Deretan Kontroversi William Codeblu, Skandal Pemerasan Rp350 Juta hingga Kisruh dengan Farida Nurhan

Namun, pada 17 November 2024, toko kue CT membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa produk yang didistribusikan telah melewati proses Quality Control.

Meski sudah dibantah, Codeblu tetap membuat video teguran kepada toko tersebut pada Januari 2025.

Tuduhan ini kembali mengemuka pada 26 Februari 2025, dan pada 28 Februari 2025, Codeblu akhirnya meminta maaf setelah mengetahui bahwa informasi yang ia sampaikan tidak benar.

Namun, pada 1 Maret 2025, muncul tuduhan baru yang lebih serius, yaitu bahwa Codeblu meminta uang sebesar Rp 350 juta dari toko kue CT sebagai imbalan untuk menghapus ulasan negatifnya.

Tuduhan ini memperburuk reputasi Codeblu, namun istri Codeblu, Theresia Rosalinda, dengan tegas membantahnya. 

Ia menjelaskan bahwa Rp 350 juta adalah tarif untuk jasa konsultasi, bukan imbalan untuk menghapus ulasan.

Kontroversi ini menggambarkan pentingnya verifikasi informasi sebelum membagikan ulasan di media sosial, mengingat dampaknya terhadap reputasi bisnis dan kehidupan pribadi.

3. Disorot Anggota DPR RI

Kontroversi yang melibatkan Codeblu dan toko kue CT akhirnya menarik perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, menyatakan keprihatinannya terkait konten-konten review makanan yang bisa merugikan pelaku usaha kuliner jika tidak disertai verifikasi yang cukup.

Ia menyarankan perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap kreator konten untuk melindungi kedua belah pihak, baik produsen maupun konsumen.

Mufti Anam juga menyoroti kelengahan dari Kementerian Perdagangan dalam melindungi produsen dan konsumen dari ulasan yang tidak berbasis fakta.

Dengan adanya perhatian dari DPR, isu ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan konten kreator dan bagaimana kebebasan berbicara harus seimbang dengan tanggung jawab sosial.

DPR berencana untuk mendorong regulasi yang lebih jelas, khususnya di sektor ulasan makanan, untuk melindungi reputasi bisnis dan menjamin hak konsumen.

4. Diboikot karena sering Review Negatif