Breaking News:

Berita Viral

Pria Lempari Rumah Kerabat dengan Batu dan Sampah, Sempat Ribut hingga Bawa Clurit, Rebutan Warisan

Seorang pria di Trenggalek, Jawa Timur melempar batu hingga sampah ke rumah kerabatnya diduga gegara rebutan warisan.

Editor: jonisetiawan
TikTok
Viral video aksi pria lempar batu ke rumah kerabat, berawal dari masalah warisan. 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang pria di Trenggalek, Jawa Timur melempar batu ke rumah tetangganya diduga gegara rebutan warisan.

Pria itu terkadang juga melempari rumah tetangga dengan genteng dan sampah.

Aksinya itu terekam CCTV lalu dengan cepat viral di media sosial seperti yang diunggah akun TikTok @nananajun_.

Korban mengungkap bahwa aksi pria itu melempari rumahnya dengan batu hampir setiap hari.

Lewat unggahan di media sosialnya, korban menceritakan kronologi masalahnya diduga soal warisan.

Diketahui pria itu ternyata masih kerabat dengan pemilik rumah yang dilempari batu tersebut.

Baca juga: Apes Maling di Lombok, Awalnya Girang Bisa Gasak Toko Tetangga, Ditangkap Gegara Selembar Pakaian

Viral rekaman seorang pria usil yang sering lempar batu ke rumah tetangga. Korban akhirnya bongkar penyebab pelaku sering berbuat jahat kepadanya
Viral rekaman seorang pria usil yang sering lempar batu ke rumah tetangga. Korban akhirnya bongkar penyebab pelaku sering berbuat jahat kepadanya (TikTok)

Bahkan sang pria nekat sejak sebelum subuh sekira pukul 03.30 Wib melakoni aksinya agar tak ketahuan warga.

Beruntung, sang pemilik rumah yakni Najun merekam aksi jahat pria iseng tersebut.

Gusar dengan aksi tersebut, Najun pun memviralkan sang pria usil di media sosial.

Melalui akun TikTok @nananajun_, Najun membagikan rekaman CCTV saat pria tersebut melempari rumahnya dengan batu.

Belakangan terungkap, bahwa pelaku pelemparan batu itu tak lain adalah saudara Najun sendiri.

Dalam postingan terbarunya, Najun pun menceritakan awal mula rumahnya dilempari batu oleh tetangganya.

Ternyata permasalahan lempar batu itu diawali dari persoalan warisan.

"Jadi rumah ini milik orang tua saya yang tanahnya didapatkan dari warisan ibu ayah saya yang notabene adalah nenek saya," ungkap Najun dilansir TribunnewsBogor.com.

"Beliau yang lempar-lempar juga adalah kakak dari nenek saya alias Pakde dari ayah saya. 

Pakde ayah saya sudah mendapat bagian sendiri. Begitu pun ibu dari ayah saya," sambungnya.

Bercerita semasa kecil, Najun menyebut kondisi rumahnya sekarang berbeda dengan yang dulu.

Kala itu rumah Najun masih belum ada pembatas tembok dengan rumah Pakde dan saudaranya yang lain.

Hingga akhirnya orang tua Najun memutuskan untuk membangun tembok tinggi.

"Dari saya kecil beliau memang seperti itu. Bagian belakang halaman samping rumah saya dulu terbuka.

Lalu karena orang tua saya dua-duanya bekerja meninggalkan saya dan kakak yang masih SD, jadilah ditembok tinggi dan dikasih pintu seng dengan kusen kayu layaknya pintu rumah dengan alasan keamanan," pungkas Najun.

Bertahun-tahun rumahnya ditembok tinggi untuk mencegah orang asing masuk, Najun terkejut setelah ibunya meninggal.

Secara tiba-tiba, pintu pembatas tembok rumahnya hilang.

Hal itu membuat samping rumahnya menjadi jalanan umum warga, termasuk saudaranya.

"Waktu saya SMP ibu saya meninggal, jadilah tinggal kami bertiga. 

Saya juga enggak tahu gimana ceritanya tiba-tiba pintu itu sudah hilang. 

Lama-lama rumah saya menjadi jalan umum sampai saya pernah dapat ancaman dibacok sama 2 laki-laki," kata Najun.

Terparah di tahun 2020 saat tengah merantau, rumah keluarga Najun berubah fungsi layaknya jalanan umum.

Baca juga: Suami Merantau Banting Tulang, Istri Malah Asyik Kumpul Kebo dengan Tetangga, Berani Tinggal Bareng!

"Akhirnya tahun 2020 saya kerja dan kos di Gresik. Posisi kakak saya sudah menikah dan tinggal di rumah ini.

Karena saya khawatir kakak saya kenapa-napa akhirnya saya kasih pintu besi agar tidak jadi jalan umum," ujar Najun.

Singkat cerita, Najun sekeluarga tiba-tiba terlibat cekcok dengan Pakdenya.

Hal itu karena Pakdenya mengamuk di rumah Najun tanpa sebab.

Baca juga: Ya Allah! Tetangga Tega Sekap dan Habisi Nyawa Janda Tajir dan Anak di Pasuruan, Pelaku Gagal Kabur

"Tahun 2021 saya cekcok dengan pelaku karena pelaku marah-marah bawa celurit dan merobohkan kandang kucing saya 2 kali. 

Akhirnya saya lawan. Lalu anak si pelaku yang menempati rumah yang saya tutup itu keluar dan bilang kalau saya tidak sopan karena melawan bapaknya," imbuh Najun.

Ilustrasi bertengkar.
Ilustrasi bertengkar. (Trubunnews.com/ist)

Kala itu Najun yang ribut besar dengan sang Pakde dan sepupunya pun akhirnya memutuskan tali persaudaraan.

Hal itu karena sepupunya tak mau minta maaf padahal telah merusak rumahnya.

Namun di momen itu, Najun belum terpikir akan tega membangun tembok tinggi guna menghalangi rumahnya dengan saudara-saudaranya.

"Saya gak langsung menembok, saya masih berharap ada itikad baik entah minta maaf atau apa. 

Tapi yang terjadi mereka malah bikin teras di atas tanah orang tua saya seakan-akan nantang," kata Najun.

Sampai akhirnya kesabaran Najun habis setelah mengetahui tabiat Pakde dan sepupunya.

Najun akhirnya membangun tembok tinggi yang memisahkan antara rumahnya dan rumah Pakdenya serta sepupunya.

"Dari situ saya sudah naik pitam jadilah langsung ditembok. 

Oh ya banyak yang bilang katanya saya tidak melawan, saya melawan kok. Sudah sering cekcok dan ya gini-gini aja," ujar Najun.

Hal itulah yang belakangan membuat Pakde Najun kesal karena rumahnya tertutup tembok.

Sehingga membuat Pakde Najun setiap hari melempari batu ke rumah keponakannya.

Atas aksi sang Pakde, Najun mengaku telah melaporkan hal itu ke polisi.

"Banyak tetangga bertanya-tanya bahkan menyalahkan kami karema dianggap tdk punya hati nurani tanpa melihat alasan dari tindakan kami. Pasang pintu besi pun mnjdi perkara disini.. dikatain pelit, jahat, dll. 

Padahal ada jalan utama yg beraspal knp lewat halaman rumah org?

Tanpa permisi pun mskipun saya lg jongkok-jongkok nyuci keset. 

Sampai rmh saya pernah dilewati marching band, kucing saya sering mati terlindas, barang2 bahkan sandal, sapu dan pengki pun ikut hilang padahal itu HALAMAN rumah BUKAN jalan. Kalo sdh spt itu siapa yg tgg jawab? Rumah harusnya jadi tempat ternyaman bukan," ungkap Najun.

***

Artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.com 

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
sampahTrenggalekwarisan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved