Breaking News:

Pemilu 2024

Daftar 10 Partai yang Gagal Lolos ke DPR pada Pemilu 2024, PPP Cuma Raih 3,87 Persen, PSI 2,8 Persen

Berikut daftar 10 partai politik yang gagal lolos ke DPR RI berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat nasional yang dilakukan KPU RI.

Editor: Amir M
KOMPAS.com/Rahel// KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL
Kaesang Pangarep Ketum PSI dan Achmad Baidowi Ketua DPP PPP, partainya tak lolos ke DPR di Pemilu 2024. 

TRIBUNTRENDS.COM - Berikut ini 10 partai yang gagal lolos ke DPR berdasarkan hasil Pemilu 2024.

PPP harus gigit jari karena cuma memperoleh 5.878.777 suara.

Sementara itu, PSI juga tidak lolos karena hanya mengumpulkan 4.260.169 suara.

Sepuluh partai politik gagal lolos ke DPR RI berdasarkan hasil Pileg 2024.

Mereka adalah PPP, PSI, Perindo, Gelora, Hanura, Buruh, Ummat, PBB, Garuda, PKN.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai politik yang gagal meraup sedikitnya 4 persen suara sah nasional tidak dapat mengonversi suaranya menjadi kursi di Senayan.

Adapun jumlah suara sah nasional Pileg DPR RI 2024 mencapai 151.796.630.

Namun begitu, di atas kertas, boleh jadi masih ada peluang untuk partai politik yang sempat terbelah dualisme kepengurusan itu untuk membalikkan keadaan.

Selain itu, pihak-pihak yang berkeberatan dengan hasil Pemilu 2024 yang ditetapkan oleh KPU RI dapat mengajukan gugatan atau sengketa ke Mahkamah Konstitusi.

Jika mereka membawa bukti-bukti yang dianggap cukup ke MK, perolehan suara bisa berubah.

Berikut daftar 10 partai politik yang gagal lolos ke DPR RI berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat nasional yang dilakukan KPU RI terhadap perolehan suara di 38 provinsi dan 128 wilayah luar negeri pada Rabu (20/3/2024) malam:

1. PPP: 5.878.777 (3,87 persen)

2. PSI: 4.260.169 (2,806 persen)

3. Perindo: 1.955.154 (1,29 persen)

4. Gelora: 1.281.991 (0,84 persen)

5. Hanura: 1.094.588 (0,72 persen)

6. Buruh: 972.910 (0,64 persen)

7. Ummat: 642.545 (0,42 persen)

8. PBB: 484.486 (0,32 persen)

9. Garuda: 406.883 (0,27 persen)

10. PKN: 326.800 (0,215 persen)

Hasil di atas merupakan agregat catatan pemantauan terhadap rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional yang dilakukan KPU RI dan disiarkan langsung secara daring.

KPU RI akan menetapkan hasil resmi perolehan suara sah Pileg DPR RI 2024 melalui Keputusan KPU RI yang akan disahkan malam ini.

Baca juga: Daftar 8 Partai yang Lolos ke DPR pada Pemilu 2024, Suara Golkar Nyaris Salip PDIP

Partai politik di Pemilu 2024.
Partai politik di Pemilu 2024. (KOMPAS.id/ALBERTUS ERWIN SUSANTO)

 

 

Suara PSI Naik , PPP Turun

Sebelumnya, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mencurigai adanya oknum yang memiliki akses untuk melakukan pengelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Namun bukan partai politik peserta pemilu. 

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menjelaskan partai peserta Pemilu 2024, tidak memiliki akses untuk mengubah data yang ada di sistem rekapitulasi suara (Sirekap) KPU

Ia mencontohkan pada 28 Februari 2024, setelah KPU melakukan perbaikan Sirekap, suara PPP malah menurun.

Sebelumnya di tanggal yang sama pukul 12.00 WIB, PPP memperoleh 3.058.000 suara, lima jam kemudian turun menjadi 3,020.000 suara. 

Awiek, sapan Achmad Baidowi, menjelaskan setelah pihaknya menelusuri hilangnya surat PPP, ditemukan adanya kenaikan yang tidak wajar di partai-partai lain dalam rentan waktu tersebut.

"Harusnya kalau suara sudah masuk TPS bertambah suara ikut bertambah atau setidaknya tetap. Ini masalahnya suaranya turun, berakibat terhadap penurunan persentase," ujar Awiek di program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Selasa (5/3/2024). 

Awiek menilai publik juga merasa ada yang janggal mengenai penurunan tersebut dan ditemukan adanya peningkatan suara terbanyak di PSI

Ia meyakini bukan PSI yang bekerja untuk mengubah suara yang masuk, namun pihak yang memiliki akses ke sistem informasi KPU

"PSI dan PPP sama-sama peserta pemilu, tidak memiliki akses mengolah data. Ini pasti ada oknum tertentu yang memanfaatkan situasi yang menyebabkan kegaduhan," ujar Badawi. 

Baca juga: Perbandingan Quick Count dan Real Count KPU Pilpres 2024, Lembaga Survey Mana yang Paling Presisi?

Lebih lanjut Awiek menjelaskan pihaknya sudah mengirim surat protes kepada KPU dan meminta KPU untuk menetapkan perolehan suara sah melalui rekapitulasi berjenjang. 

Sebab, hingga saat ini masih banyak kesalahan yang terjadi di Sirekap KPU, yakni hasil dalam C-1 plano di TPS tidak sama dengan hasil di Sirekap. 

Ia mencontohkan lagi hasil rekaputulasi di Kabupaten Banjarnegera, daerah pemilihan Jawa Tengah 7 untuk DPR RI, PSI dapat 6 ribu sekian suara. Tapi di Sirekap tertulis 10 ribu sekian. 

Padahal hasil rekapitulasi sudah selesai 100 persen dengan 6 ribu sekian suara, namun di Sirekap masih 84 persen dan PSI memperoleh 10 ribu sekian.

Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Kebumen, hasil rekapitulasi KPU dengan data masuk sudah 100 persen menunjukkan PSI mendapat 8 ribu sekian suara. Tetapi di Sirekap 13 ribu sekian dengan data masuk 94 persen.      

"Ini tidak masuk akal tentu siapa yang berbuat, saya yakin bukan PSI, bukan peserta pemilu, tetapi siapa yang memiliki akses itu," ujar Badawi.

"Untuk itu kami ingatkan KPU dalam UU Pemilu hasil resmi itu hasil perhitungan secara berjenjang. Itu yang dijadikan rujukan, masalahnya karena Sirekap ini dikeluarkan KPU, publik menganggapnya hasil resmi padahal bukan," pungkas Badawi. 

(KOMPAS.com/ Vitorio Mantalean)

Diolah dari artikel di KOMPAS.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Pemilu 2024KPUPPPPSIDPRPerindoHanuraPBB
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved