Berita Viral
Niatnya Bantu Teman, Susanto Pemilik Jasa 'Santo Suruh' Malah Ditipu Teman, Uang Tak Kembali
Susanto bercerita mengenai perjuangannya membuka jasa 'Santo Suruh', pernah ditipu teman, uang tak kembali.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Susanto bercerita mengenai perjuangannya membuka jasa 'Santo Suruh'.
Diketahui, Susanto viral usai menemukan jalan untuk menghidupi keluarganya melalui bisnis jasa layanan unik bernama Santo Suruh.
Pria berumur 30 tahun tersebut telah membuka bisnis Santo Suruh sejak tahun 2019 lalu.
Dia tak malu untuk membuka jasa yang memungkinkannya melakukan pekerjaan apa pun yang diminta.
Ia melayani berbagai macam permintaan, mulai dari membelikan dan mengantar barang, membersihkan rumah hingga hal-hal unik seperti menemani lahiran.
Baca juga: Viral Pria Bekasi Jabar Buka Bisnis Santo Suruh, Slogannya Mau Disuruh Apa Saja Asalkan Cuan
Ia menjalankan usaha tersebut untuk bisa merawat sang Ibu yang merupakan ODGJ atau Orang Dengan Gangguan Jiwa.
Selain itu, ia juga harus menghidupi keluarganya yang diketahui sudah memiliki 4 orang anak dan seorang istri.
"Tergantung kerjaan, random, kesusahan ibu-ibu apa, apa yang dibutuhkan kami bantu," ujar Susanto dilansir dari Kompas.com, Selasa (21/5/2024).
Pria asal Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat itu mengaku tak ambil pusing dengan pekerjaan suruhan yang tengah digeluti, asal mampu mendulang pundi-pundi rupiah dengan halal.
"Selagi halal dan mau bekerja keras (tidak apa-apa), kerjaan itu kan banyak kalau kita tidak gengsi, tidak jijik, kadang orang kan pilih-pilih," ungkapnya.

Bermula dari antar galon dengan bayaran Rp 500
Mundur sekitar tujuh tahun lalu, pada 2017, Susanto hanyalah seorang tukang antar galon dengan bayaran Rp 500 per galon.
Namun, pengalaman mengantar galon justru membuat Susanto memiliki banyak relasi, termasuk dari konsumen galon yang akhirnya mengenalnya dekat.
Dari sana, mulai banyak orang meminta tolong untuk mengerjakan sesuatu, yang menjadi cikal bakal pembukaan jasa Santo Suruh pada 2019.
Susanto mengatakan, jasa layanan suruhan miliknya sebenarnya tak asal terlintas maupun diperoleh begitu saja.
Baca juga: Kisah Santo Pria Bekasi, Buka Jasa Siap Disuruh Apapun, Pernah Temani Lahiran hingga Kuburkan Kucing
Bukan hanya mengantarkan galon atau makanan, dia menginginkan satu kata benda yang sekiranya mampu mencakup semua pekerjaan.
"Akhirnya saya kepikiran, kenapa tidak buka jasa suruhan.
Kata 'suruhan' saya bungkus dengan kata 'jasa'. Pas saya buka ternyata responsnya banyak yang bagus," terangnya.
Jasa suruhannya pun mulai berkembang saat pandemi Covid-19, lantaran banyak orang meminta dibelikan obat dan makanan di tengah pembatasan sosial.
"Apalagi waktu itu pas Covid-19, di situ juga saya liat peluang dan akhirnya sampai sekarang berjalan," kata dia.
Santo Suruh tidak selalu berjalan mulus
Melihat respons pasar yang bagus, perlahan Susanto mulai mengajak teman-temannya untuk bergabung dengan jasa suruhan.
Sayangnya, tidak semua rencananya berjalan dengan mulus.
Seperti halnya hidup, jasa suruhannya sempat melewati banyak rintangan.
"Dari tidak punya modal, kadang jarang ngasih istri, kadang juga uang modal yang saya kasih ke anggota ada yang dipakai tapi tidak dikembalikan," kenangnya.
Baca juga: Cerita Susanto Buka Jasa Santo Suruh, Dulu Tarifnya Rp5 Ribu, Kini Capai Jutaan Rupiah, Fantastis!
Bahkan, Susanto mengungkapkan, terkadang dia harus "kasbon" ke warung tegal maupun rumah makan padang hanya untuk makan.
"Tapi alhamdulillah banyak juga yang pada baik. Ada yang tawarin makan kalau memang saya belum makan, cuma kadang saya lebih baik tolak karena tidak enak," ucapnya.
Dia pun mengaku tak akan kembali mengajak kerja sama orang yang sudah mengkhianati kepercayaannya.
"Intinya saya juga kan membantu, saya tidak bisa pinjamkan uang, cuma ada kerjaan. Kalau mau ya ini ada kerjaan," tuturnya.

Santo Suruh bermodal kepercayaan
Awal merintis usaha jasanya, Susanto hanya bermodalkan sedikit uang dan kepercayaan dari pedagang yang menjadi mitranya.
Dengan kepercayaan, dia bisa mengantarkan pesanan makanan atau barang yang dibeli di pedagang, baru kemudian membayarnya jika sudah menerima uang dari pengguna jasa.
"Kadang izin ke pedagang kalau ada yang beli, bisa tidak ngambil makanan dulu ada yang pesan setelah antar saya bayar. Kadang tahan KTP, HP, intinya biar orang percaya," ungkapnya.
Kala itu, biaya jasa suruhannya hanya dipatok Rp 5.000 untuk membelikan dan mengantar barang atau makanan.
Saat ini, Susanto mengaku layanan jasa suruh miliknya sudah memiliki cukup banyak peminat, dengan pekerjaan, tarif, dan jangkauan pengguna beragam.
Misalnya, tarif beli makanan dan barang di sekitar kompleks Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi, dikenakan ongkos kirim (ongkir) sekitar Rp 10.000.
Jika lebih jauh, biasanya akan dikenakan biaya tambahan tergantung seberapa sulit orderan yang harus dikerjakan.
"Untuk bersihin kamar mandi, misal tidak terlalu kotor itu Rp 50.000, kalau kotor banget ya tergantung kerjaan, bisa Rp 100.000 ke atas, tergantung luasnya," papar Susanto.
Dia juga melayani suruhan beres-beres dengan tarif menyesuaikan seberapa kotor dan berantakan ruangan yang perlu dirapikan, mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

"Kalau mau punya duit harus mau disuruh"
Sesuai keterangan dalam akun Instagramnya, "Kalau mau punya duit harus mau disuruh", jasa Santo Suruh turut melayani permintaan aneh pengguna.
Beberapa di antaranya, memasang lampu dan gas, membersihkan kotoran kucing, mengantar berobat, hingga menjemput anak yang terlalu lama bermain.
"Mengubur ari-ari, bersihin sawang, anaknya main minta disuruh pulang, juga bisa," kata Susanto.
Susanto menyebutkan, saat ini Santo Suruh telah memiliki 50 anggota yang siap bekerja sebagai "suruhan".
Namun, jumlah tersebut bisa bertambah atau berkurang tergantung kebutuhan pekerjaan di lapangan.
Baca juga: Kisah Adi Karnadi, Jual Hewan Kurban di Bantul Pakai Jasa 3 SPG Seksi, Target 300 Kambing Terjual
Timnya juga siap terjun ke luar wilayah Pondok Gede atau Bekasi jika memang masih terjangkau dengan biaya yang telah disepakati.
"Paling jauh kami ke Cianjur (Jawa Barat) mengirim baju dari Lubang Buaya (Jakarta Timur).
Tergantung, kalau ongkir cocok, kerjaan cocok, kami jauh juga tidak perlu dipermasalahkan," ucapnya.
Meski telah berkembang, Susanto berharap usahanya akan jauh lebih berkembang dari saat ini.
Dia juga ingin memperbaiki sistem layanan, admin, maupun manajemen usaha agar lebih tertata dan tak lagi bergantung pada sosoknya.
"Jadi tanpa saya itu Santo Suruh bisa tetap bekerja.
Saya juga ingin nanti ketika orang-orang bikin (jasa yang sama) itu bukan di bawah saya tapi sejajar, biar mereka bisa bikin jasa suruhan juga," tandasnya.
***
Sumber: Kompas.com
Sosok Bayi Tampan yang Dulu Fotonya Viral, Kini Usianya Sudah 6 Tahun Makin Imut, Namanya Arsya |
![]() |
---|
Ironi Kehidupan Hacker Bjorka: Menganggur di Dunia Nyata, Bekerja di Dunia Maya |
![]() |
---|
Akhir Pelarian WFT Alias Bjorka yang Ditangkap Polisi Siber, Dari Forum Gelap ke Desa Sunyi |
![]() |
---|
Sujud Terakhir di Tengah Tragedi Ponpes Al Khoziny: Santri Wafat di Samping Teman yang Selamat |
![]() |
---|
Benarkah Pemilik Akun X Bjorka yang Ditangkap Polisi Adalah Bjorka Peretas Dokumen Negara? |
![]() |
---|