Breaking News:

Berita Viral

Masjid di Sumsel Ini Malah Digembok saat Ramadhan, Warga Pilih Bayar Denda Ketimbang Dipaksa Tarawih

Masjid di Desa Mandi Angin, Kecamatan Gumay Talang, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan ini justru digembok saat Ramadhan

Editor: Galuh Palupi
Istimewa/Sripoku.com/Ehdi Amin
Masjid di desa ini justru digembok saat Ramadhan tiba 

"Jika ini terus dibiarkan, anak-anak di desa ini nantinya bisa benar-benar kehilangan ketakwaan."

Baca juga: Masjid Ini Gelar Undian Umroh Gratis Setelah Salat Tarawih, Dilakukan Tiap Malam Selama Ramadhan

"Karena syair-syair Islam sudah tidak menyentuh generasi penerus," katanya.

Nopran berharap, kondisi ini jadi perhatian Pemkab Lahat.

Misalnya dengan cara memberikan anggaran keagamaan melalui Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD.

Seperti honor bagi marbot, sehingga peribadahan terus menyentuh generasi penerus.

Jika dari kecil sudah terbiasa beribadah di masjid, ia yakin anak-anak di Kabupaten Lahat akan terbentengi dari hal-hal buruk yang menyesatkan.

"Ini bukan soal pribadi, tapi soal azaz manfaatnya dari suatu kebijakan."

"Jika Pemkab Lahat bisa menganggarkan honor bagi ratusan Pol PP Desa, seharusnya juga bisa menganggarkan honor bagi marbot dan guru mengaji di setiap desa," ujar anggota DPRD Lahat periode 2024-2029 dari Dapil Kecamatan Gumay Talang ini.

Ilustrasi salat Tarawih
Ilustrasi salat Tarawih (tribunnews.com)

Sementara itu, Kades Mandi Angin, John Asmuni Beli membenarkan, dua tahun terakhir masjid di desanya kembali tak melaksanakan salatt tarawih berjamaah.

Menurutnya, hal ini dikarenakan tidak ada warga yang berkeinginan sepenuhnya menghidupkan masjid.

"Saya akui, desa kita ini sudah kehilangan tokoh-tokoh agama."

Baca juga: Dapat Surat Cinta dari Pak RT, Gadis Ini Malah Jadi Takut Salat Tarawih, Tak Mau Jadi Istri Kedua

"Masyarakatnya bisa dibilang unik, tidak bisa dilembuti tidak bisa juga dikerasi."

"Saya sempat buat beragam program keagamaan, tapi hanya bisa berjalan sebentar."

"Pernah juga dibuat aturan, tidak berjemaah di masjid didenda Rp10 ribu, nyatanya warga malah lebih memilih bayar denda," jelas John Asmuni Beli.

John Asmuni Beli menyebut, solusi agar keagamaan di desanya hidup kembali ialah dengan menempatkan seseorang yang bertugas menggerakkan peribadatan, seperti adanya marbot.

Tags:
Desa Mandi AnginLahatSumatera Selatan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved