Breaking News:

Prabowo Didesak Copot Menkes, Budi Gunadi Sadikin Pasrah: Apa yang Saya Omongin Salah Semua

Komunikasi Menkes Budi Gunadi Sadikin dianggap kurang bijak, menimbulkan kegaduhan, hingga memunculkan desakan kepada Prabowo untuk mencopotnya.

Editor: Amir M
KOMPAS.com/FIRDA JANATI
MENKES BUDI GUNADI - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Kantor Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025). Komunikasi Menkes Budi Gunadi Sadikin dianggap kurang bijak, menimbulkan kegaduhan, hingga memunculkan desakan kepada Prabowo untuk mencopotnya. 

TRIBUNTRENDS.COM - Menkes Budi Gunadi Sadikin disorot akibat kebijakan dan pernyataannya yang kontroversial.

Bahkan sampai muncul desakan kepada Prabowo Subianto untuk mencopot menterinya tersebut.

Lantas, seperti apa tanggapan Menkes Budi Gunadi Sadikin mengenai hal tersebut?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merasa apa yang disampaikannya beberapa waktu belakangan kerap salah dipersepsikan publik. 

Gaya komunikasi Budi awalnya disorot oleh anggota Komisi IX DPR RI dalam rapat kerja yang berlangsung pada Senin (26/5/2025).

Salah satu legislator yang menyoroti gaya komunikasi Menkes adalah Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem, Nurhadi.

Dia menilai cara berkomunikasi Budi sebagai Menkes dianggap kurang bijak.

“Saya langsung ke Pak Menteri Kesehatan. Nah ini Pak, beberapa akhir ini, hari ini, Pak Menteri jadi sorotan, Pak. Kaitannya, saya menyoroti kaitannya dengan cara komunikasi Pak Menteri yang kurang wise, kurang bijaksana Pak,” ujar Nurhadi di Gedung DPR RI, Senin.

Nurhadi mencontohkan pernyataan Budi soal orang dengan lingkar pinggang besar yang ‘lebih cepat menghadap Allah’.

Pernyataan itu dianggap Nurhadi tak seharusnya keluar dari mulut seorang Menkes.

“Yang pertama, Bapak menyampaikan orang yang punya ukuran lingkar pinggang di atas 33 cm itu akan cepat menghadap Allah, Pak. Saya kira ini kok tidak… maksudnya Bapak levelnya Menteri harusnya enggak bicara seperti ini, Pak,” ucap Nurhadi.

“Harusnya Pak Menteri lebih bicara yang terduh, yang membuat masyarakat ini menerima informasi dari Kementerian Kesehatan ini membuat masyarakat terasa senang, damai, bahagia,” sambungnya.

Nurhadi juga menyinggung pernyataan Menkes yang menyatakan bahwa orang bergaji Rp 5 juta tergolong kurang pintar dan tidak sehat, jika dibandingkan pihak-pihak dengan pendapatan Rp 15 juta.

“Pak Menteri perlu tahu, Pak. Kalau di kami, Pak, di Kabupaten Blitar, di desa, orang dengan pendapatan Rp 5 juta itu sudah sejahtera, Pak. Sayur enggak beli, lauk enggak beli, Pak, mungkin belinya hanya beras, itu sudah sejahtera,” kata Nurhadi.

“Saya minta tolong, Pak Menteri, untuk statement-statement berikutnya lebih wise dan lebih bijaksana, lebih adem, bisa diterima masyarakat luas Indonesia, menuju Indonesia semakin sehat, berdaulat tahun Indonesia Emas 2045,” sambung Nurhadi.

Menkes ungkap maksud sebenarnya

Menjawab pernyataan Nurhadi, Menkes pun menjelaskan bahwa apa yang disampaikannya sebetulnya didasarkan pada niat baik untuk mendorong kesehatan masyarakat.

Dia mencontohkan pernyataan mengenai pendapatan masyarakat Rp 5 juta dan Rp 15 juta yang bukan bermaksud membanding-bandingkan.

Pernyataan itu bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.

“Ya mengenai komunikasi, ya memang apa yang saya omongin sekarang salah semua ya. Niatnya sebenarnya baik. Mengenai pendapatan itu sebenarnya angka Rp 5 juta, Rp 15 juga bukan maksudnya ke sana, Pak Nurhadi,” kata Menkes.

“Maksudnya adalah untuk jadi negara maju, memang kita baru bisa masuk negara maju kalau rata-rata pendapatan kita itu Rp 15 juta. Dan kita harus angkat bersama-sama, kan, supaya bisa jadi negara maju. Nah untuk bisa jadi kesana, masyarakatnya harus sehat,” sambungnya.

Oleh karena itu, lanjut Budi, penting bagi pemerintah untuk menjamin kesehatan masyarakat.

Sebab dengan kondisi kesehatan yang baik bisa menjadi faktor pendorong peningkatan pendapatan masyarakat.

“Nah cuman memang sekarang apa pun yang saya omongin dipotong dan disebarkannya begitu. Saya enggak ngerti juga apa yang terjadi dengan diri saya gitu ya. Tapi yang saya sampaikan adalah kalau mau jadi negara maju, secara definisi World Bank itu jelas, rata-rata pendapatan per kapitanya harus Rp 15 juta,” ucap Menkes.

“Nah kita di sektor kesehatan menjamin bahwa kita sehat, karena kalau kita sehat proses kenaikan rata-rata pendapatan itu bisa naik. Mungkin kemudian ada yang mengambil, kemudian memutar, menaruhnya seperti apa, niatnya seperti itu,” sambungnya.

Lebih lanjut, Menkes juga memberikan penjelasan mengenai pernyataannya soal lingkar pinggang.

Menurutnya, lingkar pinggang yang besar erat kaitannya dengan hipertensi dan diabetes.

Oleh sebab itu, lanjut Menkes, penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari hipertensi dan diabetes.

“Tapi kalau memperbaiki cara komunikasi, saya akan berusaha selalu memperbaiki cara komunikasi saya, dan semua masukan welcome,” pungkasnya.

Baca juga: Kronologi Menkes Budi Gunadi Sadikin Jatuh di Kamar Mandi, Dipicu Hipoglikemia: Saya Agak Bandel

MENKES BUDI GUNADI - Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
MENKES BUDI GUNADI - Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana, Jakarta, Kamis (8/5/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Prabowo didesak copot Menkes Budi Gunadi Sadikin

Seruan agar Presiden Prabowo Subianto mengganti atau me-reshuffle Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin keluar dari Ikatan Alumni (Iluni) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Mereka prihatin dan kecewa atas sejumlah kebijakan Budi Gunadi yang dinilai menurunkan kualitas dokter dan kesehatan di Indonesia.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan, pihak Istana Kepresidenan akan mendengarkan aspirasi-aspirasi publik, termasuk soal desakan agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Prasetyo mengatakan, desakan agar Budi dicopot merupakan bagian dari evaluasi yang dilakukan pemerintah.

“Nah itu bagian dari evaluasi-evaluasi kita, tentu mendengarkan aspirasi dari masyarakat, terutama masyarakat kedokteran. Teman-teman dokter kan adalah individu-individu atau insan-insan pilihan, pasti memberikan masukan itu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Prasetyo mengatakan, pemerintah terus mengikuti perkembangan isu terkait keluhan para dokter dari media massa.

(KOMPAS.com/ Tria Sutrisna)

Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Budi Gunadi SadikinMenkesMenteri KesehatanPrabowo Subianto
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved