Dianggap Punya Modal, PSI Usung Grace Natalie Maju Pilgub Jakarta 2024, Siap Saingi Ahmad Sahroni?
Nama Grace Natalie kini disebut akan maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2024, siap menyangi Ahmad Sahroni
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Nama Grace Natalie kini disebut akan maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2024.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi partai yang mengusungnya bertarung memperebutkan kursi Gubernur Jakarta.
Grace Natalie disebut memiliki modal untuk masuk dalam busa Calon Gubernur DKI.
Ia disebut siap bertarung dan saingi Ahmad Sahroni yang saat ini santer disebut maju Pilgub Jakarta yang diusung Partai NasDem.
Baca juga: Habiskan Dana Kampanye Hingga Rp 80 M, PSI Malah Tak Lolos Parlemen, Kaesang Santai: Gak Masalah
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memunculkan nama Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.
Bukan tanpa alasan, Grace Natalie dianggap memiliki modal maju dalam bursa Calon Gubernur DKI Jakarta.
Berkaca pada hasil Pemilu 2024, suara Grace Natalie mengalahkan Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni di Dapil DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kabupaten Kepulauan Seribu itu.
Ahmad Sahroni juga menjadi kandidat Cagub DKI Jakarta yang dimunculkan Partai NasDem.
Grace mendulang 193.556 suara. PSI sendiri total meraup 305.291 suara di dapil DKI Jakarta III.
Dimana hal itu berarti eks presenter ini menyumbang lebih dari separuh suara PSI di dapil tersebut.
Sedangkan, Ahmad Sahroni meraih 163.292 suara.
Tak hanya itu, suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta juga cukup tinggi yakni 465,936 berada di atas PAN dan Demokrat.

Oleh karena itu, Sekjen PSI Raja Juli Antoni sempat berkelakar kepada Grace terkait peluang Grace maju di Pilgub DKI Jakarta.
"Ada Grace Natalie suara terbanyak. Dua kali Pileg di Jakarta. Enggak tahu nih nanti maju di DKI atau apa, ya tergantung," kata Raja Juli di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024)
TribunJakarta pun merangkum profil Grace Natalie yang berpeluang maju di Pilkada DKI Jakarta 2024:

Dikutip dari Tribunnews Wiki, Grace Natalie Louisa merupakan pendiri PSI.
Perempuan kelahiran Jakarta, 4 Juli 1982 ini sebelumnya bergelut di dunia jurnalistik sebelum terjun ke dunia politik.
Wajahnya kerap menghiasi dunia pertelevian Indonesia menjadi pembawa acara berita di beberapa program.
Ia diketahui pernah berkarir di beberapa stasiun televisi swasta.
Grace Natalie pernah tercatat bekerja di SCTV, ANTV dan TVOne.
Karirnya di dunia jurnalistik cukup moncer.
Tidak hanya di studio, Grace Natalie juga terjun ke lapangan untuk liputan.
Grace Natalie pernah meliput tragedi Tsunami Aceh 2004, meletusnya Gunung Talang Sumatera Barat, konflik Poso di Sulawesi Tengah, hingga liputan terorisme Agustus 2009 di Temanggung, Jawa Tengah.
Selama perjalanan karirnya di dunia jurnalistik Grace Natalie berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan beberapa tokoh internasional.
Beberapa tokoh tersebut antara lain Abhisit Vejjajiva (Perdana Menteri Thailand), Jose Ramos Horta (Presiden Timor Leste), Steve Forbes (CEO Majalah Forbes), George Soros.
Dedikasinya di dunia jurnalistik menghantarkan Grace Natalie menjadi salah satu pembawa acara berita terfavorit.
Hingga akhirnya ia terjun ke dunia politik dan mendirikan PSI.
Ia pun sempat menjabat sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kini, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina PSI.
Grace Natalie juga dipercaya menjadi Tim Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang maju dalam kontestasi politik 2024.
Kondisi Menyedihkan Ganjar Jika Lawan Anies di Pilgub Jakarta 2024, Pengamat: Seperti Layangan Putus
Jika Ganjar Pranowo bertarung di Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2024, nasibnya diprediksi bakal menyedihkan.
Pengamat melihat nasib Ganjar Pranowo nanti akan sangat mudah dikalahkan oleh Anies Baswedan: nasibnya seperti layangan putus setelah Pilpres 2024 berlalu.
Seperti diketahui, hasil rekapitulasi suara sementara KPU RI menempatkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024.
Artinya dua rivalnya yakni calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo gagal di Pilpres 2024.
Lain halnya dengan Anies Baswedan yang sudah dapat tawaran untuk maju Pilkada jika dipastikan kalah Pilpres.
Lain soal dengan nasib Ganjar Pranowo usai Pilpres masih menjadi misteri.
Pengamat Politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting bahkan mengibaratkan nasib Ganjar setelah pilpres ini layaknya layangan putus yang tak tentu arahnya.

Sebab Ganjar tak mungkin maju kembali di Pilkada Jawa Tengah karena sudah dua periode menjabat di provinsi itu.
"Kalau misalkan Ganjar dimajukan ke Pilkada Jakarta tentu saya rasa ini bunuh diri. Apalagi kalau lawannya Anies karena gak mungkin bisa menandingi Anies di Jakarta," kata Ginting saat dihubungi, Selasa (19/3/2024).
Di sisi lain bila melihat kritikannya terhadap pemerintahan Jokowi saat ini, hampir pasti juga Ganjar tidak akan diajak gabung dalam koalisi Prabowo-Gibran ke depannya.
"Jadi nasib Ganjar seperti layangan putus. Begitulah konsekuensi dari hukum besi politik," kata Ginting.
Menurut Ginting, nasib Ganjar ke depan hanya akan tergantung pada PDIP. Sebab, biar bagaimanapun Ganjar merupakan kader asli PDIP.
"Jadi bagaimana nasib Ganjar ke depan, ya kita kembalikan ke partainya apakah Ganjar akan dijadikan elit kembali, saya kira PDIP juga tidak akan menyiakan Ganjar begitu aja karena bagaimanapun Ganjar adalah kader asli PDIP," ujar Ginting.
Tapi masalahnya, lanjut Ginting, kecil kemungkinan Ganjar bisa maju kembali sebagai capres di 2029.
Sebab di PDIP juga ada nama Puan Maharani yang sempat menjadi rivalnya di internal partai untuk dimajukan sebagai capres di 2024.
"Persoalannya adalah rivalitas juga di PDIP, Karena kita tahu PDIP awalnya mau nyalonin Puan tapi keputusannya mencalonkan Ganjar maka rivalitas Puan dan Ganjar masih akan terjadi tetapi yang memegang kendali PDIP kan tentu aja Puan daripada Ganjar," papar Ginting.
Sarankan Anies Ikut Pilkada
Sementara itu, terhadap Anies, Ginting menyarankan agar mau bersedia maju bertarung di Pilkada
Pasalnya, kata Ginting, dengan mendapatkan jabatan di pemerintahan, maka Anies berkesempatan untuk terus menaikan elektabilitasnya sampai Pemilu 2029 jika ia masih ingin maju kembali sebagai capres.
"Harusnya Anies menyadari juga bahwa ini peluangnya terbuka lebar sehingga seharusnya dia menerima tawaran itu daripada terus menyesali kekalahan hasil pilpres," kata Ginting.
Selain di Pilkada Jakarta, Anies juga dilirik untuk maju di Sumatera Barat.
Menurut Ginting, kedua wilayah itu menjanjikan kemenangan cukup besar untuk Anies.
Di Jakarta, Anies punya modal karena pernah menjadi Gubernur selama satu periode.
Pada Pilpres 2024, perolehan suara Anies di Jakarta juga masih cukup tinggi kendati kalah tipis dari pasangan Prabowo-Gibran.
"Apalagi PKS sebagai parpol yang usung Anies di pilkada 2017 lalu kali ini menjadi pemenang di Jakarta pada Pemilu 202 sehingga peluang Anies untuk bisa dicalonkan oleh PKS yang kemudian didukung NasDem dan PKB itu terbuka lebar," papar Ginting.
Sedangkan di Sumatera Barat, Anies punya modal besar karena wilayah itu menjadi satu dari dua provinsi yang dimenanginya di Pilpres.
Kriteria PDIP
Nama Ganjar memang tidak dibicarakan pada isu Pilkada Jakarta layaknya Anies.
Bahkan, PDIP, partainya Ganjar, belum menentukan sosok yang akan diusung di kontestasi politik Jakarta tahun ini.
Hanya saja, Politikus PDIP yang juga Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak menegaskan, partainya tak akan mencalonkan nama yang hanya bermodalkan popularitas di media sosial.
"Kalau hanya mencari orang yang populer, misalnya artis, pemain medsos, yang kemudian hanya untuk menjadi terpilih, hanya untuk membuat kemudian menjadi pemimpin di DKI itu bukan konsep dari kenegarawanan PDI Perjuangan," kata Gilbert, Senin (4/3/2024).
Gilbert menuturkan, PDIP berfokus rekam jejak dan mengutamakan kemampuan dari calon yang akan diusungnya dalam hal menangani persoalan di Jakarta.
"Jadi kita lebih melihat apa persoalan yang mesti diselesaikan, baru kemudian kita cari kandidatnya. Artinya di sini perlu track record orang, kemampuan orang," ujar Gilbert.
Karenanya, Gilbert tak khawatir jika parpol lain mau mengusung nama yang punya popularitas tinggi untuk dimajukan di Pilkada Jakarta, seperti diantaranya Ridwan Kamil dari Partai Golkar.
"Kita tidak memperdulikan itu (popularitas). karena internal kita tidak melihat faktor itu. Variabel yang kita pertimbangkan adalah orang yang mampu bekerja," kata Gilbert.
Ia lantas mengungkit kembali momen Pilkada 2012 lalu saat PDIP mengusung Jokowi yang saat itu elektabilitasnya kalah jauh dari Fauzi Bowo selaku petahana.
Tetapi hasilnya, Jokowi justru bisa memenangi pertarungan di Pilkada Jakarta 2012 silam.
"Artinya dalam hal ini pertimbangannya adalah siapa kandidat yang baik," tuturnya.
Sebut 3 Bulan Lagi Ekonomi Indonesia Cerah, Purbaya Ditegur Said Didu, Berharap Ini ke Menkeu Baru |
![]() |
---|
Tanggapan Bahlil Soal Isu Puteri Komarudin jadi Kandidat Duduki Kursi Menpora "Nanti Terklarifikasi" |
![]() |
---|
Kursi Menpora Masih Kosong, Zainudin Amali Sebut Taufik Hidayat Cocok Naik Jabatan "Bisa Meneruskan" |
![]() |
---|
Baru Jabat Menteri P2MI, Mukhtarudin Langsung Dapat Setumpuk PR, Karding: Yang Harus Kita Perbaiki |
![]() |
---|
Pernyataan Anis Hidayah Viral, Ketua Komnas HAM Siap Mundur Jika Gagal Usut Kasus Munir "Dicatat" |
![]() |
---|