Breaking News:

Keluarga Raja Yogyakarta

Adu Gaya Marrel Suryokusumo vs Drasthya Wironegoro, Cucu Sultan Hamengkubuwono X Pakai Baju Keraton

Berikut ini potret Drasthya Wironegoro dan Marrel Suryokusumo tampil dengan busana Keraton selengkapnya, siapa paling gagah?

Penulis: Amir M
Editor: Amir M
kratonjogja.id// Instagram @marrel.sk
Drasthya Wironegoro dan Marrel Suryokusumo cucu Sultan Hamengkubuwono X 

TRIBUNTRENDS.COM - Sebagai cucu Sultan Hamengkubuwono X, Drasthya Wironegoro dan Marrel Suryokusumo kerap terlibat dalam berbagai acara Keraton Jogja.

Putra GKR Mangkubumi dan GKR Condrokirono kerap tampil gagah dengan busana keraton, mulai dari busana Kesatrian Ageng hingga Surjan Lurik.

Berikut ini potret Drasthya Wironegoro dan Marrel Suryokusumo tampil dengan busana Keraton selengkapnya, siapa paling gagah?

Kesatrian Ageng

Pakaian Kesatrian Ageng terdiri dari surjan sebagai atasan, celana panjang hitam, kain batik yang dilitkan pada pinggang dengan panjang diatas lutut, serta hiasan kepala.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, surjan adalah baju jas laki-laki khas Jawa yang berkerah tegak dan berlengan panjang.

Surjan Kesatrian Ageng dibuat dari kain laken (hampir serupa kain beludru) berwarna hitam polos yang kemudian dihiasi oleh bordiran keemasan bermotif daun keluwih dan sulur.

Marrel Suryokusumo cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Kesatrian Ageng Keraton Jogja
Marrel Suryokusumo cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Kesatrian Ageng Keraton Jogja (Ist)

Daun keluwih melambangkan perlindungan serta keselamatan keraton dan sulur melambangkan kehidupan yang terus-menerus tumbuh.

Sehingga baju tersebut sering digunakan oleh pejabat keraton, prajurit yang bertugas di dalam keraton, dan pengantin sebagai simbol mempertahankan kehidupan keraton.

Baju Kesatrian Ageng juga dilengkapi oleh topi yang melambangkan watak ksatria yang berarti mereka tidak akan pernah mundur selangkahpun dalam menghadapi musuh dan mencapai tujuan.

Potret Drasthya Wironegoro Kenakan Busana Kesatrian Ageng, Cucu Sultan Hamengkubuwono X Gagah Banget
Potret Drasthya Wironegoro Kenakan Busana Kesatrian Ageng, Cucu Sultan Hamengkubuwono X Gagah Banget (kratonjogja.id)

Mereka juga harus percaya pada kemampuan diri sendiri agar dapat mengabdi dengan hati yang bersih juga semangat yang tidak pernah padam.

Kesatrian Ageng adalah pakaian yang mencerminkan keberanian. Warna hitam pada surjan, celana, dan topi diambil dari warna alam yang melambangkan kekuatan, keberanian, serta keabadian.

Adapun warna emas serta kuning pada hiasan surjan melambangkan keluhuran, ketentraman, kemuliaan, cita-cita, serta keagungan.

Surjan Lurik

Marrel Suryokusumo cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Surjan Lurik Keraton Jogja
Marrel Suryokusumo cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Surjan Lurik Keraton Jogja (kratonjogja.id)

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, lurik diperkirakan berasal dari daerah pedesaan di Jawa, tetapi kemudian berkembang, tidak hanya menjadi milik rakyat, tetapi juga dipakai di lingkungan keraton. 

Lurik merupakan nama kain, kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa, lorek yang berarti garis-garis, yang merupakan lambang kesederhanaan.

Sederhana dalam penampilan maupun dalam pembuatan namun sarat dengan makna. Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya.

Baca juga: 7 Potret Adine Nakety Pacar Marrel Suryokusumo Cucu Sultan Hamengkubuwono X, Cantik Selalu Stylish

Drasthya Wironegoro cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Surjan Lurik Keraton Jogja
Drasthya Wironegoro cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Surjan Lurik Keraton Jogja (kratonjogja.id)

Pada mulanya, lurik dibuat dalam bentuk sehelai selendang yang berfungsi sebagai kemben (penutup dada bagi wanita) dan sebagai alat untuk menggendong sesuatu dengan cara mengikatkannya pada tubuh, sehingga kemudian lahirlah sebutan lurik gendong.Pada awal mulanya, lurik difungsikan sebagai pakaian adat Jawa, seperti surjan atau pun kebaya.

Di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta saat ini Lurik masih berfungsi sebagaimana mulanya, yakni sebagai pakaian adat dalam bentuk pakaian surjan, kebaya, pranakan (pakaian abdi dalem), maupun pakaian prajurit.

Di dalam masyarakat, lurik masih digunakan untuk pakaian adat dan juga untuk pelaksanaan upacara adat seperti pernikahan, mitoni, dan lain sebagainya.

Profil Drasthya Wironegoro

Potret Drasthya Wironegoro cucu Sultan Hamengkubuwono X
Potret Drasthya Wironegoro cucu Sultan Hamengkubuwono X (kratonjogja.id// Instagram/@artie.ayya)

Drasthya Wironegoro lahir di Singapura pada 16 Maret 2005.

Tahun 2024 ini, dia berusia 19 tahun.

Drasthya Wironegoro adalah anak kedua dari pasangan GKR Mangkubumi merupakan istri dari KPH Wironegoro.

Pasangan ini menikah pada tahun 2002 dan dikaruniai dua anak.

Drasthya Wironegoro memiliki kakak perempuan bernama bernama Artie Ayya Fatimasari Wironegoro.

Drasthya Wironegoro ditempa agar mandiri sejak kecil.

Hal itu dilakukan agar dia siap memikul tanggung jawab di keraton. 

Sejak usianya yang kedelapan belas, Drasthya Wironegoro mulai dipercaya untuk menjalankan tugas resmi di lingkungan keraton.

Salah satunya adalah menjadi Kapten Bregada (Prajurit) Wirabraja. 

Drasthya Wironegoro diketahui merupakan mahasiswa UGM.

Dia bekuliah di jurusan Hubungan Internasional.

Drasthya Wironegoro diketahui berteman dengan putra Ganjar Pranowo, Alam Ganjar.

Dia pernah menemani Alam Ganjar berkeliling saat mengunjungi Keraton Yogyakarta.

Alam Ganjar juga sempat diajak masuk ke Living Museum yang menunjukkan daur hidup manusia dari lahir ke dunia, remaja, menikah, hingga meninggal dunia.

Menurut Alam Ganjar, apa yang dilihatnya merupakan cara Keraton untuk tetap eksis dan dapat menarik minat kunjungan wisatawan maupun masyarakat sekitar.

Dia mengajak masyarakat terutama generasi Z untuk berkunjung ke Keraton Yogyakarta karena bisa belajar banyak dari kehidupan yang lalu serta bakal ada hal-hal baru dari Keraton Yogyakarta.

Alam Ganjar saat itu mengajak teman-temannya yang kebetulan alumni dari UGM.

Profil Marrel Suryokusumo

Sosok Marrel Suryokusumo, pangeran dari Yogyakarta
Sosok Marrel Suryokusumo, pangeran dari Yogyakarta (Instagram @marrel.sk)

Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo adalah cucu Sultan Hamengkubuwono X dari putri keduanya, GKR Condrokirono.

Sosok Marrel Suryokusumo cukup menarik perhatian publik, akun Instagramnya yang bernama @marrel.sk telah memiliki 10 ribu followers.

Pria kelahiran 17 Juni 1994 ini pernah viral beberapa waktu lalu berkat video kesederhanaannya makan di angkringan.

Marrel Suryokusumo dikenal sebagai pecinta rally.

Kecintaannya terhadap dunia balap diwarisi dari sang ayah, Erry Triawan yang dikenal sebagai pembalap reli.

Marrel Suryokusumo pernah tergabung dalam Beagle Jogja Rally Team yang sempat ikut dalam Kejurnas Sprint Rally Nasional Seri 4 2021 di Meikarta.

Selain rally, Marrel juga menyukai basket.

Pada Januari 2024 lalu, Marrel didapuk menjadi presiden klub Bima Perkasa Jogja, tim basket asal Yogyakarta.

Dia beberapa kali mendampingi tim basket asal Jogja itu beraksi di Indonesia Basketball League (IBL) 2024.

(Tribun Trends/ Amr)

Tags:
Marrel SuryokusumoDrasthya WironegoroSultan Hamengkubuwono XGKR MangkubumiGKR Condrokirono
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved