Breaking News:

Upaya DeepSeek di Indutri AI di Masa Depan, AI Baru Asal China Berniat Geser Kepopuleran ChatGPT?

China telah meluncurkan AI baru bernama DeepSeek dan mengungkapkan rencananya di masa depan, ingin menggeser kepopuleran ChatGPT

SouthChinaMorningPost
MISI DEEPSEEK - DeepSeek mengungkapkan rencananya di masa depan. AI asal China berupaya menggeser kepopuleran ChatGPT, AI asal Amerika Serikat. 

TRIBUNTRENDS.COM - China telah meluncurkan AI baru bernama DeepSeek dan mengungkapkan rencananya di masa depan.

Apakah DeepSeek ingin menggeser kepopuleran ChatGPT, AI asal Amerika Serikat?

Diketahui, DeepSeek merupakan artificial intelligence (AI) baru yang berasal dari China.

AI ini menjadi pesaing berat ChatGPT dan Google Gemini.

Baca juga: Perbedaan DeepSeek & ChatGPT, AI Asal China Terapkan Sistem Open-Source, Apa Itu? Ini Penjelasannya

Masa Depan DeepSeek

Dengan strategi yang berfokus pada pengembangan teknologi fundamental dan komitmen terhadap open-source, DeepSeek berupaya menjadi pemain utama dalam industri AI global.

Yang mana saat ini ChatGPT menjadi AI yang memiliki kepopuleran tinggi di masyarakat dunia.

Keputusan perusahaan untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi justru menciptakan standar baru dalam pengembangan AI, menjadikannya sebagai salah satu harapan terbesar China dalam menghadapi persaingan teknologi dengan Amerika Serikat.

Dalam beberapa bulan mendatang, langkah DeepSeek akan terus dipantau oleh para pelaku industri dan pemerintah, baik di China maupun di luar negeri.

Jika berhasil, DeepSeek berpotensi menjadi perusahaan AI pertama asal China yang benar-benar mampu menyaingi dominasi OpenAI dan perusahaan teknologi Amerika lainnya.

Pendekatan Berbeda dalam Pengembangan AI

Di bawah kepemimpinan Liang Wenfeng, DeepSeek mengambil pendekatan yang berbeda dari mayoritas perusahaan teknologi China.

Jika kebanyakan perusahaan memilih untuk mengadaptasi dan mengembangkan inovasi luar negeri dengan cepat, DeepSeek lebih fokus pada riset fundamental dalam pengembangan model AI.

Perusahaan ini tidak tertarik membangun aplikasi pengguna akhir, melainkan lebih memilih untuk mengembangkan model AI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain.

 

Pekan lalu, DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim lebih efisien dalam penggunaan data dan biaya dibandingkan layanan lain yang ada.

Peluncuran ini bahkan memicu aksi jual saham teknologi global, menunjukkan dampak besar DeepSeek terhadap lanskap AI dunia.

Keputusan DeepSeek untuk tidak hanya menjadi pengikut di industri AI juga ditegaskan oleh Liang dalam wawancara dengan media China, Waves, pada Juli lalu.

"AI China tidak bisa selamanya hanya menjadi pengikut.

Kita sering mengatakan ada kesenjangan satu hingga dua tahun antara AI China dan Amerika Serikat, tetapi perbedaan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan imitasi," ujarnya.

Mendorong Budaya Open-Source

Salah satu langkah strategis yang diambil DeepSeek adalah menerapkan sistem sumber terbuka (open-source) pada model AI mereka, berbeda dengan OpenAI yang menggunakan sistem tertutup.

Dengan model open-source, pengembang di seluruh dunia dapat mengakses dan memodifikasi kode dasar sesuai kebutuhan mereka.

Menurut Liang, budaya open-source adalah faktor utama yang memberi keunggulan bagi Silicon Valley dibandingkan China.

"Meskipun OpenAI bersifat tertutup, ia tidak dapat menghentikan pihak lain untuk mengejar ketertinggalan.

Open-source lebih merupakan praktik budaya daripada strategi bisnis.

Perusahaan yang menerapkan pendekatan ini akan memiliki kekuatan lunak," ujarnya.

Pendekatan ini menandakan pergeseran paradigma dalam strategi pengembangan teknologi di China, dari sekadar mengejar keuntungan finansial menjadi lebih berorientasi pada inovasi dan eksplorasi ilmiah.

Profil Liang Wenfeng dan Perjalanan Kariernya

Liang dibesarkan di Provinsi Guangdong, wilayah yang dikenal sebagai pusat kapitalisme pasar di China sejak era 1980-an dan 1990-an.

Berbeda dengan kebanyakan orang di lingkungannya yang lebih tertarik pada bisnis, Liang lebih menonjol dalam bidang akademik.

Pada usia 17 tahun, ia diterima di Universitas Zhejiang, salah satu universitas paling prestisius di China, dan mengambil jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi.

Ia kemudian melanjutkan studi magister di bidang Teknik Informasi dan Komunikasi, yang diselesaikannya pada 2010.

Pada 2015, Liang mendirikan sebuah dana lindung nilai (hedge fund) kuantitatif yang menggunakan algoritma matematis dalam perdagangan saham, menggantikan analisis manusia.

Portofolio dana tersebut berkembang pesat hingga mencapai lebih dari 100 miliar yuan (sekitar 13,79 miliar dollar AS) pada akhir 2021.

Namun, pada April 2023, perusahaan tersebut mengumumkan pergeseran fokus dari dunia investasi ke eksplorasi kecerdasan buatan tingkat lanjut (Artificial General Intelligence/AGI).

Sebulan kemudian, DeepSeek resmi didirikan.

AGI sendiri didefinisikan sebagai sistem AI yang dapat melampaui kemampuan manusia dalam sebagian besar tugas bernilai ekonomi.

Menurut Liang, tantangan dalam mencapai AGI inilah yang menarik talenta terbaik di industri AI untuk bergabung dengan DeepSeek.

"Bakat terbaik tentu saja tertarik pada tantangan terbesar di dunia. Tujuan kami tetap meraih AGI," ujarnya dalam wawancara dengan Waves. 

(TribunTrends.com/Kompas.com)

 

Sumber: Kompas.com
Tags:
DeepSeekChinaChatGPT
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved