Siasat Busuk Netanyahu! Diplomat Iran Duga PM Israel Niat Jebak Negara Barat ke Perang Timur Tengah
PM Israel Benjamin Netanyahu disebut berusaha menjebak negara-negara Barat untuk masuk ke dalam perang besar-besaran di Timur Tengah.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNTRENDS.COM - Memanasnya ketegangan Timur Tengah diduga memang berawal dari negara Israel yang mencaplok tanah Palestina.
Namun siapa sangka, ada niat busuk dari sosok PM Israel Benjamin Netanyahu.
Hal ini diungkap oleh diplomat top Iran yang berada di Inggris yang menyebut bahwa Benjamin Netanyahu berusaha menjebak negara-negara Barat.
Negara barat bak diseret masuk ke dalam perang besar-besaran di Timur Tengah, yang akan menimbulkan konsekuensi serius bagi dunia.

Dilansir The Guardian, diplomat Seyed Mehdi Hosseini Matin memberikan pandangannya setelah Iran melancarkan serangan udara kepada Israel pada akhir pekan lalu.
Matin memperingatkan, jika Israel membuat kesalahan lagi dengan menyerang Iran, maka balasan dari Iran akan lebih kuat, lebih besar dan tanpa peringatan terlebih dulu.
“Respons terhadap kesalahan Zionis berikutnya tidak akan memakan waktu 12 hari. Hal ini akan diputuskan segera setelah kita melihat apa yang telah dilakukan oleh rezim musuh. Ini akan terjadi segera, dan tanpa peringatan. Ini akan menjadi lebih kuat dan lebih parah,” kata Matin.
Ia mengesampingkan kemungkinan Iran akan menyerang pusat-pusat sipil atau membuat senjata nuklir.
Baca juga: Update Serangan Iran ke Israel: Yordania Bakal Tembak Jatuh Drone dari IDF, Rusia Bela Iran di PBB
Baik AS maupun UE mengisyaratkan akan menjatuhkan sanksi kepada Iran atas serangannya terhadap Israel.
Sementara itu para pemimpin Barat juga mendesak Israel untuk menahan diri terhadap eskalasi konflik.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengatakan dalam percakapan telepon dengan Netanyahu bahwa ini adalah momen untuk menenangkan pikiran.
Matin, yang menjabat sebagai diplomat senior Iran di Inggris sejak Februari 2022, membantah bahwa Iran telah melakukan kesalahan strategis dengan menyerang pangkalan militer Israel, sehingga mengalihkan perhatian dari perang di Gaza ke konflik regional yang lebih luas.
Matin berpendapat bahwa negara-negara Barat telah kehilangan kredibilitasnya di Timur Tengah yang pada akhirnya akan membuat AS meninggalkan kawasan tersebut, dan perdamaian hanya bisa dicapai oleh kekuatan-kekuatan regional saja.
“Ini adalah kesempatan bagus bagi negara-negara Barat untuk menunjukkan bahwa mereka adalah aktor yang rasional, dan mereka tidak akan terjebak oleh Netanyahu dan tujuannya, yaitu untuk tetap berkuasa selama dia benar-benar bisa tetap berkuasa,” ujarnya.
Matin menegaskan bahwa sebelum serangan terhadap Israel, Iran telah mendesak para pejabat Barat – termasuk Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron – untuk mendukung pernyataan dewan keamanan PBB yang mengecam Israel karena menyerang konsulat Iran di Damaskus.
Mereka juga mendesak negara-negara barat untuk segera mendukung gencatan senjata di Gaza, katanya.
Matin mengatakan Cameron menolak permintaan Iran itu pekan lalu, meski pekan ini ia mengakui bahwa Inggris akan merespons dengan sangat keras jika kekuatan musuh menghancurkan konsulat Inggris.
“Seperti yang dikatakan Cameron, setiap negara mempunyai hak untuk mempertahankan diri terhadap pelanggaran hukum diplomatik dan internasional.”
Matin juga membantah klaim Cameron bahwa mungkin ada ribuan korban sipil jika serangan massal drone dan rudal Iran, berhasil menembus pertahanan Israel dan sekutunya.
“Pasukan Iran tidak akan menargetkan lokasi berpenduduk mana pun untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, juga tidak menyerang gedung dan pusat pemerintahan."
"Itu adalah operasi pertahanan sah yang dilakukan dengan cara yang memberikan peringatan besar,” katanya.
“Sekarang, saya dapat mengatakan bahwa misi tersebut telah tercapai. Dan itu saja."
"Itulah yang telah kami umumkan secara terbuka, bahwa misi tersebut telah selesai.”
Matin menyebut serangan Iran itu sebagai unjuk kekuatan.
Iran ingin menunjukkan kemampuan militer, rudal, dan drone yang lebih kuat dari apa yang diharapkan komunitas internasional dari Iran.
Ia mengklaim bahwa tindakan itu perlu untuk menunjukkan pencegahan sehingga tidak ada negara lain yang berani mengancam keamanan Iran.
“Saat ini, tidak ada seorang pun yang dapat membayangkan bahwa Iran adalah Iran yang menjadi korban perang Iran-Irak. Iran sekarang menjadi negara adidaya regional,” katanya.
(*)
Sumber: Tribunnews.com
Menkeu Purbaya Yudhi Larang Putranya Main Instagram, Dampak Asbun dan Sebut Sri Mulyani Agen CIA |
![]() |
---|
Tangisnya Pecah, Astrid Kuya Pilu Rumah Hasil Kerja Dijarah: Tidak Ada Sepeserpun Duit dari DPR |
![]() |
---|
Bisnis Online di Shopee, Mezzo Rise in Art Buktikan Potensi UMKM Fesyen Lokal |
![]() |
---|
Cerita Rahayu Saraswati Viral Lagi Usai Mundur dari DPR, Buka Tabir Keseharian Prabowo |
![]() |
---|
Kasus Makin Panas! Pelaku Penculikan Bos Bank BUMN Ajukan Justice Collaborator, Bongkar Fakta Kelam |
![]() |
---|