Breaking News:

Berita Viral

Penumpang Singapore Airlines Pukul Pramugari, Berujung Diturunkan dari Pesawat, Videonya Viral

Seorang penumpang yang aniaya kru kabin dalam penerbangan Singapore Airlines menuju Shanghai diturunkan pada Kamis, 6 Februari 2025.

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Tiktok
PENUMPANG SINGAPORE AIRLINES: Seorang penumpang yang melakukan penganiayaan terhadap kru kabin dalam penerbangan Singapore Airlines menuju Shanghai diturunkan pada Kamis, 6 Februari 2025. 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang penumpang yang melakukan pelecehan terhadap kru kabin dalam penerbangan Singapore Airlines menuju Shanghai diturunkan dan diserahkan kepada pihak berwenang setempat pada Kamis, 6 Februari 2025.

Insiden ini menyebabkan penerbangan mengalami penundaan hampir dua jam sebelum akhirnya berangkat dari Bandara Changi.

Peristiwa bermula saat penerbangan SQ826 bersiap untuk lepas landas. 

Baca juga: Wanita Beli Koper Bekas dari Bandara, Temukan iPad hingga Barang Branded di Dalamnya, Untung Banyak

Beberapa penumpang yang membagikan kejadian ini di media sosial China, Xiaohongshu, mengungkapkan bahwa seorang wanita bersikeras menggunakan toilet saat pesawat sedang meluncur. 

Ia dikabarkan menggedor pintu toilet dan melecehkan kru kabin secara verbal, yang akhirnya memaksa pilot untuk kembali ke bandara demi keselamatan semua penumpang dan awak pesawat.

Dalam sebuah video yang beredar di TikTok, terlihat seorang pramugari memberi tahu para penumpang bahwa pesawat harus kembali ke bandara akibat insiden tersebut. 

Wanita yang terlibat terdengar membela diri dalam bahasa Mandarin, menyalahkan maskapai atas keterlambatan dan berdebat dengan penumpang lain yang merasa terganggu.

Rekaman lain di Xiaohongshu bahkan menunjukkan momen ketika wanita itu dan temannya dikawal keluar dari pesawat, disambut dengan tepuk tangan dari penumpang lain.  

Menanggapi kejadian ini, juru bicara Singapore Airlines mengonfirmasi bahwa penumpang tersebut melakukan pelecehan verbal dan fisik terhadap kru kabin saat pesawat bersiap lepas landas.

Maskapai menegaskan bahwa keselamatan pelanggan dan staf adalah prioritas utama mereka serta menolak mentoleransi perilaku kasar, baik di darat maupun di udara.  

Akibat insiden ini, penerbangan mengalami penundaan selama satu jam 46 menit sebelum akhirnya berangkat dari Singapura pada pukul 3.01 pagi.

Singapore Airlines juga menegaskan komitmennya untuk menjaga lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya dan memastikan penerbangan yang nyaman bagi seluruh penumpang.

Ibu Tunggu Putrinya di Bandara, Sang Anak Meninggal Kecelakaan Pesawat Jeju Air

Sementara itu beberapa waktu lalu, pesawat komersil Jeju Air mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.

Kecelakaan yang terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024 itu menewaskan 179 penumpang.

Hanya ada 2 orang yang selamat pada insiden tragis tersebut, keduanya merupakan pramugari.

Sementara itu dari 179 orang yang tewas, dua di antaranya merupakan warga negara Thailand, sebut saja A dan B.

A adalah mahasiswi berusia 22 tahun sedangkan B merupakan wanita berumur 45 tahun.

Sejatinya, A hendak mengunjungi sang ibu yang selama ini tinggal di Korea Selatan.

Ibu A tinggal di Korea Selatan menggunakan visa migrasi setelah dinikahi pria Korea.

Ia sebenarnya sudah menunggu di bandara Muan untuk menyambut kedatangan A dari Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok. 

Namun nahas, kecelakaan terjadi saat pesawat yang ditumpangi putrinya mendarat.

Ibu A sangat terkejut ketike mendengar musibah tersebut.

Ia terus menanti kabar lebih lanjut mengenai kondisi para korban.

Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan
Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan (YouTube MBCNEWS)

Dua Dugaan Penyebab Pesawat Jatuh, Bukan karena Burung

Dikutip dari The Korea Times, pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 terbang dari Bangkok, Thailand pada Minggu pukul 01.30 dini hari waktu setempat.

Pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Muan di Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 08.30 waktu setempat.

Namun sebelum kecelakaan terjadi, pesawat sempat berusaha untuk mendarat, tetapi tidak berhasil.

Pesawat kemudian berputar-putar di sekitar bandara dan mencoba mendarat kembali dengan badan pesawat keluar dari landasan pacu.

Berbagai penafsiran telah muncul terkait penyebab jatuhnya pesawat.

Meski penyelidikan awal menunjukkan kegagalan rangka pesawat menyusul "tabrakan burung" sebagai penyebab utama.

Penyebab pastinya masih belum diumumkan  tetapi beberapa analis sudah mengajukan berbagai kemungkinan penyebab.

Termasuk gangguan teknis dengan menyatakan bahwa mesin dan rem di kedua sisi pesawat pasti gagal berfungsi sehingga terjadi kecelakaan seperti itu.

Namun tabrakan burung saja tidak mungkin menyebabkan kegagalan serentak di semua komponen penting.

Para ahli penerbangan sebagian besar sepakat bahwa roda pendaratan yang tidak dapat dioperasikan merupakan penyebab langsung kecelakaan.

"Jika Anda melihat videonya, roda pendaratan tidak memanjang, dan pesawat jatuh dengan kehilangan kecepatan yang sangat sedikit," kata profesor Choi Kee-young dari Universitas Inha.

Baca juga: Hari Ini V BTS Ultah, Big Hit Music Tak Buat Postingan Khusus, Ikut Berduka Insiden Pesawat Jeju Air

Tim pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dan mengevakuasi penumpang sesaat setelah pesawat Boeing 737 800 Jeju Air nomor penerbangan 7C2216 jatuh di Bandara Internasonal Muan, Korea Selatan
Tim pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dan mengevakuasi penumpang sesaat setelah pesawat Boeing 737 800 Jeju Air nomor penerbangan 7C2216 jatuh di Bandara Internasonal Muan, Korea Selatan (Korea Times/Park Si-mon)

"Pesawat memiliki beberapa rem dan jika roda pendaratan tidak berfungsi, mesin penggerak terbalik mengangkat sayap, yang berfungsi sebagai rem udara. Namun, rem tersebut tampaknya tidak berfungsi dalam kasus ini."

Para ahli mengidentifikasi tabrakan burung sebagai penyebab paling mungkin dari kegagalan fungsi roda pendaratan, karena kemungkinan telah memengaruhi mesin dan sistem hidrolik.

"Jika burung terbang ke mesin, itu dapat merusak mesin dan memengaruhi sistem hidrolik yang terhubung dengannya," kata Kim Kyu-wang, direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Hanseo.

"Sistem hidrolik menaikkan dan menurunkan roda pendaratan selama lepas landas dan mendarat, dan bagian itu mungkin telah rusak."

Namun beberapa pihak berpendapat bahwa kegagalan satu mesin akibat tabrakan burung tidak mungkin mengakibatkan hasil yang mengerikan seperti itu.

Mereka mencatat bahwa meskipun satu mesin rusak akibat tabrakan burung, mesin kedua dapat menggerakkan roda pendaratan, yang menunjukkan kemungkinan adanya masalah sistemik tambahan.

"Saat mendarat dengan posisi perut, pesawat harus memperlambat lajunya dengan menciptakan lebih banyak hambatan pada sayap, tetapi hal ini tidak terlihat dalam video," kata profesor Choi.

"Dugaan saya, kedua mesinnya rusak," katanya.

 "Jika kedua mesin rusak, seluruh pesawat akan jatuh dan perintah pilot tidak dapat disampaikan."

Baca juga: Tragedi Pesawat Azerbaijan Airlines: Fakta Terbaru Penyebab Jatuh dan Upaya Bantuan Internasional

Proses evakuasi pesawat Jeju Air
Proses evakuasi korban pesawat Jeju Air (AFP/JUNG YEON-JE)

Para ahli meminta dilakukannya penyelidikan menyeluruh untuk menentukan apakah kecelakaan itu disebabkan oleh serangan burung, cacat badan pesawat, atau buruknya perawatan.

"Kami perlu menganalisis penyebabnya tetapi sangat tidak biasa jika ketiga roda pendaratan gagal digunakan," kata Kim In-gyu, direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Dirgantara Korea.

"Sulit untuk menyimpulkan bahwa tabrakan dengan burung saja yang menjadi penyebabnya. Kita juga perlu memeriksa apakah pesawat itu memiliki cacat bawaan."

Penjelasan Pejabat Korea

Pejabat Korea Selatan sedang menyelidiki kecelakaan Pesawat Jeju Air 7C2216, termasuk dampak dari potensi tabrakan burung dan cuaca. 179 dari 181 orang di dalamnya tewas.

Wakil Menteri Transportasi Joo Jong-wan mengatakan panjang landasan pacu 2.800 meter bukan merupakan faktor penyebabnya, dan dinding di ujung landasan dibangun sesuai standar industri.

Jeju Air menolak berkomentar tentang penyebabnya selama konferensi pers, dengan mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

***

(TribunTrends.com/Jonisetiawan/Febriana)

Tags:
pesawatSingapore Airlinespramugari
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved