Breaking News:

Upaya DeepSeek di Indutri AI di Masa Depan, AI Baru Asal China Berniat Geser Kepopuleran ChatGPT?

China telah meluncurkan AI baru bernama DeepSeek dan mengungkapkan rencananya di masa depan, ingin menggeser kepopuleran ChatGPT

SouthChinaMorningPost
MISI DEEPSEEK - DeepSeek mengungkapkan rencananya di masa depan. AI asal China berupaya menggeser kepopuleran ChatGPT, AI asal Amerika Serikat. 

"AI China tidak bisa selamanya hanya menjadi pengikut.

Kita sering mengatakan ada kesenjangan satu hingga dua tahun antara AI China dan Amerika Serikat, tetapi perbedaan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan imitasi," ujarnya.

Mendorong Budaya Open-Source

Salah satu langkah strategis yang diambil DeepSeek adalah menerapkan sistem sumber terbuka (open-source) pada model AI mereka, berbeda dengan OpenAI yang menggunakan sistem tertutup.

Dengan model open-source, pengembang di seluruh dunia dapat mengakses dan memodifikasi kode dasar sesuai kebutuhan mereka.

Menurut Liang, budaya open-source adalah faktor utama yang memberi keunggulan bagi Silicon Valley dibandingkan China.

"Meskipun OpenAI bersifat tertutup, ia tidak dapat menghentikan pihak lain untuk mengejar ketertinggalan.

Open-source lebih merupakan praktik budaya daripada strategi bisnis.

Perusahaan yang menerapkan pendekatan ini akan memiliki kekuatan lunak," ujarnya.

Pendekatan ini menandakan pergeseran paradigma dalam strategi pengembangan teknologi di China, dari sekadar mengejar keuntungan finansial menjadi lebih berorientasi pada inovasi dan eksplorasi ilmiah.

Profil Liang Wenfeng dan Perjalanan Kariernya

Liang dibesarkan di Provinsi Guangdong, wilayah yang dikenal sebagai pusat kapitalisme pasar di China sejak era 1980-an dan 1990-an.

Berbeda dengan kebanyakan orang di lingkungannya yang lebih tertarik pada bisnis, Liang lebih menonjol dalam bidang akademik.

Pada usia 17 tahun, ia diterima di Universitas Zhejiang, salah satu universitas paling prestisius di China, dan mengambil jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi.

Ia kemudian melanjutkan studi magister di bidang Teknik Informasi dan Komunikasi, yang diselesaikannya pada 2010.

Pada 2015, Liang mendirikan sebuah dana lindung nilai (hedge fund) kuantitatif yang menggunakan algoritma matematis dalam perdagangan saham, menggantikan analisis manusia.

Portofolio dana tersebut berkembang pesat hingga mencapai lebih dari 100 miliar yuan (sekitar 13,79 miliar dollar AS) pada akhir 2021.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
DeepSeekChinaChatGPT
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved