Breaking News:

Khazanah Islam

Perbedaan Curhat dengan Ghibah, Apakah Dosa? Buya Yahya Beber Pandangan Islam Terkait Berkeluh Kesah

Bagaimana hukum ghibah dan curhat dalam Islam? Begini penjelasan Buya Yahya, bagaimana hukumnya menurut Islam.

Editor: Dhimas Yanuar
Pixabay
Bagaimana hukum ghibah dan curhat dalam Islam? Begini penjelasan Buya Yahya. 

TRIBUNTRENDS.COM - Apa bedanya antara curhat dan ghibah? Apa sama-sama dosa?

Curhat adalah salah satu cara manusia bercerita kepada orang lain tentang suatu kejadian yang dialami.

Curhat atau curahan hati sendiri merupakan saat satu orang mencoba untuk menceritakan sesuatu kepada orang-orang yang dianggap dekat, dan biasanya yang diceritakan itu masalah personal.

Sedangkan ghibah adalah membicarakan orang lain dan orang yang dibicarakan merasa keberatan atau tidak setuju dengan isi pembicaraannya karena aib baginya.

Baca juga: Ada Orang Kesurupan Jangan Panik, Ulama Ungkap Tuntunannya, Bacakan 7 Doa & Surat-surat Alquran Ini

Banyak informasi pribadi yang disampaikan ke orang lain melalui curhat, lalu apakah curhat ini dosa layaknya ghibah?

Bagaimana hukum ghibah dan curhat dalam Islam?

Apakah curhat kepada orang yang dipercaya juga termasuk ghibah. 

Berikut ini pendakwah Buya Yahya menjelaskan mengenai keluh kesah seseorang kepada orang tertentu yang biasanya disebut Curhat.

Buya Yahya merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah mengatakan ada hal-hal yang harus dibatasi agar Curhat tak terjerumus ke Ghibah.

Setiap permasalahan bisa diceritakan atau didiskusikan kepada seseorang yang tepat misalnya ustadz atau Ustadzah atau praktisi di bidangnya.

Curhat atau curahan hati telah umum dilakukan orang atau seseorang demi memecahkan perkara yang sedang dihadapi atau unek-unek yang dimiliki.

Buya Yahya menjelaskan ada sebagian orang yang mempunyai tugas sebagai tempat mengadu atau curhat misalnya ustadz dan ketua majelis.

"Apakah tidak boleh jamaahnya curhat? Kita tidak mengatakan jangan ada orang curhat, jika ada orang yang datang kepada ustadz berarti atas dasar husnudzhon insya Allah benar karena tidak ngomong dengan sembarang orang, harapannya ada solusi, itu sah," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Misalnya seseorang memiliki masalah dalam rumah tangganya atau masalah rebutan waris.

Hal ini bukan berarti menceritakan aib atau kejelekan keluarga, melainkan mengupayakan solusi dari masalah tersebut kepada ustadz atau ketua majelis.

Jikalau curhat dengan sembarang orang dikhawatirkan akan menyebar dan jadi bahan gunjingan.

"Bagi Anda atau para ustadz yang mampu menyelesaikan maka selesaikan, namun jika tidak mampu selesaikan antarkan orang itu kepada orang yang bisa menyelesaikan," paparnya.

Jangan sampai tidak tahu namun berlaga sok tahu, karena ini masalah Agama.

Namun jika ada orang curhat kepada orang yang tidak ada hubungannya dengan masalah itu dan bukan ustadz, maka sebisa mungkin curhat tersebut distop dari awal.

Bisa menjadi masalah di kemudian hari jika curhat dengan sembarang orang atau bukan ustadz dan praktisi di bidangnya.

Misalnya masalah tersebut diumbar ke orang lain, padahal yang curhat beramabat agar masalah yang diceritakan dirahasiakan.

"Apabila mampu untuk menyelesaikan meski bukan ustadz maka selesaikan, jika tidak mampu maka bisa bantu orang itu untuk mendatangi ustadz, sehingga Anda tidak termasuk orang yang mengadu domba atau nerima pengadudombaan," terang Buya Yahya.

Ia menambahkan kadang kala ustadz bisa mengalami depresi halus, sebab menyimpan banyak sekali rahasia dan aib jamaahnya.

"Jika bocor atau jebol rahasia itu maka neraka itu, itulah resiko jadi ustadz, namun kalau Anda benar pangkatnya tinggi di hadapan Allah," pungkasnya.

(TRIBUNTRENDS//Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Tags:
khazanah IslamcurhatghibahBuya Yahya
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved