Breaking News:

Berita Viral

'Berat' Mahasiswa ITB Protes Bayar UKT Pakai Pinjol, Keluhkan Bunga, Wakil Rektor: Tak Ada Masalah

Mahasiswa demo soal bayar UKT pakai pinjol, ITB justru kekeh tak mau putus kerjasama dengan Danacita.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Mahasiswa ITB melakukan aksi unjuk rasa terkait pembayaran UKT menggunakan skema pinjol, di depan Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/1/2024). 

TRIBUNTRENDS.COM - Banjir kritikan hingga didemo mahasiswa, Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB) justru kekeh memberlakukan skema pinjaman online (pinjol) untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT).

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB, Muhamad Abduh.

Muhamad Abduh menegaskan kerjasama antara pihak kampus dengan lembaga keuangan Danacita tetap berlanjut.

"Tidak (akan putus kerja sama) karena memang tidak ada masalah dengan praktik yang dilakukan," ujar Abduh saat jumpa pers di Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (31/1). 

Baca juga: Kritikan untuk ITB yang Tawarkan Bayar Kuliah Pakai Pinjol, Kemendikbudristek: Jangan Nambah Masalah

Menurutnya, ITB terbuka menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga financial technology (fintech) lainnya di Indonesia. Kemajuan teknologi, ujarnya, tidak dapat dihindari.

Salah satunya fintech yang merupakan sebuah inovasi dari sistem pembayaran yang bakal terus berkembang.

"Kalau kami melihatnya begini, fintech ini adalah sebuah inovasi dan kita harus menguasai. Jangan sampai nanti malah fintech dari luar yang masuk ke Indonesia dan itu sangat mungkin sekali," katanya.

Mahasiswa ITB melakukan aksi unjuk rasa terkait pembayaran UKT menggunakan skema pinjol, di depan Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/1/2024).
Mahasiswa ITB melakukan aksi unjuk rasa terkait pembayaran UKT menggunakan skema pinjol, di depan Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/1/2024). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Abduh mengatakan, sejauh ini dari ribuan mahasiswa ITB, baru 10 orang yang menggunakan pinjaman Danacita untuk membayar UKT. 

"Itu pun lebih banyak mahasiswa pasca sarjana, bukan mahasiswa sarjana," katanya.

Abduh tak menyebut secara rinci besaran pinjaman yang diajukan oleh mahasiswa.

Menurutnya, pinjaman yang diajukan akan disesuaikan dengan tagihan yang tertera dalam situs akademik.

Misalnya, jika total tagihan dari mahasiswa senilai Rp 40 juta, maka pinjaman yang diberikan oleh Danacita maksimal senilai Rp 40 juta.

Uang yang telah dicairkan, akan langsung ditransfer ke rekening ITB, bukan ke rekening mahasiswa.

"Persetujuan itu (pinjaman) harus disetujui oleh orang tua atau wali mahasiswa, jadi tidak bisa serta merta mahasiswa datang kemudian mengajukan dan disetujui. Jadi harus ada proses verifikasi," ucapnya.

Abduh juga menyebut tak semua mahasiswa yang mengajukan pinjaman disetujui oleh Danacita.

Sebab, sebagai lembaga keuangan bukan bank, Danacita juga mempertimbangkan kemampuan dari mahasiswa untuk membayar cicilan.

"Sistem peminjaman ini tanpa agunan sehingga pasti institusi melakukan penyaringan secara ketat. Mereka akan memperkecil risiko," katanya.

Abduh menegaskan, meski Danacita menerapkan bunga hingga 20 persen dari pinjaman, ITB tak menerima keuntungan sepeser pun dari kerja sama mereka dengan Danacita.

Menurutnya, kerja sama dengan Danacita dilakukan semata-mata untuk membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT.

"Danacita itu kerja sama dengan ITB untuk membantu mahasiswa yang memiliki masalah keuangan, tidak ada hubungannya dengan pemasukan untuk ITB. Pemasukan untuk ITB ya ketika mahasiswa itu membayar," ujarnya.

"Tadi bilang bagi-bagi berapa keuntungannya? Tidak ada. Ini bukan ITB yang membuat pinjaman. ITB bukan organisasi keuangan, ITB tidak memberikan pinjaman," tambahnya.

Hingga Januari 2024, ungkap Abduh, terdapat 1.768 mahasiswa yang mengajukan keringanan UKT di ITB.

Selain itu, sebanyak 2.732 mahasiswa mengajukan pengajuan cicilan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP). 

Pada 2023, ITB telah menyalurkan beasiswa kepada 7.672 mahasiswa. Jumlah tersebut mencapai 25 persen dari total student body ITB.

Pendanaan dari mahasiswa melalui UKT, menurut Abduh, hanya mencapai 33 persen dari dana yang dikeluarkan pihak kampus.

Sedangkan 29 persen didapat dari APBN dan APBD, kemudian 28 persen dari kerjasama, investasi, dan bantuan lainnya.

Baca juga: ITB Tawarkan Mahasiswa Cicil UKT Lewat Pinjol dan Berbunga, OJK Buka Suara, Apakah Aman?

"Total kebutuhan anggaran setiap tahunnya bisa mencapai Rp 1,9 triliun," ujarnya.

Pada awal semester 2023/2024, menurut Abduh, masih terdapat Rp 21,5 miliar tunggakan pembayaran UKT mahasiswa dari seluruh program.

Selama ini, pihak kampus tidak pernah meminta mahasiswa untuk menanggalkan kuliahnya meski mereka belum bisa membayar uang kuliah.

Berbagai cara, ujar Abduh, dilakukan agar mahasiswa tetap bisa kuliah mulai memberikan penurunan UKT, cicilan, beasiswa termasuk pinjaman melalui Danacita.

"Jadi terkait orang tua yang ada masalah (keuangan) pasti akan kita bantu," ujarnya.

Pembayaran UKT skema pinjol memicu unjuk rasa besar-besaran mahasiswa ITB, Senin (29/1) lalu.

Mahasiswa menolak karena menganggap skema pinjol tersebut sangat memberatkan.

"Pinjaman online Rp 12,5 juta dan membayarkan rentang waktu 12 bulan dengan membayarkan Rp 15,5 juta. Itu kisaran 20 persen, dan ini sangat memberatkan," ujar Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB, Yogi Syahputra, di sela unjuk rasa. "Ini sangat tidak masuk akal." (nazmi abdurahman)

Diolah dari artikel TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
berita viral hari iniITBpinjolmahasiswa
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved