Kondisi Kejiwaan Dedi Mulyadi Dipecat Gegara 'Baju Lebaran,' Kepala SDN Sawahkulon Purwakarta Ikhlas
Beginilah kondisi kejiwaan Dedi Mulyadi yang dipecat gegara wajibkan siswa SDN Sawahkulon Purwakarta pakai baju Lebaran: Saya bersyukur & introspeksi
Editor: Agung Santoso
Beginilah kondisi kejiwaan Dedi Mulyadi yang dipecat gegara wajibkan siswa SDN Sawahkulon Purwakarta pakai baju Lebaran: Saya bersyukur dan introspeksi
TRIBUNTRENDS.COM - Langkah tegas dan mengejutkan datang dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta. Kepala SDN Sawahkulon, Dedi Mulyadi, resmi dinonaktifkan dari jabatannya setelah kebijakan yang ia keluarkan menuai kontroversi.
Dedi diketahui menginstruksikan seluruh siswa untuk mengenakan pakaian Lebaran di hari pertama masuk sekolah pasca-libur Idulfitri 1446 H—sebuah aturan yang disebut-sebut menyimpang dari norma dan tujuan pendidikan.
Kebijakan tersebut memantik perdebatan di kalangan masyarakat, pendidik, dan pengamat pendidikan.
Banyak yang menganggap kebijakan itu tidak proporsional dan terlalu mengedepankan aspek simbolik dibandingkan substansi pendidikan.
Namun di tengah polemik yang memanas, Dedi justru menunjukkan ketenangan dan sikap besar hati.
Sikap Legawa dan Optimisme yang Tak Luntur
Dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (8/4/2025), Dedi Mulyadi menyampaikan pernyataan yang mencerminkan kedewasaan dan keikhlasannya dalam menerima keputusan tersebut.
“Benar, saya menerima keputusan Disdik Purwakarta. Insya Allah, ini adalah langkah yang baik bagi saya untuk lebih bersyukur dan introspeksi,” ujarnya dengan nada tenang.
Dedi pun mengaku tidak menyimpan rasa kecewa, bahkan melihat peristiwa ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan membuka lembaran baru dalam kariernya sebagai pendidik.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan yang pernah diberikan. Semoga ke depan saya bisa berkontribusi lebih baik, mungkin di tempat yang berbeda,” tambahnya, menunjukkan semangat yang tetap menyala.
Kebijakan yang Menabrak Nilai Dasar Pendidikan
Penonaktifan Dedi dilakukan berdasarkan instruksi langsung dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang disampaikan melalui Kepala Disdik, Purwanto—yang akrab disapa Kang Ipung.
Purwanto menegaskan bahwa kebijakan yang mewajibkan siswa mengenakan pakaian Lebaran tidak memiliki landasan dalam konteks pendidikan dan justru berpotensi mengalihkan fokus siswa dari esensi kegiatan belajar.
“Kebijakan seperti ini tidak ada hubungannya dengan tujuan pendidikan. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang netral dan inklusif. Jangan sampai simbol-simbol budaya atau keagamaan digunakan sebagai keharusan dalam lingkungan sekolah,” tegas Purwanto.
Viral Istilah Arab Spring, Identik dengan Protes dan Revolusi di Timur Tengah, Kapan Itu Terjadinya? |
![]() |
---|
PNS Sabar Dulu! Kenaikan Gaji Tahun 2025 Ditunda, Ini Nominal Gaji September 2025 |
![]() |
---|
Sebelum Reshuffle, Sri Mulyani Pamer Papan Bunga Dukungan dari Rakyat: Jangan Lelah Cintai Indonesia |
![]() |
---|
Fadel Islami Bocorkan Muzdalifah Ikut Program IVF, Ungkap Hasilnya: Semoga Ada Hikmahnya |
![]() |
---|
Bansos Tahap 3 Mulai Cair September Ini, KPM Peralihan ke KKS Baru Terima Rp 1,5-3 Juta di Rekening |
![]() |
---|