Breaking News:

Ngeyel! Netanyahu Ogah Gubris Permintaan Inggris & Jerman, Menanti Serangan Balik Israel ke Iran

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu Israel akan tetap membalas serangan balasan Iran, ogah gubris Inggris dan Jerman.

Editor: Dhimas Yanuar
AFP / Deutsche Welle
PM Israel, Benjamin Netanyahu disebut siap serang balik Iran. Kiri: Benjamin Netanyahu // Kanan: Ayatollah Khomeini. 

TRIBUNTRENDS.COM - Potensi peperangan Timur Tengah untuk terus meluas semakin besar.

Hal ini kemungkinan besar terjadi karena Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu siap membalas serang Iran.

Dilaporkan, Israel akan tetap membalas serangan balasan Iran yang hampir menghantam Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Pengumuman itu dibuat setelah Netanyahu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, dan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock.

Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus.
Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. (Twitter-X / HO)

Netanyahu menolak saran dari Inggris dan Jerman untuk menahan diri agar tidak membalas Iran."Saya baru saja datang dari pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris dan Jerman.

Tadi malam saya berbicara dengan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dan saya juga akan berbicara dengan para pemimpin lainnya," kata Netanyahu, Rabu (17/4/2024).

"Kami akan membuat keputusan sendiri mengenai tanggapan terhadap serangan Iran. Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri," lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.

Perdana Menteri Israel itu berterima kasih kepada Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Yordania yang melindungi Israel dari rudal dan drone Iran pada Sabtu lalu.

Baca juga: Siasat Busuk Netanyahu! Diplomat Iran Duga PM Israel Niat Jebak Negara Barat ke Perang Timur Tengah

"Saya berterima kasih kepada teman-teman kami atas dukungan mereka dalam membela Israel, dan saya mengatakan itu, didukung dengan kata-kata dan didukung oleh perbuatan," kata Netanyahu.

Selain itu, beberapa negara telah menghubungi Netanyahu dan menyarankan agar tidak membalas serangan balasan Iran.

Ia mengatakan sangat menghargai upaya tersebut.

"Mereka juga punya berbagai macam saran dan tips. Saya menghargai hal itu, tapi saya ingin memperjelasnya - kami akan membuat keputusan sendiri, dan Negara Israel akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan ia telah mengatakan kepada Netanyahu dan negara-negara lain bahwa Timur Tengah tidak boleh dibiarkan terjerumus dalam ketegangan yang hasilnya tidak bisa diprediksi.

Baca juga: Komandan Iran: Era Tabrak Lari Israel Berakhir, IDF Serapuh Jaring Laba-laba

Sebelumnya, Iran meluncurkan serangan balasan terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam untuk membalas serangan udara Israel di konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Serangan Israel itu membunuh tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC), termasuk jenderal top Iran, Brigjen Mohammad Reza Zahedi.

Israel dan Iran Saling Ancam

Israel mengancam akan membalas serangan balasan Iran dan sedang mendiskusikan rencana tersebut.

Sementara Iran juga mengancam akan merespon dengan cepat dan lebih keras jika Israel mengulangi serangannya terhadap Iran.

Iran tidak akan menunggu hingga 12 hari lagi untuk membalas serangan Israel seperti saat Iran merencanakan Operasi Janji Sejati dalam pembalasan terhadap Israel pada Sabtu lalu.

Saat ini, Iran mulai mempersiapkan diri di darat, laut dan udara untuk mengantisipasi serangan balasan yang mungkin mempengaruhi lokasi-lokasi di dalam negeri, atau bahkan agen dan milisi, baik di Irak, Suriah atau Lebanon.

Iran juga mulai mengevakuasi para perwira dan penasihatnya dari beberapa lokasi di Suriah, di mana sebagian besar Garda Revolusi berada, menurut para pejabat di Suriah.

Sejauh ini, AS dan Uni Eropa yang mendukung Israel telah menjatuhkan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran untuk merayu Israel agar membatasi serangannya, dikutip dari Sky News.

Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.

Setelah Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, Israel menuduh Iran mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.899 jiwa dan 76.664 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (17/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Mehr News.

(TRIBUNTRENDS/Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Benjamin NetanyahuIsraelIranJermanInggris
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved