Breaking News:

Berita Viral

'Tuhan Mohon Keadilan' Ibu Histeris Temui Jasad Aldi, Mahasiswa Bali Tewas Mengenaskan di Kosan

Ibunda Aldi Sahilatua Nababan histeris saat tahu anaknya tewas mengenaskan di Bali, dia meminta bantuan kepada Presiden Jokowi.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunMedan/Alfiansyah, Instagram @monalisanababan
Ibu mahasiswa yang tewas di kos histeris lihat anaknya tewas mengenaskan 

TRIBUNTRENDS.COM - Meninggalnya mahasiswa bernama Aldi Sahilatua Nababan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Sang ibu nangis histeris saat temui jasad sang anak di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Beberapa keluarga yang hadir pun sempat ikut menenangkan ibu korban yang histeris di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Diketahui, Aldi Sahilatua Nababan merupakan mahasiswa Elizabeth International Bali, yang ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Jenazah Aldi Sahilatua Nababan berhasil dievakuasi oleh pihak kepolisian setempat.

Baca juga: Sederet Kejanggalan Tewasnya Mahasiswa Bali, Hotman Paris Siap Beri Bantuan, Polisi Malah Bungkam

Monalisa kakak ASN tunjukkan foto adiknya semasa hidup
Monalisa kakak Aldi Sahilatua Nababan tunjukkan foto adiknya semasa hidup (TribunMedan/Alfiansyah)

"Dari mulai hari kematiannya hari Sabtu, sampai sekarang baru bisa di autopsi.

Saya tidak mengerti kenapa sampai sekarang sampai berapa hari ditahan anak saya, sampai busuk sampai nggak bisa saya cium, nggak bisa saya pegang anak ku sampai nggak bisa, Tuhan mohon keadilan pak Jokowi," teriak ibu korban sambil histeris di depan kamar jenasah RS Bhayangkara Medan, Rabu (22/11/2023).

Korban tercatat sebagai warga Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Setelah kejadian, jenazah korban yang tiba di Sumut dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi, pada Senin (20/11/2023).

Menurut kakak korban, Monalisa Nababan, pihak keluarga mendapatkan kabar meninggal dunia, pada Sabtu (18/11/2023) kemarin.

"Kami dapat kabar hari Sabtu jam sembilan pagi," kata Monalisa kepada Tribun-medan, Rabu (22/11/2023).

Ia menjelaskan, saat ditemukan jasad korban dalam kondisi mengenaskan diduga kuat mahasiswa Elizabeth International Bali itu tewas karena dibunuh.

"Alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser. Darahnya mengalir sampai ke teras Kostan," sebutnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan alasan mengapa jasad adiknya itu dibawa sampai ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Awalnya keluarga berembuk dulu untuk di autopsi karena ada kejanggalan dari awal, tapi karena ada isu dipersulit di sana. 

Jadi kami pikir dari pada lama menunggu, mending di pulangkan dulu," ucapnya.

Katanya, jasad adiknya ini rencananya akan dibawa ke kampung halaman Siborongborong untuk dimakamkan.

"Selesai autopsi rencana jenazah dibawa pulang," pungkasnya.

Mahasiswa asal Medan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Bali
Mahasiswa asal Medan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Bali (Kolase/IST)

Sebelumnya, seorang mahasiswa ditemukan tewas mengenaskan di kamar kostnya yang terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Korban diketahui bernama bernama Aldi Sahilatua Nababan, warga Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Pihak keluarga mendapatkan kabar meninggal dunianya korban, pada Sabtu (18/11/2023) kemarin.

Saat ditemukan di kamar kosnya, mahasiswa Elizabeth International Bali dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

Di lantai kamar kostnya juga ditemukan banyak darah yang mengalir hingga ke teras.

Keluarga menduga kuat bahwa, Aldi tewas dibunuh.

Rencananya, jenazah korban akan dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Minta Dikirimi Uang Jajan

Kakak korban, Monalisa Nababan menyampaikan, sebelum meninggal dunia, sekira di hari Rabu (15/11/2023), adiknya, Aldi Sahilatua Nababan sempat menghubungi dirinya.

Waktu itu, korban yang merupakan anak nomor tiga dari enam bersaudara itu minta dikirimkan uang jajan.

"Hari Rabu seperti biasa dia minta uang makan, saya kirimkan. Setelah saya cek, dia baca struk pengiriman uang itu di hari Kamis," kata Monalisa kepada Tribun Medan, Rabu (22/11/2023).

Baca juga: Mahasiswa di Bali Ditemukan Tewas di Kos, Terlilit Tali Tampar, Kelamin Pecah, Sempat Minta Uang

Ia menjelaskan, menurut pengakuan anak pemilik kost korban sempat meminjam sepeda motor untuk berbelanja makanan, setelah dikirimkan uang jajan.

"Yang saya pikir setelah melihat struk pengirimam uang, barulah dia belanja belanja. Karena pengakuan anak pemilik kost juga, adik saya minjam motor untuk ke tempat belanja, kalau ada hal yang aneh kenapa harus belanja dulu," sebutnya.

Dijelaskannya, menurut pengakuan anak pemilik kos juga tidak mengetahui secara pasti siapa yang datang ke kamar kos korban, sampai kejadian itu terjadi.

Ia juga mengatakan tidak mengetahui persis kapan korban meninggal dunia. Namun, kuat dugaan keluarga bahwa korban tewas karena dibunuh.

"Kalau teman dekat di sana cuma anak bapak kosnya. Anak bapak kosnya ditanya juga banyak diam alasannya masih syok," bebernya.

Lokasi penemuan mayat Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa asal Tapanuli Utara, di kamar kos di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pihak kepolisian sebut korban ditemukan dalam kondisi terlilit tali.

Lebih lanjut, Monalisa menyampaikan bahwa selama ini adiknya itu tidak memiliki masalah dengan siapa pun, baik itu di kampungnya maupun di kampusnya, di Elizabeth International Bali.

Adiknya juga tidak pernah cerita memiliki masalah dengan siapa pun. Padahal, korban semasa hidupnya dikenal selalu terbuka dengan keluarga.

"Kalau pun dia ada masalah selalu cerita, karena selalu sebelumnya dia juga pernah ada masalah belanja terlalu banyak jadi harus banyak yang dibayar, itu pun jujur," ucapnya.

"Nggak pernah menyembunyikan masalah karena anaknya pun suka berteman, anaknya hemat bahkan sangking mikirkan orang tua,"

"Pihak kampus juga bilang kalau korban ini anaknya baik, sopan di kelas nggak pernah ada masalah di kampus," lanjutnya.

Monalisa dan pihak keluarga berharap agar polisi bisa segera mengungkapkan kasus tewasnya korban yang

Keluarga Tuding Autopsi di Bali Dipersulit

Jasad korban bernama Aldi Sahilatua Nababan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi lantaran keluarga menuding proses autopsi di Bali dipersulit oleh pihak polisi setempat.

Keluarga awal mendapatkan kabar soal Aldi Sahilatua Nababan tewas mengenaskan di kamar kos, pihak keluarga meminta agar jasadnya dilakukan autopsi lantaran diduga korban tewas karena dibunuh.

Kakak korban, Monalisa Nababan mengaku, saat mau dilakukan autopsi di sana, pihak polisi sempat meminta kepada pihak keluarga agar jasad korban dikebumikan saja.

"Di sana dipersulit, alasannya harus daftar dulu di hari Senin tapi belum tahu kapan akan dilaksanakan autopsinya terus biayanya mahal. Makanya kita pulangkan kemari," kata Monalisa kepada Tribun Medan, Rabu (22/11/2023).

Baca juga: CURIGA Ada Lalat Hijau, Pak Kos Syok, Mahasiswa Tewas di Kamar, Tubuh Terikat Tali, Alat Vital Pecah

Sementara itu di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, juga tampak Kanit Reskrim Polsek Kuta Selatan, Iptu Nur Habib Auliya.

Dengan memakai kemeja, ia terlihat berusaha menghindari sejumlah wartawan yang ingin melakukan wawancara terkait kejadian ini.

Saat disinggung isi soal Polisi ingin menutup kasus tersebut, pun membantah dan langsung pergi meninggalkan rumah sakit dengan menggunakan mobil Innova warna hitam.

"Nggak ada, nggak ada," katanya singkat sambil masuk ke dalam mobil.

Kamar kos tempat mahasiswa inisial ASN ditemukan tewas mengenaskan
Kamar kos tempat mahasiswa inisial ASN ditemukan tewas mengenaskan (ist)

Penjelasan Polresta Denpasar

Sementara itu kasus tewasnya mahasiswa atas nama Aldi Sahilatua Nababan (23) di Bali ditanggapi Polresta Denpasar, Bali.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, awalnya korban yang bernama Aldi Sahilatua Nababan alias ASN (23) itu ditemukan dalam kondisi terlilit tali tampar ikat.

Menurutnya, setelah petugas kepolisian datang ke kamar kos, dibuka dengan bantuan tukang kunci karena terkunci dari dalam.

"Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlilit tali tampar ikat di dalam kamar kosnya,” ungkap AKP Sukadi, Rabu (22/11/2023).

Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar. Kedua kakinya menyentuh lantai.

Hidung korban mengeluarkan darah, ada proses pembengkakan, dan kulit mengeluarkan cairan.

“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai."

"Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” jelasnya.

Baca juga: Lawan 5 Begal, Mahasiswa di Bekasi Mati-matian Pertahankan Motor Paman, Polisi Beri Penghargaan

Dijelaskan AKP Sukadi, penemuan mayat pemuda asal Siborong-borong, Sumatera Utara, itu terjadi pada Sabtu (18/11/2023), sekitar pukul 08.30 Wita.

Korban yang merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta (PTS) di Denpasar itu, kata AKP Sukadi, pertama kali ditemukan oleh pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43).

Mulanya, Artana curiga dengan kondisi di sekitar kamar korban yang dipenuhi oleh lalat hijau. Artana kemudian mengetuk pintu kamar kos namun tak mendapat respons.

“Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau dan saksi berusaha mengetuk pintu kamar kos korban tetapi tidak ada respons,” ungkap AKP Sukadi.

Selain itu, Artana melihat darah yang keluar dari bawah pintu kamar kos. Hal tersebut yang membuatnya kemudian melaporkan ke Polsek Kuta Selatan.

AKP Sukadi pun menerangkan, saat penanganan awal oleh polisi, keluarga korban sempat membuat surat pernyataan tidak menyetujui autopsi.

Pihak keluarga, kata Kasi Humas, hanya mengizinkan jenazah mendapat tindakan suntik formalin.

“Pada saat penanganan awal pihak kepolisian, orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah dan hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban,” ungkapnya.

Keluarga korban juga dikatakan setuju bahwa jenazah dibawa ke kampung halamannya di Medan, yang tertuang dalam surat pernyataan.

“Serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orangtua korban, juga orangtua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari,” imbuh AKP Sukadi.

Namun, setibanya jenazah korban di Medan, orangtua korban justru mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah.

AKP Sukadi menerangkan, keluarga korban meminta dilakukan autopsi terhadap korban di RS Bhayangkara Medan.

“Dan saat jenazah korban sampai di Medan, orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orangtua korban meminta dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Medan,” jelas AKP Sukadi.

***

Artikel ini diolah dari TribunMedan

Sumber: Tribun Medan
Tags:
Aldi SahilatuamahasiswaBali
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved