Breaking News:

Selebrita

Pesulap Merah Berduka Pasien Tewas di Pondok Gus Samsudin, Kritik Pengobatan Abal-abal: Penjarakan!

Marcel Radhival alias Pesulap Merah berduka soal kabar pasien meninggal di toilet Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin di Blitar, Jawa Timur.

Editor: jonisetiawan
Instagram marcelradhival/gus_samsudin_jadab
Pesulap Merah sebut Gus Samsudin pantas dipenjarakan imbas tewasnya pasien di toilet pondok milik Gus Samsudin. 

TRIBUNTRENDS.COM - Marcel Radhival alias Pesulap Merah buka suara soal kabar pasien meninggal di toilet Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin di Blitar, Jawa Timur.

Sebelumnya dikabarkan, warga Surabaya berinisial S (59) ditemukan meninggal dunia di Pondok Nuswantoro.

Jenazah S ditemukan tiga hari setelah dirinya berobat di pondok yang berlokasi di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

S sendiri merupakan warga Tambak Asri Melati, Morokrembang, Krembangan, Surabaya.

Kematian S terkuak setelah petugas kepolisian dan keluarga korban memeriksa CCTV di lingkungan pondok.

Baca juga: TEKA-TEKI Pasien Tewas di Pondok Gus Samsudin, 2 Hari Terkunci di Toilet, Pondok Tak Berizin Resmi

Pesulap Merah buka suara soal kematian pria berinisial S di  Gus Samsudin
Pesulap Merah buka suara soal kematian pria berinisial S di Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin. (Tangkap layar YouTube Marcel Radhival)

Terbaru, Pesulap Merah yang sempat berseteru dengan Gus Samsudin buka suara kematian S.

Pesulap Merah ikut berduka cita dan sedih dengan tewasnya pasien pondok milik Gus Samsudin.

Karena itu Pesulap Merah berharap polisi mengutus tuntas penyebab tewas pasien di pondek milik Gus Samsudin.

Mulanya dia mengunggah tangkapan layar berita tentang kasus itu ke akun Instagram-nya @marcelradhival1, dikutip Jumat (15/12/2023).

Pesulap Merah menyampaikan pernyataan duka cita karena merasa tindakan menyadarkan masyarakat akan pengobatan alternatif belum berhasil.

Justru masih ada korban yang berjatuhan akibat berobat ke pengobatan alternatif.

Karena itu, Pesulap Merah juga menuntut agar polisi segera merespon laporan korban dengan cepat.

"Sumpah sedih banget baca berita terbaru ini, turut berduka untuk korban.

Saya pribadi maaf banget banget tidak bisa berbuat apa-apa jika sudah terjadi seperti ini.

Ketika viral menghadapi dukun Blitar ini saya sudah meluangkan waktu semaksimal mungkin ke tv, pocast, dll cuma untuk mencegah kamu semua mendatangi dukun Blitar ini, karena memang dia sangat berbahaya ketika kamu ingin membongkarnya secara langsung.

Belakangan inipun fitnah yang dia lakukan untuk memancing saya kembali datang ke Blitar itu sudah terbaca oleh team saya, karena tidak ada jalan lain untuk menghentikan saya membongkar kepalsuannnya kecuali dengan menghilangkan nyawa saya, dan alhamdulillah saya tidak terpancing untuk datang kembali.

Pleaseeee POLISI jangan mempersulit laporan para korban dan laporan saya lagi.

Dia jelas-jelas membuat konten hoax, membuka pengobatan palsu, dan terakhir ini sampai ditemukan jenazah di ponpesnya. KURANG APA LAGIIII ??!!

Bantu up semua gaesss kasus Samsudin ini, dia pantas dipenjarakan karena pembuatan konten HOAX apalagi sampe bikin-bikin pembuktian palsu pakai orang bayaran. Jangan sampai hilang (*lagi) dari hukum,"

Pasien tewas di pondok Gus Samsudin, 2 hari terkunci di toilet
Pasien tewas di pondok Gus Samsudin, 2 hari terkunci di toilet (Kolase YouTube)

Kekesalan Pesulap Merah terhadap Gus Samsudin kian menjadi setelah tempat praktik pemilik frase 'Hooh Tenan' ini tidak berizin.

Dia sendiri yang lulusan SMK Farmasi ini harus menunggu keluar izin mendirikan apotek selama setahun lebih.

Sementara Gus Samsudin dapat membuka praktek tanpa izin.

"Gue buka apotek aja urus izinnya berbulan-bulan bahkan sampai 1 - 1,5 tahun, ini buka pengobatan tanpa tes dan tanpa surat izin serta tanpa keahlian sama sekali, alias abal-abal sampe ada pasiennya meninggal di toilet selama 2 hari gitu dibiarin aja," tulisnya di Instagram Story.

Baca juga: Geger di Pondok Nuswantoro Milik Gus Samsudin, Ada Pasien Ditemukan Meninggal di Kamar Mandi

Diberitakan sebelumnya, seorang pasien SWT, warga Kelurahan Morokrembang, Kecamatan Krembangan, Kota Surabayadi toilet Pondok Nuswantoro milik Samsudin alias Gus Samsudin pada Senin (11/12/2023).

Pasien meninggal ini adalah SWT, warga Kelurahan Morokrembang, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya.

Perempuan berusia 59 tahun ini pamit ke keluarganya untuk berobat di pondok pengobatan alternatif milik Gus Samsudin Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Sabtu (9/12/2023) pagi.

Namun, hingga Senin (11/12/2023), SWT tak kunjung pulang ke rumah.

Ilustrasi mayat, pembunuhan
Ilustrasi mayat, pria berinisial S di Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin.  (via Tribunnews.com)

Pihak keluarga lalu mendatangi tempat pengobatan alternatif milik Gus Samsudin yang dulunya bernama Padepokan Nur Dzat Sejati.

Kapolsek Lodaya Barat Iptu Dwi Purwanto mengatakan, kematian SWT diketahui setelah keluarganya melapor ke Polsek Lodaya Barat bahwa SWT sudah tiga hari tidak pulang ke rumah.

“Awalnya keluarga datang ke pondok hari Senin mencari korban. 

Berdasarkan catatan pada buku tamu, korban benar datang ke pondok untuk berobat pada hari Sabtu (9/12/2023)," ujar Dwi saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/12/2023) malam..

"Namun pihak pondok mengaku tidak mengetahui lagi keberadaan korban,” imbuhnya.

Baca juga: Kotak Suara Pilkades Tangerang Berasap, Pesulap Merah Selidiki, Misteri Terbongkar Astaghfirullah

Mendapat laporan itu, ujarnya, polisi segera mendatangi pondok dan memeriksa rekaman kamera pengawas CCTV.

Melalui rekaman CCTV itu diketahui SWT sempat mengikuti terapi pada Sabtu malam pukul 20.44 WIB dan kemudian masuk ke kamar mandi.

Atas dasar rekaman CCTV itu, kata Dwi, polisi lantas melakukan pengecekan ke kamar mandi di area pondok dengan kondisi pintu terkunci dari dalam.

Pintu lantas didobrak dan didapati SWT sudah tidak bernyawa dengan tubuh telentang.

“Benar, korban berada di kamar mandi itu sejak Sabtu malam tanpa diketahui pengurus pondok.

Keberadaan korban baru terungkap Senin malam,” tuturnya.

Menurut Dwi, pihak keluarga menyatakan menerima kematian SWT dengan alasan perempuan tersebut memang menderita darah tinggi dan sesak napas menahun.

Pihak keluarga, lanjutnya, juga membuat surat pernyataan tidak akan menuntut pihak pondok dan meminta tidak dilakukan otopsi atas jasad SWT.

Pada Selasa (12/12/2023), jenazah SWT telah dibawa ke Surabaya untuk dimakamkan.

Penjelasan Polisi

Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polres Blitar Iptu Udiono mengatakan bahwa pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan atas meninggalnya SWT meskipun sudah ada pernyataan dari pihak keluarga korban tersebut.

“Saat ini tengah diselidiki oleh Sat Reskrim Polres Blitar.

Ya, termasuk masalah ada tidaknya izin praktik pengobatan juga tengah dikumpulkan datanya,” ujarnya.

Terungkap besar tarif pengobatan spiritual Gus Samsudin
Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin tak punya izin. (Kolase Surya.co.id)

Tak Punya Izin

Kasus meninggalnya pasien di Pondok Nuswantoro membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Jawa Timur langsung mengecek ke lokasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Christine Indrawati, mengatakan akan mengecek ke lapangan.

Mereka akan mengecek untuk memastikan benar ada praktik pengobatan alternatif atau tradisional di Pondok yang dulu bernama Padepokan Nur Dzat Sejati itu.

“Kami akan lihat kembali apa benar buka praktik pengobatan

Kalau iya kan salah itu karena tidak punya izin, tapi kok tetap praktik pengobatan,” ujar Christine saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (14/12/2023) malam.

Baca juga: Ingat Gus Samsudin? Kini Viral Jatah Istri Pertama Rp 100 Juta/Minggu, Jika Tak Habis Bakal Dihukum

Menurut Christine, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar belum pernah mengeluarkan izin praktik pengobatan untuk pondok tersebut.

Bahkan, izin praktik pengobatan tradisional milik Padepokan Nur Dzat Sejati itu sudah dicabut pada Agustus 2022.

Selain karena memicu kontroversi di masyarakat, ujarnya, pencabutan yang dilakukan lebih dari setahun lalu itu juga didasarkan pada ketidaksesuaian antara izin dan praktik pengobatan yang dijalankan.

“Waktu itu izinnya kan pijat tradisional, tapi kenyatataannya tidak melakukan pijat,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, Dinas Kesehatan juga akan meminta informasi terkait terapi apa yang diberikan kepada SWT.

“Tapi kami tidak dalam posisi untuk menilai benar apa salah terapi yang diberikan. 

Hanya pengumpulan informasi dan kronologi saja,” terangnya.

***

Artikel ini diolah dari Sripoku

Sumber: Sriwijaya Post
Tags:
Pesulap MerahGus Samsudinpengobatan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved