Pilpres 2024
Maruarar Sirait Keluar dari PDIP Demi Ikuti Jejak Jokowi, Pengamat: 'Seleksi Alam Kader Tak Loyal'
Keluarnya Maruarar Sirait disebut pengamat politik bikin PDIP lega lantaran kader tak loyal bak terseleksi alam.
Editor: Monalisa
TRIBUNTRENDS.COM - Pengamat politik menyoroti keputusan Maruarar Sirait keluar dari PDIP demi Jokowi.
Seperti diketahui, Maruarar Sirait memutuskan keluar dari PDIP lantaran ingin mengikuti langkah Jokowi.
Bahkan secara jantan, Maruarar Sirait juga sudah mengembalikan KTA PDIP.
Baca juga: 4 Kader Hengkang dari PDIP, Artis hingga Maruarar Sirait, Beralih Dukung Prabowo, Ini Profilnya

Pengamat politik, Selamat Ginting menganalisis keluarga pria yang akrab disapa Ara tersebut dari sisi internal PDIP.
Menurutnya, keluarnya Ara semacam seleksi alam bagi kader yang sudah tak loyal dengan PDIP.
"Dari internal barangkali PDIP juga merasa lega karena kemudian kader yang sudah tidak loyal sudah menyatakan dirinya keluar.
Sehingga seleksi alam siapa yang tunduk dan patuh pada kepemimpinan partai di bawah Megawati," kata Ginting saat dimintai tanggapannya, Selasa (16/1/2024).
Diketahui, meski telah lama menjadi kader PDIP dan merupakan anak salah satu politisi senior partai yakni mendiang Sabam Sirait, tetapi Ara sejak beberapa tahun terakhir 'dianaktirikan' oleh PDIP.
Pada 2014 silam, Ara yang merupakan loyalis Jokowi digadang akan menjadi menteri, tetapi ternyata tak masuk dalam struktur pemerintahan kala itu.
Kemudian pada Pemilu 2019, Ara dipindahkan dapilnya dari Sumedang, Majalengka dan Subang menjadi ke dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur sehingga gagalm lolos menjadi anggota DPR RI.
Menurut Ginting, yang perlu dikhawatirkan dari PDIP saat ini adalah memastikan semua kader mereka tegak lurus loyal terhadap kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.
Terutama kepada para kader muda PDIP dan yang tergabung dalam Taruna Merah Putih, organisasi sayap partai PDIP yang lama dipimpin Ara.
Meski Ara telah tak menjabat Ketua Umum Taruna Merah Putih sejak 2023, tetapi sosok Ara begitu melekat di organisasi itu.
Sebab, Ara telah menjabat Ketua Umum Taruna Merah Putih selama 15 tahun sebelum digantikan oleh Hendrar Prihadi.
"Yang jadi persoalan apakah organisasi Taruna Merah Putih itu juga akan tetap akan loyal pada PDIP atau akan berbalik arah.
Ini dampaknya adalah orang-orang yang masuk dalam struktur PDIP termasuk calegnya bisa saja kemudian dievaluasi, barangkali nanti ada semacam pakta integritas untuk loyalitas kepada partai," ujar Ginting.
Pengakuan Maruarar Sirait
Saat mengembalikan kartu anggota, pria yang akrab dipanggil Ara itu ditemui oleh Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Utut Adianto.
Video pertemuan antara Ara dengan Utut beredar luas di media sosial.
"Saya percaya dan ikut hati serta nurani saya percaya bahwa bapak Jokowi telah memanusiakan Indonesia.
Kepuasan publik pada Presiden Jokowi sangat tinggi dan saya adalah bagian dari bangsa Indonesia yang mengikuti Jokowi," kata Ara dalam video tersebut.
"Mohon maaf jika ada kekuarangan selama ini.
Saya kembali kartu anggota PDIP ini.
Memang benar bapak saya pendiri PDI, dan akan saya pertanggungjawabkan.
Bapak saya pernah berpesan agar menjaga dan membela Jokowi karena beliau orang baik," imbuhnya.

Utut pun menerima dengan baik kartu yang dikembalikan oleh Ara.
Utut berjanji akan melaporkan tersebut kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri dan dan Sekjen Hasto Kristiyanto.
"Pak Ara, sebagai sahabat pengembalian kartu anggota ini kami terima dengan baik. Kami akan laporkan kepada ibu Ketua Umum dan pak Sekjen.
Nanti akan kami bahas di rapat DPP.
Pak Ara, sebagai sahabat apa pun yang terjadi, kita akan tetap bersahabat," kata Utut. Keduanya pun saling berpelukan.
Kepada wartawan, Ara yang juga mantan Ketua Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI-P itu turut mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hingga Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
Baca juga: Jokowi Tak Ucapkan Selamat & Kirim Bunga di HUT PDIP, Hasto Singgung Komitmen, Ganjar Sebut Lupa
"Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan," kata Maruarar.
Maruarar mengatakan itu di dalam mobilnya berwarna hitam dengan nomor pelat B 2770 SXR. Maruarar memakai baju kemeja putih dengan corak gambar daun.
"Saya sudah ketemu dengan Bapak Utut Adianto Wakil Sekjen.
Dan juga Bapak Rudianto Tjen.
Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto dan jajaran partai karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDI Perjuangan," ucap Maruarar.

Dia turut membeberkan alasannya meninggalkan PDI-P, salah satunya adalah mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun ia tak memerinci apakah alasan itu adalah mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tidak seperti PDI-P yang mengusung Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia," tutur dia.
Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com dan WartaKotalive.com
5 Sikap PDIP Usai MK Tolak Gugatan Pilpres 2024, Lanjut Gugat ke PTUN: Berjuang Menjaga Konstitusi |
![]() |
---|
MK Tolak Gugatan Pilpres 2024, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Menerima? Begini Tanggapan Prabowo |
![]() |
---|
'Harus Sportif', Gugatannya Ditolak MK, Mahfud MD Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Selamat Bertugas |
![]() |
---|
Profil 3 Hakim Dissenting Opinion saat MK Tolak Gugatan Pilpres, Nilai Dalil Anies Berdasar Hukum |
![]() |
---|
Tok! MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024 Anies-Cak Imin, Semua Dalil Disebut Tak Beralasan Hukum |
![]() |
---|