Breaking News:

Berita Viral

Nestapa Yayat Pemulung di Garut, 7 Kali Operasi Usus Bocor Tak Juga Sembuh, Perut Ditutupi Kresek

Tampak seperti orang normal, pria pencari barang bekas atau rongsokan di Garut bernama Yayat ternyata menderita usus bocor.

Editor: jonisetiawan
Kompas TV
Pria bernama Yayat, warga Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu, Garut, Jawa Barat yang menderita usus bocor. 

Saat ditemui oleh Tribun Jogja, Sukadi sedang beristirahat di pinggir jalan sisi selatan Stadion Kridosono.

Ia sedang mengistirahatkan kakinya dengan wajahnya yang tampak lelah.

Kali ini Ia tidak sendiri, Sukadi ditemani istrinya Romlah (46) beserta anaknya Pujib (23) dan cucunya, Rina (9).

Keluarga ini sedang beristirahat setelah seharian mencari rongsokan keliling kota. Sukadi mengatakan, hari itu sedang sepi karena pengepul rongsokannya sedang libur jelang Lebaran.

"Ya beberapa hari kedepan cuma begini saja, dipinggir jalan menunggu kalau ada yang memberi makan," ujar Sukadi kepada Tribun Jogja, Sabtu (2/7/2016).

Baca juga: Kelewat Kaya! Bos di Ponorogo Sulap Mobil Alphard Jadi Gerobak Nasi, Per Bungkus Dijual 15 Ribu

Setiap harinya, sejak pukul tujuh pagi, Sukadi mencari rongsokan dari Pasar Beringharjo menuju Umbulharjo, Stadion Mandala Krida, hingga kembali ke Beringharjo melalui Stadion Kridosono.

Selama di Yogyakarta, Sukadi tinggal di dalam gerobaknya yang diparkir di timur Pasar Beringharjo. Gerobak berukuran panjang 1,5 meter dan lebar tidak satu meter berisikan baju-baju untuk hidup sehari-hari.

Selama 20 tahun tinggal di gerobak, Ia berpindah-pindah tempat berteduh.

Sebelum menetap di emperan Pasar Beringharjo, Sukadi pernah tinggal di Terminal bis lama Umbulharjo dan bak sampah di daerah Bausasran, Danurejan, Yogyakarta.

Diakuinya, Ia tidak mempunyai apa-apa lagi selain gerobak sehingga Ia menarik sendiri gerobak dari kampung halamannya di Tegalrejo, Magelang.

"Banyak yang tidak percaya kalau saya narik sendiri gerobak dari Magelang, ya padahal cuma pakai gerobak saya bisa membawa cucu saya ke Yogyakarta," ujar Sukadi.

Ia mengaku merantau ke Yogyakarta untuk mengais rezeki. Istri dan keempat anaknya menjadi buruh tani di Magelang, namun saat Ramadan istri dan satu anaknya ikut membantu Sukadi mengais rongsokan untuk dijual kembali.

Sehari-hari Ia mendapat upah Rp 40 ribu.

Uang tersebut hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Karena statusnya sebagai manusia gerobak, tidak jarang dirinya menjadi incaran dari satpol PP. Sudah berkali-kali Sukadi harus kejar-kejaran dengan petugas hingga menjadi warga binaan di panti sosial.

Ia mengaku jengah dengan hal tersebut lantaran seusai ditampung, Ia tidak pernah mendapatkan solusi untuk bekerja dari petugas yang menampungnya.

"Ya sudah sering kalau sampai ditampung di panti cuma ya abis itu dilepas lagi dan tidak mendapat solusi apa-apa, karena itu saya kembali mengais rongsokan lagi," ungkapnya.

Ia mengaku tidak mempunyai keahlian apapun selain mengumpulkan rongsokan. Pekerjaan yang digelutinya selama bertahun-tahun tersebut adalah cara tercepat mendapatkan uang baginya.

Menjelang waktu Lebaran, Sukadi dan keluarga berencana akan mudik ke kampung halamannya, Magelang. Ya, mereka akan pulang dengan menarik gerobak.

"Nanti ya cucu saya yang didalam gerobak, nanti kita jalan kaki bersama sampai ke rumah," ucapnya.

Ia sudah terbiasa berjalan kaki dengan gerobak pulang pergi Magelang-Yogyakarta sehingga Ia tidak merasa terlalu berat.

Terlebih ada kehadiran cucunya yang bisa meringankan bebannya menarik gerobak.

***

(TribunTrends/TribunJabar)

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
pemulungGarutusus bocor
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved