Breaking News:

Di Balik Mundurnya Maruarar Sirait, Sabam Sirait Dulu Ajak Megawati ke PDIP: Awalnya di Luar Sistem

Maruarar Sirait mundur dari PDIP, ini kisah sang ayah, Sabam Sirait dengan Megawati, ternyata punya jasa besar.

Editor: ninda iswara
Tribunnews/ Fersianus Waku
Maruarar Sirait mundur dari PDIP, ini kisah sang ayah, Sabam Sirait dengan Megawati, ternyata punya jasa besar. 

TRIBUNTRENDS.COM - Ada kisah di balik hengkangnya Maruarar Sirait dari PDIP.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, menanggapi mundurnya Maruarar Sirait dari PDIP.

Terkuak pula kisah lama soal jasa ayah Maruarar Sirait kepada Megawati hingga PDIP menjadi partai yang cukup besar.

Pengunduran diri Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait, dilakukan pada Senin (15/1/2024).

Ara telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP ke DPP PDIP dan diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.

Baca juga: Maruarar Sirait Keluar dari PDIP Demi Ikuti Jejak Jokowi, Pengamat: Seleksi Alam Kader Tak Loyal

Qodari menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait, adalah termasuk pendiri PDI pada tahun 1973 bahkan pernah menjadi sekjen dari PDI,” kata Qodari kepada wartawan, Jumat (19/1/2024).

Qodari mengatakan, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karir politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.

“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak oleh Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucap dia.

“Jadi kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, lalu kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau enggak ada Pak Sabam,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Sabam Sirait meniti awal karir politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967.

Baca juga: 4 Kader Hengkang dari PDIP, Artis hingga Maruarar Sirait, Beralih Dukung Prabowo, Ini Profilnya

Detik-detik Maruarar Sirait kembalikan KTA PDIP
Detik-detik Maruarar Sirait kembalikan KTA PDIP (Tangkapan layar di medsos)

Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik yang awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.

"Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tandas dia.

Profil Maruarar Sirait

Berikut profil Maruarar Sirait, politisi yang putuskan keluar dari PDIP.

Maruarar Sirait hengkang dari PDIP lantaran ingin mengikuti langkah Presiden Jokowi.

Bukan sosok sembarangan, Maruarar Sirait lahir dari seorang ayah yang juga merupakan politisi PDIP.

Pria yang akrab disapa Ara tersebut mengatakan, sudah bertemu langsung dengan Wakil Bendahara Umum DPP PDIP, Rudianto Tjen dan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP, Utut Adianto untuk berpamitan.

"Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan pamit dari PDIP hari ini," kata Ara di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Baca juga: DETIK-DETIK Maruarar Sirait Kembalikan KTA PDIP, Dapat Pesan dari Ayah Untuk Bela Jokowi: Orang Baik

Alasan Ara mundur dari PDIP itu diketahui karena mengaku ingin mengikuti langkah politik Presiden Jokowi.

"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi, karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia, kepercayaan publiknya, approval ratingnya 75-80 persen," ujar Ara.

Ara lantas mencotohkan beberapa langkah Presiden Jokowi membasmi radikalisme hingga berjuang membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport.

"Beliau sudah memperjuangkan banyak hal. Bagaimana tegas menghadapi radikalisme, bagaimana membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport dan bagaimana juga membantu rakyat kecil dan juga memindahkan ibu kota adanya pemerataan," tuturnya.

"Jadi, saya memilih bersama dengan Bapak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan. Mohon doa restunya," ungkap Ara menambahkan.

Sebagai informasi, Ara bergabung dengan PDIP sejak tahun 1999.

Ara lantas mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal, Hasto Kristiyanto karena telah mengizinkannya berbakti melalui PDIP.

Lantas, seperti apakah profil Maruarar Sirait yang memilih mundur dari PDIP karena ingin mengikuti langkah Presiden Jokowi itu?

Baca juga: PDIP dan Gerindra Bersaing Ketat Jelang Pemilu 2024, Hasil Survei Elektabilitas Parpol, Saling Susul

Detik-detik Maruarar Sirait kembalikan KTA PDIP
Detik-detik Maruarar Sirait kembalikan KTA PDIP (Tangkapan layar di medsos)

Profil Maruarar Sirait

Maruarar Sirait biasa disapa Bang Ara merupakan politikus yang lahir di Medan pada 23 Desember 1969.

Ia merupakan anak dari pasangan Suami Istri Sabam Sirait dan Sondang Boru Sidabutar. 

Ayah Ara, yakni Sabam Sirait merupakan seorang politikus senior yang telah berpolitik selama tujuh masa presiden Indonesia.

Tercatat, pernah menjadi Sekjen PDI Perjuangan selama 13 tahun, anggota DPR RI selama tujuh periode, serta anggota DPA RI selama dua periode.

Sabam Sirait juga pernah menjabat sebagai anggota DPD RI.

Maruarar Sirait menikah dengan Shinta Triastuti dan dikaruniai dua orang anak.

Maruarar Sirait yang lahir di Medan ini ternyata besar di Jakarta.

Ia menghabiskan masa sekolah sejak SD sampai SMA di Jakarta.

Riwayat Pendidikan:

  • SD PKSD VI Jakarta sejak 1982 sampai 1985
  • SMPK Ora Et Labora dan lulus pada 1988
  • SMA Negeri 7 Jakarta hingga lulus pada 1991
  • S1 Ilmu Politik di FISIP Universitas Parahyangan dan lulus pada 1996

Semasa kuliah, Ara dikenal sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi.

Ia aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan mengasah kemampuan berpolitiknya di sana.

Ara juga aktif sebagai anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Unpar.

Tak hanya itu,  Ara sempat didaulat menjadi Manajer Kooperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Unpar.

Aktivitasnya di berbagai organisasi mahasiswa itulah yang membuatnya tertarik untuk masuk ke dunia politik.

Terlebih, ayahnya juga seorang politikus ulung dari PDIP

Kemudian, pada 1999, Ara membulatkan tekad untuk bergabung bersama PDIP mengikuti jejak sang ayah.

Sebagai kader partai, Maruarar Sirait terkenal sebagai seorang yang kritis.

Baca juga: Jokowi Tak Ucapkan Selamat & Kirim Bunga di HUT PDIP, Hasto Singgung Komitmen, Ganjar Sebut Lupa

Maruarar Sirait mundur dari PDI Perjuangan, partainya Megawati Soekarnoputri, penyebab mundurnya anak pendiri PDI itu hingga kini masih misterius.
Maruarar Sirait mundur dari PDI Perjuangan, partainya Megawati Soekarnoputri, penyebab mundurnya anak pendiri PDI itu hingga kini masih misterius. (Kompas.com)

Berikut beberapa jabatan strategisnya di PDIP:

  • Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat
  • Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat
  • Ketua Bidang PURA DPD PDI Perjuangan
  • Ketua DPP PDI Perjuangan

Pada 2004, Ara maju sebagai calon anggota DPR RI melalui partai bergambar banteng itu.

Ia kemudian dipercaya menjadi anggota Komisi XI DPR RI Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Perbankan hingga 2009.

Periode berikutnya, ia kembali maju sebagai caleg DPR RI dan berhasil lolos ke senayan untuk periode 2009 – 2014 dan 2014 – 2019.

Pada 2019, Ara sempat mengeluarkan pernyataan tidak akan maju sebagai calon anggota legislatif karena PDIP perli kader-kader yang lebih muda untuk regenerasi.

Pasalnya, Ara sudah menjadi anggota DPR selama tiga periode.

Namun, pada akhirnya Ara kembali mencalonkan diri untuk daerah pemilihan Jawa Barat III yang meliputi Cianjur dan Bogor.

Sayangnya, ia gagal lolos ke Senayan karena suaranya kalah dari caleg satu partai, Rieke Diah Pitaloka.

Meski tidak lolos, Ara mengungkapkan dirinya ikhlas dan tetap legowo. 

Selain aktif sebagai anggota legislatif, Ara juga sempat ditunjuk menjadi Steering Committee (SC) Piala Presiden tahun 2016, 2017, dan 2018. 

Sebagai informasi, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Ara mendukung RUU Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty dengan berbagai catatan.

(Tribunnews)

 

Diolah dari artikel di Tribunnews.com dan Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Maruarar SiraitPDIPMegawati
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved