Breaking News:

Keluarga Cendana

Gurita Bisnis Probosutedjo, Adik Tiri Soeharto dari Guru Jadi Pengusaha Sukses, Bangun Universitas

Simak profil Probosutedjo, adik tiri Soeharto awalnya kerja jadi guru kemudian sukses jadi pengusaha.

Kolase TribunTrends.com
Simak profil Probosutedjo, adik tiri Soeharto 

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah sosok Probosutedjo, seorang guru di Yogyakarta yang punya hubungan dekat dengan keluarga Presiden RI ke-2 Soeharto alias Keluarga Cendana.

Probosutedjo merupakan adik tiri dari Soeharto.

Probosutedjo awalnya bekerja sebagai seorang guru yang kemudian sukses jadi pengusaha.

Semasa hidup, ia memiliki banyak bisnis di berbagai bidang.

Diketahui, Probosutedjo telah meninggal dunia pada tanggal 26 Maret 2018. 

Baca juga: Sosok Maya Rumantir, Gosip Dekat dengan Tommy Soeharto, Tak Direstui Keluarga Cendana, jadi Pejabat

Adik Soeharto

Probosutedjo tak lain adalah adik Soeharto.

Pria kelahiran Bantul, 1 Mei 1930 itu kerap disebut sebagai adik tiri Soeharto, meski begitu ia kerap membantahnya.

Probosutedjo tak mau disebut adik tiri Presiden Kedua RI itu karena merasa satu perut dengan ibunya.

Dia dan Soeharto merupakan saudara seibu dengan ayah yang berbeda.

Probosutedjo bersama Presiden kedua RI Soeharto.
Probosutedjo bersama Presiden kedua RI Soeharto.

Kisah Cinta

Awalnya Probosutedjo menjadi guru di Taman Siswa, Pematang Siantar, pada 1957.

Di sana dia menemukan kekasih hatinya yang kemudian menjadi istri hingga akhir hayat.

Dia menikahi perempuan bernama Ratmani di Pematang Siantar pada 6 Juni 1961.

Pernikahan itu melahirkan 6 anak yang tempat lahirnya berbeda-beda, ada yang di Pematang Siantar, Jakarta, dan Medan.

Baca juga: Kabar Maya Firanti Noor Mantan Istri Ari Sigit Cucu Soeharto, Sering Kumpul dengan Keluarga Cendana

Probosutedjo adik tiri Soeharto.
Probosutedjo adik Soeharto.

Kerajaan Bisnis

Saat masih hidup, Probosutedjo dikenal sebagai konglomerat Orde Baru.

Jiwa pengusahanya muncul ketika dia membuat bahan ajar.

Kala itu, Probosutedjo bekerja sebagai guru yang mengajar di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar, pada tahun 1957.

Saat membuat bahan ajar, terpikirnya bersama guru-guru untuk menjual diktat itu kepada murid-murid.

Keuntungannya dibagi dua antara guru-guru dengan Probosutedjo.

Dari sini, Probosutedjo memperoleh dorongan untuk berusaha.

Semasa hidup dia pernah menjabat sebagai direktur utama dan pemegang saham beberapa real estate di Jakarta.

Setidaknya dia memiliki 6 perusahaan raksasa dalam periode 1967 sampai 1979.

Oleh adik mertua, Probosutedjo dikenalkan oleh pengusaha asal Medan, Ng Co Mo, pemilik PT Orisi.

Baca juga: Kekayaan Lebih Rp500 M, Titiek Soeharto Tak Malu Pakai Tas Lokal, Ibu Didit Prabowo Tetap Elegan

Probosutedjo pun dipercaya mendirikan Perwakilan PT Orisi di Jakarta dan hijrah ke Jakarta meninggalkan keluarganya di Siantar, Sumatera Utara.

Kala itu dia memilih tinggal di rumah kakaknya, Soeharto, di Jalan Agus Salim 98 Jakarta.

Berkat hubungan lama yang berlangsung baik dengan PT Orisi, keduanya sepakat mendirikan usaha bersama, PT Setia Budi Murni, berkedudukan di Jakarta.

Probosutedjo kemudian mendirikan lagi usaha sendiri, PT Embun Emas, berkedudukan di Medan, yang pada tahun 1966.

Pengusaha H. Probosutedjo, saat peluncuran bukunya
Pengusaha H. Probosutedjo, saat peluncuran bukunya, Ngundhar Roso Mulat Sariro, di Hotel Le Meridian Jakarta, Senin malam, 26 September 1994.

Probosutedjo pada 1967 menjadi direktur utama dan pemilik PT Mercu Buana, perusahaan impor cengkeh.

Tak selang beberapa lama, harga cengkeh di dalam negeri melambung.

Produksi dalam negeri tak mencukupi kebutuhan pabrik-pabrik rokok sehingga ia menyarankan agar pabrik rokok besar sebaiknya tidak membeli cengkeh di pasaran.

Bahkan, untuk menjaga agar harga cengkeh tidak terus melambung, pabrik rokok besar harus bersedia meminjamkan stok cengkehnya ke pabrik-pabrik rokok kecil.

Pemerintah pun menunjuk PT Mercu Buana menjadi handling agent cengkeh untuk wilayah Jawa Timur dan PT Mega, milik Liem Sioe Liong, untuk wilayah Jawa Tengah.

Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas PT Mercu Buana, demikian pula PT Mega, diatur secara ketat sesuai Instruksi Menteri Perdagangan.

Selama impor cengkeh dalam penanganan Probosutedjo, setiap panen raya tiba para petani bisa membeli mobil baru, menyekolahkan anak, membangun rumah, menikahkan anak, hingga naik haji.

Setelah berhasil membesarkan PT Mercu Buana, Probosutedjo kemudian mengembangkan usaha lain.

Pada 1969 dia menjadi direktur utama dan pemegang saham PT Kedaung Group.

Memasuki 1979, adik Soeharto itu menjadi pemilik Bank Jakarta yang cukup besar pada masa itu.

Lalu menjadi pemilik PT Garmak Motor pada 1976, pemilik PT Yudistira Utama Indonesia pada 1976, dan pemilik PT Sagitarius Sari pada 1976.

Dia juga mendirikan PT General Motor Buana Indonesia sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Opel di Indonesia.

Selain itu Probosutedjo juga memiliki saham di PT Mesin Isuzu Indonesia (MII).

Baca juga: 5 Koleksi Tas Titiek Soeharto, Ibu Didit Prabowo Sudah Pakai Tas Chanel Ratusan Juta di Tahun 90-an

Probosutedjo juga memiliki beberapa perusahaan lain seperti PT Wisata Loka Tribuana yang bergerak di sektor properti, PT Buana Ganda Perkasa (perusahaan patungan dengan Wisertech Ltd, Hongkong yang untuk menangani mega proyek kilang minyak di Probolinggo).

Selain itu, Probosutedjo juga pernah jadi pemegang saham PT Duta Pertiwi, perusahaan real estat anggota Kelompok Sinar Mas, milik Eka Cipta Wijaya sebelum melepas semua sahamnya.

Probosutedjo yang juga Pendiri Himpunan Pengusaha Mandiri Pribumi Indonesia memiliki bisnis yang bergerak di sektor kehutanan dengan nama PT Menara Hutan Buana.

Bangun Universitas

Kerajaan bisnis yang dibangunnya tidak membuatnya lupa terhadap pengalamannya sebagai tenaga pendidik.

Pada 10 November 1981, Probosutedjo mendirikan Akademi Wiraswasta Dewantara dan pada tahun 1985 membangun Universitas Mercu Buana

Terjerat Kasus

Ketika menjabat sebagai Direktur Utama PT Menara Hutan Buana, Probosutedjo pernah terjerat kasus dana reboisasi hutan tanaman idustri senilai Rp100,931 miliar pada 2003 silam.

Probosutedjo pun mendekam di penjara selama 5 tahun.

Dia sempat mengajukan banding yang membuat masa hukumannya dikurangi menjadi 2 tahun.

Itulah kisah seorang guru dari Yogyakarta yang bisa memiliki banyak perusahaan dan masuk circle Cendana.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)

Tags:
ProbosutedjoSoeharto
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved