Breaking News:

Sosok

Sosok Liang Wenfeng, Pencipta DeepSeek, AI Asal China 'Musuh' ChatGPT dari AS, Pendidikan Mentereng

Ini sosok Liang Wenfeng, pria di balik hadirnya DeepSeek, startup artificial intelligence (AI) asal Tiongkok yang menjadi saingan ChatGPT

|
The Leap
PENDIRI DEEPSEEK - Sosok Liang Wenfeng, pendiri perusahaan rintisan AI asal China, DeepSeek 

TRIBUNTRENDS.COM - Ini sosok Liang Wenfeng, pria di balik hadirnya DeepSeek

Pria berusia 39 tahun itu membuat startup artificial intelligence (AI) asal Tiongkok yang menjadi saingan ChatGPT.  

ChatGTP sendiri merupakan AI dari perusahaan OpenAI asal Ohio, Amerika Serikat. 

Baca juga: ChatGTP Ketar-ketir, DeepSeek Hadir Jadi Penantang Baru Asal China, Tawarkan 2 Keunggulan Ini

Liang Wenfeng, pendiri perusahaan rintisan AI asal China, DeepSeek, telah menjadi sorotan dalam beberapa minggu terakhir. Pada usia 39 tahun, ia kini dipandang sebagai salah satu harapan industri teknologi China dalam menghadapi ketatnya kontrol ekspor yang diberlakukan Amerika Serikat.

Liang selama ini ia tidak menonjol atau low profile hingga 20 Januari 2025, ketika ia menjadi salah satu dari sembilan tokoh yang diundang untuk berbicara di simposium tertutup yang dipimpin Perdana Menteri China, Li Qiang.

Sebelumnya, ia hanya pernah memberikan dua wawancara untuk media, satu kepada Waves pada tahun lalu dan satu lagi pada 2023. Selain itu, ia jarang tampil di depan publik. DeepSeek sendiri tidak menanggapi permintaan wawancara.

Mengenal DeepSeek AI buatan Tiongkok yang sedang viral, disebut akan menyaingi ChatGPT dan Google Gemini.
Mengenal DeepSeek AI buatan Tiongkok yang sedang viral, disebut akan menyaingi ChatGPT dan Google Gemini. (via bankinfosecurity)

Dalam simposium tersebut, penampilan muda Liang tampak kontras dengan para akademisi, pejabat, dan pemimpin konglomerat milik negara yang lebih senior di sekitarnya, sebagaimana terlihat dalam gambar dan video yang dirilis oleh CCTV. 

Namun, undangan yang diberikan kepadanya menunjukkan pengakuan Beijing atas peran penting DeepSeek dalam membentuk masa depan AI global yang menguntungkan Tiongkok.

Pekan lalu, DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim menggunakan lebih sedikit data dengan biaya lebih murah dibandingkan layanan lain yang ada saat ini. Peluncuran ini bahkan memicu aksi jual saham teknologi global.

Tahun lalu, CEO Baidu, Robin Li, berbicara dalam simposium serupa. Ia mengumumkan pesaing ChatGPT pertama China pada Maret 2023 dan menyatakan bahwa Tiongkok tidak akan bisa menyaingi kesuksesan OpenAI yang didukung Microsoft. 

Oleh karena itu, menurutnya, perusahaan Tiongkok sebaiknya fokus pada penerapan model AI yang sudah ada untuk tujuan komersial.

Namun, di bawah kepemimpinan Liang, DeepSeek mengambil pendekatan berbeda dengan menghindari pengembangan aplikasi. Perusahaan ini lebih memilih untuk mengalokasikan sumber daya dan talenta riset guna menciptakan model AI yang dapat menyaingi atau bahkan melampaui OpenAI. 

Ke depan, DeepSeek ingin tetap fokus pada pengembangan model AI mutakhir yang dapat digunakan oleh perusahaan lain untuk membangun produk bagi konsumen dan bisnis.

Pendekatan ini berbeda dari tren industri teknologi Tiongkok yang umumnya mengadaptasi inovasi luar negeri, mulai dari aplikasi ponsel pintar hingga kendaraan listrik, lalu mengembangkannya dengan kecepatan tinggi.

Mengejar Orisinalitas dalam AI

"AI Tiongkok tidak bisa selamanya hanya menjadi pengikut. Kita sering mengatakan bahwa ada kesenjangan satu hingga dua tahun antara AI Tiongkok dan Amerika Serikat, tetapi perbedaan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan imitasi," ujar Liang dalam wawancara dengan Waves pada Juli lalu.

Halaman
12
Tags:
Liang WenfengDeepSeekChinaChatGPT
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved