Breaking News:

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Guru Penggerak: Modul 2.3 - Kemitraan Adalah Posisi Coach Terhadap Coachee

Berikut kunci jawaban soal PMM - Guru Penggerak: Modul 2.3 - Kemitraan adalah Posisi Coach Terhadap Coachee.

Editor: Dhimas Yanuar
Freepik
Berikut kunci jawaban soal PMM - Guru Penggerak: Modul 2.3 - Kemitraan adalah Posisi Coach Terhadap Coachee. 

Berikut kunci jawaban soal PMM - Guru Penggerak: Modul 2.3 - Kemitraan adalah Posisi Coach Terhadap Coachee.

TRIBUNTRENDS.COM - Simak kunci jawaban soal PMM - Guru Penggerak Modul 2.3:

Modul 2.3 berisi pertanyaan: Prinsip coaching yang diwujudkan dengan membangun kesetaraan antara coach dan coachee.

Tanpa ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah diantara keduanya adalah...

Pertanyaan itu di atas merupakan Modul 2.3: Coaching dan Supervisi Akademik dalam Pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak Tahun 2024

Baca juga: Kunci Jawaban PMM Modul 2: Upaya untuk Mempelajari Target Perilaku, Disiplin Positif Guru Penggerak

Jawaban:

Prinsip kemitraan. Kemitraan adalah posisi coach terhadap coachee-nya adalah mitra.

Itu berarti setara dalam coaching, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah.

Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri.

Coach merupakan rekan berpikir bag coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri.

Konsep Coaching secara Umum

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).

Coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya (Whitmore, 2003).

Coaching sebagai “…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” (International Coach Federation -ICF).

Coaching dalam Konteks Pendidikan

Tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.

Keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.

Paradigma Berfikir Coaching

Tindakan untuk dapat membantu rekan sejawat untuk mengembangkan kompetensi diri mereka dan menjadi otonom, pentingnya perlu memiliki paradigma berpikir coaching terlebih dahulu.

Paradigma tersebut adalah (1) Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, (2) Bersikap terbuka dan ingin tahu, (3) Memiliki kesadaran diri yang kuat, (4) Mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Jawaban lain:

Modul kedua Guru Penggerak membahas tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Modul tersebut berisi topik-topik yang dapat membantu guru dalam meningkatkan potensi setiap peserta didik dan rekan sejawat, salah satunya lewat coaching untuk supervisi akademik.

Coaching adalah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi dan berorientasi pada hasil untuk memaksimalkan potensi pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan individu.

Dalam relasi guru dengan guru, coaching bisa dilakukan untuk meningkatkan performa kerja atau menyelesaikan suatu masalah. Proses coaching dilakukan dengan prinsip kesetaraan. 

Dengan kata lain, coach mempunyai kedudukan yang setara dengan coachee. Jadi, coaching menekankan pada upaya mencari solusi bersama untuk mencapai tujuan tertentu, bukan memberikan solusi kepada seseorang.

Paradigma Berpikir Coaching

Sebelum melakukan coaching, guru penggerak harus mempunyai paradigma berpikir coaching terlebih dahulu. Dikutip dari Modul 2.3 Guru Penggerak: Supervisi Akademik terbitan Kemdikbud, ada empat paradigma berpikir coaching, yaitu:

1. Fokus pada Coachee
Paradigma berpikir coaching yang pertama berfokus pada coachee atau orang yang ingin dikembangkan. Saat melakukan coaching, fokus coach berpusat pada topik percakapan, bukan pada situasi yang dibawa oleh coachee.

2. Bersikap Terbuka dan Rasa Ingin Tahu
Seorang coach juga harus bersikap terbuka dengan pemikiran dan karakter coachee. Hal tersebut bisa diterapkan dengan berpikir netral terhadap apa yang dilakukan dan dikerjakan coachee. Berikut beberapa ciri dari sikap terbuka:

Tidak menghakimi, memberikan label, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain.
Menerima pemikiran orang lain dengan tenang.
Memiliki rasa ingin tahu terhadap apa yang membuat coachee melakukan tindakan tertentu atau mempunyai pemikiran tertentu.

3. Mempunyai Kesadaran Diri yang Kuat
Kesadaran diri yang kuat sangat diperlukan dalam proses coaching. Coach harus mampu menangkap adanya perubahan emosi/energi yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat.

4. Mampu Melihat Peluang
Seorang coach harus mampu membantu coachee dalam melihat peluang yang ada di masa depan dengan mempertimbangkan potensi yang mereka miliki saat ini.
Prinsip Coaching

Tak hanya memiliki paradigma berpikir coaching, guru penggerak juga harus memahami prinsip-prinsip coaching agar proses pendampingan yang dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Menurut International Coaching Federation, ada tiga prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan coaching, yakni kemitraan,  proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

1. Kemitraan
Dalam coaching, posisi coach setara dengan coachee. Artinya, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah kedudukannya. Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri. Coach hanya berperan sebagai rekan berpikir bagi coachee dalam proses belajar.

2. Proses Kreatif
Coaching adalah proses mengantarkan seseorang dari situasi saat ini ke situasi ideal yang diinginkan seseorang di masa depan. Situasi ideal tersebut diwujudkan dengan proses kreatif melalui percakapan dan diskusi yang memacu proses berpikir coachee.

3. Memaksimalkan Potensi
Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan coachee, proses kreatif perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan sendiri oleh coachee.

(*)

(TRIBUNTRENDS/TribunSumsel)

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
Modul 2.3kunci jawabanGuru Penggerak
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved