Breaking News:

Berita Viral

Viral Bayi 16 Bulan Dibawa Olahraga ke Pusat Kebugaran, Bisa Pulldown & Angkat Besi, Ortu Dikecam

Seorang balita berusia 16 bulan di Provinsi Jiangxi, China viral karena dirinya berolahraga di gym, orangtua langsung banjir kritikan.

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
SCMP/TribunTrends
BAYI OLAHRAGA GYM - Orang tua di Provinsi Jiangxi, China bawa balita berusia 16 bulan berolahraga di gym, banjir kecaman. | Foto diolah dari scmp Jumat, 21 Maret 2025. 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang balita berusia 16 bulan di Provinsi Jiangxi, China timur, menjadi sorotan publik setelah video dirinya berolahraga di gym viral di media sosial.

Orang tuanya dikritik karena membawa putra mereka ke sasana sejak bayi, menimbulkan perdebatan mengenai keselamatan dan perkembangan anak.

Menurut laporan, balita tersebut mulai mengenal lingkungan gym sejak usianya baru satu bulan.

Kini, di usianya yang masih sangat muda, ia telah mampu melakukan berbagai latihan, termasuk lat pulldown dan beberapa bentuk angkat besi.

Aksi sang balita mengundang kekaguman sekaligus kecaman dari warganet dan para ahli kesehatan.

Baca juga: Maling di India Kepergok Pemilik Gym Mau Mencuri, Langsung Dihukum Lari di Treadmill Berjam-jam

Sebagian masyarakat menilai bahwa membiarkan anak sekecil itu melakukan latihan di gym adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. 

Para dokter dan ahli perkembangan anak mengingatkan bahwa tubuh balita masih dalam tahap pertumbuhan dan rentan terhadap cedera.

Latihan dengan beban yang tidak sesuai dapat berdampak buruk pada pertumbuhan tulang dan otot mereka.

Namun, orang tua balita tersebut membela keputusan mereka.

Menurut mereka, anak mereka menunjukkan minat alami terhadap olahraga dan mereka selalu mengawasinya untuk memastikan keamanannya.

Mereka juga berpendapat bahwa membiarkan anak terbiasa dengan gaya hidup aktif sejak dini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatannya.

BAYI OLAHRAGA GYM - Potret balita berusia 16 bulan di Provinsi Jiangxi, China timur, berolahraga di gym, foto diolah dari scmp Jumat, 21 Maret 2025.
BAYI OLAHRAGA GYM - Potret balita berusia 16 bulan di Provinsi Jiangxi, China timur, berolahraga di gym, foto diolah dari scmp Jumat, 21 Maret 2025. (SCMP/TribunTrends)

Meski demikian, para ahli tetap menyarankan agar anak-anak di bawah usia tertentu lebih fokus pada aktivitas fisik yang sesuai dengan perkembangan mereka, seperti bermain dan berlari, daripada latihan dengan beban.

Organisasi kesehatan pun menekankan pentingnya keamanan dan keseimbangan dalam aktivitas fisik anak-anak.

Kasus ini menunjukkan perlunya diskusi lebih lanjut mengenai batasan aman dalam mengenalkan olahraga kepada anak-anak.

Meskipun gaya hidup sehat dan aktif penting, pendekatan yang tepat dan sesuai usia tetap menjadi faktor utama dalam memastikan pertumbuhan anak yang optimal.

Bayi Meninggal di Perut

Sementara itu beberapa waktu lalu sempat viral, kisah memilukan dialami seorang wanita karena ulah suaminya sendiri.

Sang suami memaksanya memasak makanan untuk menu sahur.

Pdahal saat itu sang istri mau melahirkan bayinya.

Nahas hal buruk malah terjadi pada wanita ini.

Baca juga: Potret Nenek Gendong Bayi di China Ini Viral, Usianya Baru 39 Tahun Tapi Sudah Punya Cucu

Dikutip dari mStar, Rabu (12/3/2025) umat Islam harus menghadapi banyak ujian selama bulan Ramadan, selain menahan lapar dan haus.

Tak terkecuali seorang wanita hamil yang kehilangan bayi dalam kandungannya akibat sikap suaminya yang terlalu egois.

Kisah memilukan ini diceritakan oleh seorang petugas medis di media sosial, yang melibatkan wanita tersebut saat ia sedang hamil 32 minggu.

Mengingat kejadian yang diyakini terjadi di Indonesia, dokter tersebut mengatakan bahwa wanita tersebut datang ke klinik untuk pemeriksaan kesehatan.

Kisah pilu seorang wanita hamil tua, karena ulah suaminya yang meminta dimasakkan menu sahur bayi dalam kandungan meninggal
Kisah pilu seorang wanita hamil tua, karena ulah suaminya yang meminta dimasakkan menu sahur bayi dalam kandungan meninggal (mStar)

Ia didapati menderita komplikasi kesehatan dan tekanan darah tingginya dapat menyebabkan kejang.

Dalam keadaan darurat ini, wanita perlu segera melahirkan bayinya, meskipun jasa bidan diperlukan untuk menanganinya.

Namun, dalam kasus kehamilan, pihak rumah sakit perlu terlebih dahulu mendapatkan izin dari suami sebelum tim medis melakukan proses persalinan.

Sayangnya, sang suami yang dihubungi melalui telepon memberi tahu saya bahwa ia sedang sibuk dan memberikan berbagai alasan.

Baca juga: Influencer China Ini Rela Bayar Rp 22 Juta Per Hari Buat Sewa Robot untuk Kerjakan Pekerjaan Rumah

Bahkan, saat diberi tahu kabar duka tentang istrinya, ia mengaku hanya bisa sampai di puskesmas dalam waktu sekitar dua jam.

Sesampainya di klinik, pria itu bersikeras untuk mengantar istrinya pulang dengan alasan bahwa istrinya tampak baik-baik saja dan bahwa dia perlu memasak untuk makan sahur pertama.

"Malam ini adalah puasa pertama. 

Aku tidak ingin melewatkan momen spesial ini. 

Istriku seharusnya sudah pulang malam ini.

"Istri saya harus memasak untuk berpuasa. 

Kami juga harus mengurus anak-anak lain.

"Kalau sekarang kita ke rumah sakit, bagaimana dengan sahur nanti? 

Tolong kabari saya ya, dok. 

Istri saya sehat," kata pria itu tanpa memikirkan nyawa istri dan anaknya yang belum lahir.

Karena ingin agar dokter memahami situasinya, sang suami dengan yakin menjelaskan bahwa dia akan bertanggung jawab atas istrinya dan anak yang belum lahir.

Kisah pilu seorang wanita hamil tua, karena ulah suaminya yang meminta dimasakkan menu sahur bayi dalam kandungan meninggal
Kisah pilu seorang wanita hamil tua, karena ulah suaminya yang meminta dimasakkan menu sahur bayi dalam kandungan meninggal (mStar)

"Dia adalah istriku, dan dia juga mengandung anakku," tegasnya.

Keesokan harinya, dokter dan bidan di pusat kesehatan menunggu kedatangan wanita hamil tersebut.

"Jam kerjanya sudah berganti, tapi dia belum juga datang. 

Ibunya diduga dibawa ke tempat lain untuk melahirkan," kata dokter tersebut.

Namun alangkah terkejutnya ketika wanita itu muncul di pusat kesehatan tiga hari kemudian dengan perutnya yang membesar tetapi masih belum melahirkan.

"Setelah diperiksa, tekanan darahnya masih tinggi. 

Detak jantung janin tidak terdeteksi. 

Itu artinya janin meninggal dalam kandungan," katanya.

Menurut petugas, akibat sikap egois sang suami, nyawa istri dan anak terancam, yang akhirnya berujung pada kematian bayi dalam kandungan.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan/Nafis)

Tags:
bayiGYMangkat besi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved