Breaking News:

'Tolonggg' Histeris Pria, Pacaran di Gubuk Tepi Pantai Berujung Petaka, Pacar Tewas Tersambar Petir

Tengah asyik pacaran di gubuh tepi pantai sambil menikmati gerimis. Seorang pria histeris lihat kekasihnya sudah terkapar tewas tersambar petir.

Editor: Monalisa
Ist/Polsek Jenu
Pacaran di gubuk tepi pantai, pria histeris kekasihnya tewas tersambar petir 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang pria histeris melihat pacarnya terkapar di gubuk tepi Pantai Cemara, Kabupaten Tuban, Minggu (26/11/2023) malam.

Awalnya pria berinisial C (35) ini tengah menikmati suasana malam di Pantai Cemara bersama kekasihnya NS (29).

Namun tiba-tiba saat gerimis mulai turun, NS tiba-tiba terkapar dan membuat C histeris.

Baca juga: Tegar Dwi Prasetya Pemain U-13 Wafat Tersambar Petir saat Tanding Piala Soeratin, Ambruk di Lapangan

Anggota Polres Tuban sedang melakukan penyelidikan
Anggota Polres Tuban sedang melakukan penyelidikan (Ist/Polsek Jenu)

C lantas berteriak-teriak minta tolong.

Sontak, beberapa pedagang Pantai Cemara yang berada tak jauh dari gubuk NS dan C langsung datangi gubuk NS dan C.

Setelah dicek, NS kondisinya terlentang di gubuk dan sudah tidak bernyawa.

Sedangkan, C masih histeris dan minta tolong.

Selanjutnya, C tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Kapolsek Jenu Iptu Wachid Nurcahyo membenarkan ada kejadian tersebut di wilayah hukumnya.

Namun, lanjut Wachid sapaannya, penyebab tewasnya NS di gubuk Pantai Cemara itu saat ini belum diketahui.

Baca juga: Ya Tuhan! Remaja Tewas saat Latihan Pencak Silat, Dihajar Senior Gegara Tak Bisa Rekrut Anggota Baru

Pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu.

"Memang benar terdapat seorang wanita yang meninggal dunia di Pantai Cemara.

Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut," tuturnya Senin (27/11/2023) pagi.

Terpisah, Zaelana, salah satu anak pedagang dekat gubuk NS dan C menduga NS tewas karena tersambar petir.

Sebab, pada petang yang bergerimis itu, salah satu pohon dekat gubuk NS dan C tersambar petir.

Tips mencegah sambaran petir dari Dosen UMM Malang

Ilustrasi tewas tersambar petir
Ilustrasi tewas tersambar petir (Kolase Cufbi.com/pexels)

Musim hujan membuat masyarakat harus lebih waspada. Dosen Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Machmud Effendy ST MEng mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan datang disertai petir.

Dikatakan, secara prinsip, petir mengandung muatan listrik negatif sehingga akan selalu mengincar sesuatu yang memiliki muatan listrik positif, termasuk diantaranya bumi.

Petir menimbulkan kerugian material hingga jatuhnya korban jiwa.

“Petir kerap mengincar bangunan-bangunan yang tinggi dan luas serta memiliki banyak aliran listrik.

Bangunan itu berpotensi lebih besar terkena sambaran petir, seperti misalnya rumah tempat tinggal, fasilitas perkantoran, gedung olahraga, gedung pemerintahan dan gedung-gedung sejenisnya,” papar Machmud dalam rilis humas UMM, Minggu (26/11/2023).

Dijelaskan, manusia yang merupakan aktor utama, perlu memiliki edukasi yang memadai terkait cara melindungi diri dari petir.

Seperti memantau ramalan cuaca secara berkala, menjauhi tempat terbuka ketika cuaca buruk, serta meminimalisir penggunaan listrik dan telepon genggam ketika sedang hujan.

Selain itu, penggunaan listrik dan telepon genggam yang menimbulkan radiasi berpotensi juga menjadi jalur bagi arus petir yang dapat membahayakan manusia.

Baca juga: INNALILLAHI, Pengantin Baru Berduaan di Kamar, Suami Malah Tewas Tersambar Petir, Baru 4 Bulan Nikah

Termasuk juga ketika mengoperasikannya saat berada di dalam mobil.

Selain perlu menjauhi aktivitas yang berhubungan dengan kelistrikan, penggunaan penangkap atau penangkal petir juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi peluang terjadinya sambaran petir.

Masyarakat kerap mengira bahwa kedua alat ini sama, tapi pada dasarnya berbeda.

Dimana penangkap petir bekerja dengan cara menangkap petir yang menyambar dan menyalurkan ke tanah dengan tegangan serendah-rendahnya.

Sementara penangkal petir menggunakan listrik tegangan yang sangat tinggi sehingga petir dapat langsung dimentahkan.

Meski tujuannya sama, penangkap dan penangkal listrik memiliki fungsi yang berbeda.

Dijelaskan, penangkap listrik biasanya digunakan pada skala kecil menengah seperti rumah tangga, industri mikro, hingga gedung perkantoran kecil.

Penangkap listrik juga dinilai efisien karena jauh lebih terjangkau dari segi biaya.

Penangkal listrik membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, bahkan mencapai dua puluh kali lipat.

Sebab biaya pembelian alat yang mampu memproduksi listrik hingga tegangan lebih dari 40.000 volt.

Selain mahal, alat penangkal listrik memiliki jangkauan yang sangat luas.

Satu alat penangkal listrik dapat menjangkau bahkan hingga radius 50 meter.

Sehingga alat ini cocok untuk digunakan dalam lingkup yang lebih luas, seperti kawasan industri, kawasan perkantoran, pabrik dan gedung olahraga.

Alatnya juga memiliki berbagai keuntungan lain seperti penggunaan sistem elektro statis.

Sehingga pantulan listrik yang dihasilkan tidak menimbulkan radiasi apapun yang dapat membahayakan lingkungan maupun manusia.

Artikel ini diolah dari TribunJatim.com

Tags:
petirTubanpacarkekasihpria
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved