Breaking News:

Berita Viral

Melas, Menantu Diusir Mertua Gegara Beda Pilih Capres, Istri Cuek Lihat Suami Punguti Baju ke Kardus

Virak mertua tega usir menantu gara-gara beda pilihan capres. Pilihan mantu ternyata kalah unggul dilihat dari hasil quick count.

Editor: Monalisa
Instagram @kabarbegri.official
Beda pilihan capres, mertua usir menantunya 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang sopir di Rangkasbitung melas diusir ibu mertua gara-gara beda pilihan capres. Istri tak bela malah cuek lihat suami beberes baju.

Sopir bernama Ozy viral lantaran diusir ibu mertuanya gara-gara beda pilihan capres.

Ozy diketahui mendukung pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin.

Baca juga: Kawal Pemilu 2024, Saksi dari PDIP Wafat di TPS Cibinong, Diduga Sakit, Sempat Minta Dikerok Istri

Ibu mertua usir menantu gara-gara beda pilihan capres
Ibu mertua usir menantu gara-gara beda pilihan capres (Instagram @kabarbegri.official)

Sementara ibu mertuanya mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Ia berpendapat, Anies dan Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, yang memiliki slogan perubahan tersebut dapat menyejahterakan para sopir mobil barang.

"Siapa tahu semisal Pak Anies jadi presiden bisa ada perubahan.

Karena saya berprofesi sebagai sopir," katanya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (15/2/2024).

Ozy melihat kinerja Anies Baswedan sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta terbilang bagus.

"Karena saya lihat kerja nyata bangun stadion JIS, sarana dan prasarana transportasi di Jakarta juga bagus sewaktu jadi Gubernur DKI," lanjutnya.

Namun, pepatah yang mengatakan sudah jatuh tertimpa tangga pula tampaknya sesuai dengan nasib Ozy.

Begitu mengetahui Anies Baswedan kalah berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) di hari Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024) kemarin, ia pun diusir oleh mertua yang merupakan pendukung fanatik Prabowo-Gibran.

Sontak mertua Ozy langsung emosi dengannya.

Dalam tayangan video yang beredar viral, ibu mertuanya yang mengenakan kaos bergambar Prabowo-Gibran, menenteng sebuah kardus dan membantingnya di dekat Ozy.

Baca juga: Istri Cuma Dapat 4 Suara, Suami Caleg di Jambi Ngamuk, Tangan KPPS Patah, Kepala Ketua RT Dijahit 30

Ibu mertua itu mengomeli Ozy sembari menunjuk-nunjuk menggunakan bahasa Sunda Banten.

Ia meminta menantunya memasukkan baju ke dalam kardus dan pergi dari rumah.

"Setelah lihat di TV hasil quick count Prabowo-Gibran unggul di situ langsung pada emosi," tambahnya.

Saat mertua memarahi Ozy, sang istri lebih memilih duduk bersama anaknya.

Istrinya ternyata mendukung pilihan yang sama dengan sang mertua.

Beda pilihan capres, mertua usir menantunya
Beda pilihan capres, mertua usir menantunya (Instagram @kabarbegri.official)

Ozy pun memilih untuk legowo dan menjauh ke rumah kontrakan.

Ia memilih menjauh untuk memulihkan ketegangan di antara mereka.

"Ambil hikmahnya aja, siapapun yang jadi pemimpin di negeri ini yang terpenting bisa mensejahterakan rakyat dan profesi seorang driver menjadi lebih baik," pungkasnya.

Istri Cuma Dapat 4 Suara, Suami Caleg di Jambi Ngamuk, Tangan KPPS Patah, Kepala Ketua RT Dijahit 30

Gara-gara istrinya hanya dapat empat suara, suami caleg di Jambi nekat aniaya anggota KPPS dan ketua RT setempat.

Akibat perbuatan suami Caleg tersebut, sang anggota KPPS mengalami patah tulang.

Sedangkan sang ketua RT harus menerima 30 jahitan di bagian kepalanya.

Baca juga: Kelakuan Timses Caleg DPR RI, Putus Aliran Air ke Rumah Warga Pangkep Gegara Beda Pilihan Caleg

Suami caleg ngamuk, istrinya cuma dapat 4 suara Anggota KPPSdan ketua RT dianiaya, patah tangan hingga dijahit 30
Suami caleg ngamuk, istrinya cuma dapat 4 suara Anggota KPPSdan ketua RT dianiaya, patah tangan hingga dijahit 30 (Ist via TribunJambi)

Sosok suami caleg tersebut diketahui berinisial RM.

RM ngamuk lantaran istrinya yang merupakan caleg PKN hanya mendapat empat suara di TPS di Kelurahan Payo Lebar.

Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Ada dua korban yakni Ketua RT 31 dan anggota KPPS 23.

Penyelenggara di tingkat kecamatan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan RM mengamuk dan mendatangi rumah ketua RT.

“Iya betul, suaminya inisial RM.

Tidak terima istrinya yang caleg PKN hanya mendapat tiga suara.

Padahal istrinya besar dan lahir di lingkungan TPS," ujarnya, Kamis (15/2/2024) dikutip dari Kompas.com

Ia mengatakan RM yang datang bersama delapan orang lainnya sempat ribut dengan ketua RT.

Keributan tersebut sempat dilerai oleh salah satu anggota KPPS.

Namun anggota KPPS yang berinisial H tersebut justru diserang RM dengan kayu hingga tangannya patah.

Sementara Ketua RT menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan.

"Untuk KPPS yang luka dan patah tangan bernama Hariyanto, petugas TPS 23 nomor 7.

Saat ini tidak dirawat di rumah sakit, hanya istirahat di rumah.

Dan ketua RT tersebut menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan," jelasnya.

Ketua KPU Kota Jambi, Deni Rahmat mengaku telah mendengar hal tersebut dan segera menggelar rapat dengan anggota KPU serta pemegang anggaran terkait bantuan dana bagi KPPS.

Baca juga: Perjalanan Komeng Maju Caleg DPD Jabar Tanpa Partai, Dibantu 2 Sosok Ini, Kini Hasil Suara Melesat

“Ini insiden, jadi akan dibahas lebih lanjut.

Belum tahu akan ada anggaran atau tidak, tunggu hasil rapat,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Jambi Kombes Pol Eko Wahyudi membenarkan kejadian tersebut, dan saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut.

"Benar, laporannya ada, nanti kami periksa saksi dulu dan biarkan anggota bekerja di lapangan," kata Eko, Kamis (15/2/2024).

"Yang jelas kepolisian tengah bekerja saat ini.

Untuk korban ada 2 orang, salah satunya anggota KPPS dan sedang kita dalami. Sementara laporan sudah masuk ke Polresta," tambah dia.

Sementara itu Camat Jelutung Hartono mengatakan ketua RT yang menjadi korban sempat berbincang dengan massa yang datang ke TPS.

"Benar memang ada terjadi keributan. Karena ada beberapa orang datang ke TPS.

Dan TPS tersebut langsung menghubungi pak RT saat itu Pak RT lagi tidur, namun setelah mendengar ada keributan beliau langsung bangun dan turun," kata Hartono. Kamis (15/2/24)

Serba-serbi saat pencoblosan maupun saat penghitungan suara Pemilu 2024 di sejumlah TPS.
Serba-serbi saat pencoblosan maupun saat penghitungan suara Pemilu 2024 di sejumlah TPS. (Kolase TribunTrends/Ist)

Dia menyebut saat ketua RT yang menjadi korban kemudian dipukul di bagian kepala.

"Setelah satu jam setengah di rumah sakit, pak RT sudah diperbolehkan untuk pulang.

Ada 2 korban, satu tangan dan kedua kepalanya," tutupnya.

PKN Provinsi Jambi angkat suara Sekretaris Pimda PKN Provinsi Jambi, Eko Harwanto angkat bicara soal keributan yang terjadi di TPS 23 RT 31 Payo Lebar, Kecamatan Jelutung Kota Jambi.

Berdasarkan keterangan dari Eko, kejadian terkadi pada pukul 00.00 WIB saat penghitungan suara di TPS 23.

Saat itu pimpinan PKN Provinsi Jambi beserta rekan tim sukses yang berjumlah 5 orang datang ke TPS 23.

Mereka mendapatkan informasi jika suara caleg PKN, RWA adalah 0 atau kosong.

Menurut Eko, Ketua Pimda PKN Jambi sempat mendatangi petugas KPPS TPS 23 dan bertanya baik-baik.

Benar saat itu hanya ada 4 suara untuk caleg RWA.

Baca juga: Daftar Orang Meninggal saat Pemilu 2024: Nenek & Kakek Jatuh saat Mencoblos hingga Pemilik Rumah TPS

Merasa tidak puas, Ketua Pimda melontarkan kata-kata masalah adanya dugaan politik uang dari caleg tertentu (lawan politik).

Hingga akhirnya terjadi keributan.

Tm caleg yang dituduh melakukan money politic menyerang Ketua Pimda PKN dengan benda tumpul.

Menurut Eko, pimpinan PKN terluka di kepala dan tubuhnya lebam karena diinjak-injak oleh penyerang.

Melihat kejadian ini, rekan-rekan Ketua Pimda PKN Jambi bereaksi melindungi ketua dan menariknya.

Lalu Ketua Pimda PKN kembali ke TPS 16 dekat rumahnya. Sesampainya di lokasi TPS 16, ketua Pimda rencananya akan dibawa ke RS.

"Tidak berapa lama datang orang-orang dari P (ketua RT), mengejar lagi Ketua Pimda membawa senjata besi dan masuk ke dalam TPS memaki-maki dan mengancam akan membunuh ketua Pimda," kata Eko.

Ia mengatakan kejadian tersebut juga disaksikan semua orang di TPS 16.

Karena merasa terancam, Ketua Pimda kembali berlari menyelamatkan diri dan dibawa ke RS DKT untuk mendapatkan pertolongan pertama.

"Selanjutnya kami membuat laporan polisi ke Polresta Jambi.

Saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian atas kejadian tersebut,” ungkap Eko.

Ia mengatakan yang menjadi perhatian adalah penghitungan suara yang seharusnya berurutan dari Capres, DPR-RI, DPD-RI, DPRD Provinsi, terakhir DPRD Kota dan adanya bukti foto bahwa telah terjadi money politic di TPS RT 31 tersebut.

"Ini justru dilanggar oleh pihak KPPS, dengan perhitungan suara DPRD Kota yang didahulukan," tutupnya.

Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com dan TribunSumsel.com

Tags:
mertuamenantuPrabowo SubiantoAnies BaswedanCapressopirRangkasbitung
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved