mendukung agar proyek dapat berjalan.

2. Pada pertengahan semester, Anda melihat banyak siswa tampak lelah, kurang fokus, dan tidak bersemangat. Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Anda bersama guru BK merancang program "Cinta Diri dan Kesehatan Mental" untuk membantu siswa mengelola stres melalui kegiatan refleksi dan relaksasi yang disisipkan di sela pembelajaran. Agar program berjalan optimal, guru perlu mengikuti pelatihan singkat sebagai fasilitator di kelas. Namun, saat rencana ini disampaikan kepada guru mata pelajaran, muncul beberapa penolakan. Mereka menilai kondisi siswa adalah hal yang wajar bagi remaja, bukan tanggung jawab sekolah, dan merasa program ini bisa mengganggu waktu belajar. Salah satu guru bahkan berkomentar, "Anak-anak zaman sekarang memang begitu, jangan dibesar-besarkan. Itu urusan orang tua, bukan sekolah." Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Menyampaikan kembali rencana program dalam forum guru, menekankan manfaatnya, dan membuka ruang bagi guru yang bersedia untuk terlibat, sambil tetap menghormati pendapat guru lain.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 1/3
Tags:
kunci jawabanPSERuang GTK
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved