Berita Viral
Viral Cerita Aco Selamatkan 2 Anaknya 3 Jam Mengapung di Laut, Anak Ketakutan: Allahu Akbar!
Hampir tiga jam di laut, Rahim yang masih kelas 2 SD terus dibekap Aco. Sementara si Rahman, si sulung memegang erat di pucuk kapal.
Editor: Amir M
TRIBUNTRENDS.COM - Media sosial Tanah Air belakangan ini digegerkan dengan aksi nelayan selamatkan dua anaknya yang terombang-ambing di laut selama tiga jam setelah perahu mereka tenggelam.
Nelayan bernama Aco itu akhirnya mampu bertahan hingga penyelamat datang.
Seperti apa kisah lengkapnya?
“Satu jam sebelum (kapal) speed (Zea Zaydan) datang, saya selalu dengar anak saya teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar… saya tak pernah mau lepas gendongan,” ujar Aco (37), nelayan asal Desa Gorontalo, Labuan Bajo, mengisahan perjuangannya menyelamatkan Rahim (7 tahun), putra bungsunya di Selat Lintah, perairan Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (4/7/2024) siang.
Rais Aco (37 tahun), nelayan Bugis warga kampung Manjakala, Desa Gorontalo, Labuan Bajo, Kecamatan Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/7/2024) siang, meluangkan wawancara khusus dengan wartawan TribunFlores.com, Berto P Kalu di Labuan Bajo.
Wawancara ini 4 hari berselang, pasca-insiden tenggelamnya jolloro (perahu mesin kecil) di Selat Lintah, pusaran air di gugus Pulau Komodo, Pulau Sabita, Pulau Padar, dan dataran Flores, Minggu (30/7/2024) siang.
Siang itu, hampir tiga jam, Aco, nelayan keturunan Taka Bonerate, gugus kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ini, terobang-ambing di lautan, bersama dua putranya, M Rahim (7 tahun), M Rahman (11 tahun), dan adik iparnya, Irfan (17 tahun).
Insiden akhir pekan lalu, adalah kali pertama, Aco membawa 2 anaknya melaut.
“Karena liburan, kaka mau ikut. Yah yang kecil yang saya gedong terus, juga menangis mau ikut, jadi saya bawa juga,” ujar Aco, yang sudah melaut bersama ayahnya sejak usia 8 tahun.
Beruntung, selepas shalat zuhur, sebuah kapal charter wisata Zea Zaydan, yang kebetulan melintas di perairan wisata Taman Nasional Komodo.
Foto Aco, yang menggedong si bungsu Rahim dan si Rahman yang memeluk di puncak lunas kapal fiber itu, pun viral.
Warganet ramai-ramai memuji aksi nelayan selamatkan anak di laut.
Dia mengisahkan, insiden itu bermula saat tali kemudi jolloro-nya, putus.
Selama hampir tiga jam, mulai pukul 10.30 Wita, kapal yang dikemudikan iparnya, Ifan, tenggelam dan dihantam badai putaran arus di gugus perairan pertemuan arus Laut Banda-Selat Flores, dan Samudera Hindia di selatan.
Mereka baru diselamatkan awak kapal wisata, selepas zuhur.
“Sebelum kapal tenggelam betul, saat masih di sampan kecil, saya masih sempat telepon istri dan kabarkan kapal kami tenggelam,” ujar Aco.
Baca juga: Ngeyel Tangkap Ikan Pakai Bom, Nelayan Kena Ledakan, Tangannya Putus, Mata Buta, BPJS Ogah Bayari

Dari foto dan potongan video viral, yang diunggah Muhammad Irvan Wowor di akun @irvanWVisual, memperlihatkan perjuangan Aco, menyelamatkan dua anaknya.
Hampir tiga jam, Rahim yang masih kelas 2 SD terus dibekap. Sementara si Rahman, si sulung memegang erat di pucuk kapal.
Iparnya, terombang-ambing dengan hanya memegang potongan styrofoam box.
Tiik insiden ini termasuk perairan rawan, dengan ombak rerata 2-3 meter. Jika musim transisi, ombak di perairan ini bisa mencapai 7 hingga 10 meter.
Di Selat Lintah, dikenal sebagai pusaran pertemuan arus selatan dari Samudera Hindia, dengan Laut Flores dan Laut Banda.
Kedalaman laut sekitar selat ini antara 100 meter hingga 5000 meter.
Karena berada di pusaran arus dua laut dalam, kawasan ini juga jadi perlintasan ikan karang, ikan laut dalam seperti tuna, dan ekor kuning.
Kawasan perairan ini juga rawan kecelakaan laut.
Sebelum jadi ayah empat anak, Aco adalah nelayan dan pelaut Bugis sejati.
Dia sulung dari empat saudara.
“Ayah saya orang Selayar. Sejak kelas 3 SD saya sudah melaut. Karena anak tua dan tulang punggung keluarga, dia berhenti sekolah di kelas 5 SD dan total jadi pelaut di perairan Flores.”
Artinya, hingga kini, Aco praktis sudah melaut 30 tahun.
Dia mencari ikan dari pancingan di tubiran karang gugus kepulauan Komodo.
Dia bisa melaut pukul 06.00 pagi, dan pulang ke rumah sebelum makan siang, lalu kembali melaut selepas Asar.
Istrinya, juga masih terbilang kerabatnya dari Takabonerate, Selayar.
Gugus kepualauan Selayar biasa ditempuh 12-15 jam perjalana laut ke Labuan Bajo, salah satu pelabuhan utama di Pulau Flores, Manggarai Barat.
Di Kampung Manjakala, Desa Gorontalo, termasuk kampung padat penduduk di Kecamatan Komodo.
Sekitar 45 persen warganya adalah pendatang dari Bima, Bugis, Makassar dan Jawa.
Sisanya adalah penduduk asli.
(TRIBUNJABAR.ID/ Salma Dinda Regina)
Diolah dari artikel di TRIBUNJABAR.ID
Sumber: Tribun Jabar
Siapa Becca Bloom? TikToker yang Pernikahannya Disebut Berbiaya Rp 100 Miliar, Keturunan Tionghoa |
![]() |
---|
Ketiban Rezeki Pengrajin Patung Iron Man yang Sempat Viral Dikira Punya Ahmad Sahroni, Banjir Order |
![]() |
---|
Jam Tangan Ahmad Sahroni Fantastis, Keluarga Bocah 14 Tahun Tak Niat Jual, Perasaan Campur Aduk |
![]() |
---|
Tertangkap Bawa AC, Wanita Lansia Penjarah Rumah Uya Kuya Bikin Haru saat Terungkap Kisah Hidupnya |
![]() |
---|
Identitas Driver Ojol Bareng Gibran Dipertanyakan, Publik Curiga Rekayasa, Bahrun Najah Klarifikasi |
![]() |
---|