Breaking News:

Pemilu 2024

Sempat Dirawat di RS, Ketua KPPS di Bandung Meninggal, Ada Riwayat Sakit Stroke 'Mungkin Kelelahan'

Seorang ketua Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, meninggal Minggu (18/2/2024)

Kolase TribunJabar/ist
Seorang ketua Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, meninggal Minggu (18/2/2024) 

TRIBUNTRENDS.COM - Diduga karena kelelahan, ketua Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) di Cileunyi, Bandung meninggal dunia.

Korban juga sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Namun sayangnya nyawanya tak tertolong.

Selain itu, diketahui korban juga memiliki riwayat penyakit stroke.

Baca juga: Sosok Polisi Semarang Wafat usai Kawal Pemilu 2024, Dedikasi Kerja Tinggi, Usia 58 Masih On Fire

Seorang ketua Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, meninggal Minggu (18/2/2024) sore.

Ketua KPPS bernama Edwin Hadyana (53) meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

Menurut Ketua Pemilihan Kecamatan, Kusnadi, Edwin Hadyanan bertugas di TPS 56.

"Meninggalnya di RS Santosa Kota Bandung, sore tadi sekitar pukul 16.00 WIB," ujar Kusnadi, saat dikonfirmasi tribun jabar.

Kusnadi mengungkapkan, saat pencoblosan 14 Februari 2024, almarhum bertugas hingga akhir penghitungan suara.

"Namun, setelah itu, Pak Edwin, dibawa ke rumah sakit Santosa dan tadi dikabarkan meninggal dunia," kata Kusnadi.

Mumuh Machroni (58), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas pada Pemilu 2024 di Kabupaten Bandung Barat (KBB), meninggal dunia, Minggu (18/2/2024). Sejumlah petugas KPPS diketahui meninggal dunia akibat kelelahan, termasuk ketua KPPS di Cileunyi.
Mumuh Machroni (58), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas pada Pemilu 2024 di Kabupaten Bandung Barat (KBB), meninggal dunia, Minggu (18/2/2024). Sejumlah petugas KPPS diketahui meninggal dunia akibat kelelahan, termasuk ketua KPPS di Cileunyi. (TribunJabar/ist)

Kusnadi mengatakan saat pencoblosan, Edwin berada dalam kondisi yang baik, namun memang memiliki riwayat sakit struk ringan.

"Setelah pencoblosan, mungkin kelelahan atau apa, lalu dibawa ke rumah sakit, dan tadi dinyatakan meninggal dunia," 

Kusnadi menyebutkan bahwa sejauh ini petugas yang dirawat di rumah sakit ada 4 orang.

Namun saat ini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sementara petugas yang mengalami sakit biasa seperti sakit badan atau flu, menurut Kusnadi, jumlahnya cukup banyak.  

"Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan," katanya.

Sosok Polisi Semarang Wafat usai Kawal Pemilu 2024, Dedikasi Kerja Tinggi, 'Usia 58 Masih On Fire'

Seorang anggota kepolisian di Semarang meninggal dunia setelah mengawal Pemilu 2024.

Sosoknya dikenal memiliki dedikasi kerja yang begitu tinggi.

Usianya tak lagi muda, mendiang disebut akan pensiun pada tahun ini.

Baca juga: Profesi Caleg DPR RI Dapil Jatim Meninggal sebelum Pemilu, Suara Tembus 16 Ribu: Ketiga Terbesar

Seorang anggota Polrestabes Semarang meninggal dunia diduga akibat kelelahan lantaran mengawal jalannya proses Pemilu 2024 pada Minggu (18/2/2024) sekitar pukul 03.00 WIB.

Korban merupakan Iptu Wahyudi. Dia menjabat sebagai Kanit Binmas Polsek Candisari.

"Diduga kecapekan, asam lambung naik, dan juga punya riwayat jantung," tutur Kapolsek Candisari, Iptu Handri Kristanto melalui sambungan telepon, Minggu (18/2/2024). 

Handri menjelaskan, korban meninggal saat bertugas di Pawas 1x24 jam dengan berpatroli dan memantau Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Candisari.

Sebelumnya korban sudah bertugas penuh dalam pengamanan distribusi logistik Pemilu hingga pemungutan suara.

Di saat bersamaan, korban menjalankan tugasnya sebagai anggota Polri, terkait harkamtibmas di wilayah hukumnya. Termasuk, memantau kejadian kecelakaan dan pohon tumbang.

"Peruntukannya kan tugas di PPS, di-PPK, kemudian dilanjutkan piket patroli," ungkapnya.

Baca juga: Suara dari Surga Kisah Caleg Meninggal Sebelum Pemilu, Tak Sempat Kampanye Tapi Suaranya 16 Ribu

Ilustrasi pemilu
Ilustrasi pemilu (TribunJakarta/ist)

Dilarikan ke RS Elisabeth Semarang

Sebelum meninggal, korban pulang beraktivitas patroli pada Sabtu (17/2/2024) pukul 23.00 WIB.

Lalu korban mengaku sakit dan dilarikan ke RS Elisabeth Semarang untuk mendapat pengobatan.

Namun, ternyata nyawanya tidak tertolong.

Korban imbuhnya, merupakan sosok yang sangat disiplin meski telah memasuki usia senja dan akan memasuki usia pensiun dalam waktu dekat.

"Meski usianya sudah 58 tahun, masih on fire. Besok, bulan sembilan pensiun, namun dedikasi, loyalitas, semangat dalam bekerja luar biasa. Semoga diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya, aamiin," katanya.

Ilustrasi polisi meninggal.
Ilustrasi polisi meninggal. (Ilustrasi Grafis/Tribun-Video.com/Ist)

Upacara pemakaman secara militer

Korban diketahui memiliki tiga anak yang sudah dewasa.

Pemakaman Iptu Wahyudi dilakukan dengan upacara militer di TPU Mbah Gangsar Candisari Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (18/2/2023) pukul 13.00 WIB.

Terpisah, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengakui banyak bawahannya yang tumbang dan jatuh sakit akibat kelelahan dalam tugas pengamanan Pemilu.

Namun hal itu sudah menjadi komitmen tugas Polri.

"Ya, kami manusia juga, dalam tugas pengamanan Pemilu ini tentunya sangat berat, namun sudah menjadi komitmen dari tugas Polri mengamankan bangsa dan negara, melindungi mengayomi masyarakat dan saat ini mengamankan proses tahapan Pemilu," kata Irwan.

Sebagian artikel diolah dari Kompas.com

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
Pemilu 2024ketua KPPSCileunyimeninggal
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved