Harta Raffi Ahmad Tembus Rp 1 Triliun, Hotman Paris Sebut Harusnya Jauh Lebih Besar: Kalah Sama Gue!

Masih dikutip dari halaman lhkpn.kpk.go.id, Raffi Ahmad diketahui memiliki hutang sebesar Rp136 miliar.

Bantah Jadi Tempat Pencucian Uang

Raffi Ahmad sebelumnya menjadi sorotan usai dituding terlibat kasus pencucian uang.

Punya harta mencapai triliunan rupiah, kekayaan luar biasa yang dimiliki Raffi Ahmad memicu dugaan bahwa ayah tiga anak tersebut terlibat dalam praktik pencucian uang (money laundering).

Meskipun jaringan bisnisnya yang luas di bidang hiburan, kuliner, fesyen, kecantikan, olahraga, hingga properti, namun itu rupanya belum cukup untuk mematahkan tuduhan tersebut.

Baru-baru ini, Raffi Ahmad buka suara soal tudingan soal pencucian uang.

Hal itu disampaikan Raffi Ahmad dalam acara For Your Pagi yang tayang di akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Kamis (6/2/2025).

Dalam acara tersebut, Raffi Ahmad memberi izin untuk merinci jumlah kekayaan yang diperoleh dari penghasilannya selama berkarier di dunia hiburan.

"Raffi pencucian uang, ya silakan dijabarkan aja," ucap Raffi Ahmad.

Suami Nagita Slavina itu mengaku terkejut dengan total kekayaannya yang mencapai Rp 1 triliun.

Namun, ia merasa jumlah tersebut masih wajar mengingat dirinya yang selalu meladeni lebih dari satu program atau sinetron setiap hari selama hampir 15 tahun.

"Dari dulu alhamdulillah dipercaya sama beberapa tv itu lebih dari 10 tahun malah justru hampir 15 tahun loh. Aku flashback pas masih zaman sinetron, sinetron tuh selalu dua terus jadi host selalu tiga acara selama 15 tahun setiap hari jadi dipikir-pikir ya memang (hartanya bisa mencapai segitu)," jelasnya.

Selain dari pekerjaan yang sibuk, Raffi mengungkapkan bahwa sebagian besar penghasilannya berasal dari peningkatan nilai aset yang ia beli beberapa tahun lalu.

"Misalnya uang itu aku beliin rumah. Rumah yang dulu harganya berapa sekarang udah naik berapa kan," sambungnya.

Raffi membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menghitung pendapatannya agar bisa mengumpulkan kekayaan.

Ia menekankan bahwa tidak ada yang disembunyikan, dan jika suatu hari induk perusahaannya melaksanakan penawaran umum perdana (IPO), kemungkinan besar kekayaannya bisa bertambah atau malah berkurang.