Berita Viral
SOSOK Yohanes Rongga, Penyandang Disabilitas Jago Bermusik, Jadi Guru Keyboard, 'Jangan Menyerah!'
Yohanes Rongga, pria disabilitas yang menjadi salah satu pemain musik yang cukup dikenal asal Manggarai, NTT.
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Inilah sosok Yohanes Rongga, pria penyandang disabilitas yang menginspiratif.
Meski mengalami keterbatasan dalam indra penglihatan, Yohanes namun tak putus asa.
Pria asa Manggarai, Nusa Tenggara Timur begitu semangat menjalani hari-harinya.
Berbakat dalam bermusik, Yohanes menjadi salah satu musisi yang cukup dikenal di Manggarai.
Berikut kisah perjalanan musisi berbakat Yohanes Rongga.
Baca juga: SOSOK Siswa Yatim Wonogiri yang Dituding Curi Rp66 Ribu, Keliling Minta Keadilan: Aku Bukan Pencuri
"Bagi saya bermain keyboard seperti napas kehidupan..."
Kata-kata tersebut diucapkan oleh Yohanes Rongga (29), penyandang disabilitas yang kini mengajarkan alat musik keyboard pada anak-anak dan warga di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Saat ditemui oleh Kompas.com di rumahnya, perkampungan Peot, Kelurahan Peot, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT, Yohanes mengungkap rasa syukurnya.
Meski penglihatannya tak sempurna, Yohanes sangat mahir bermain alat musik keyboard.
"Saat ini saya memakai alat musik keyboard untuk mendapatkan penghasilan selain gaji dari sekolah (sebagai pengajar)," jelas Yohanes, Minggu (5/11/2023).
Perjalanan Yohanes
Yohanes adalah salah satu pemain musik yang cukup dikenal asal Manggarai, NTT.
Jho Rongga, demikian dia biasa disapa, merupakan pria asal Kenda, Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai, NTT.
Sejak berusia tiga tahun Jho tidak dapat melihat dengan sempurna. Saat itu, lanjutnya, mata Jho kecil tiba-tiba berair sepulang dari kebun.
"Ada upaya dari keluarga saat itu memberikan pengobatan secara tradisional," katanya.
Anak dari pasangan Kornelis Sabat dan Veronika Gasim ini mengaku, sebulan setelah itu, dirinya sempat diperiksa oleh dokter di Puskesmas Watu Alo.
Namun, mata kanannya tetap tidak bisa melihat sama sekali. Sedangkan mata kiri Jho hanya dapat melihat cahaya.
Baca juga: SOSOK Nandang, Petugas Kebersihan Raih Gelar Sarjana di Usia 50 Tahun, IPK 3,3, Ungkap Alasan Kuliah

Semangat sekolah
Jho mengisahkan, seorang suster dari Kota Ruteng meninjau Kampung Kenda. Dia masih ingat, saat itu suster tersebut memintanya menimba ilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Murni Ruteng.
Menurut Jho, dia tidak bisa masuk ke Sekolah Dasar lantaran tidak ada sumber daya untuk mendidik anak-anak disabilitas.
Di sekolah tersebut, Yohanes belajar membaca huruf braile. Di tengah dunianya yang gelap, Jho mulai belajar mengenal musik dari SLB.
"Saya memiliki kemauan untuk sekolah walaupun kondisi keterbatasan fisik seperti ini," paparnya.
Kemudian, dia meneruskan pendidikan di kelas inklusi SMPN 2 Langke Rembong, Kecamatan Langke Rembong dan SMAK Setia Bakti Ruteng.
Jho bahkan bergabung dengan ekstrakulikuler grup band untuk mengembangkan bakatnya di dunia musik.
Kemampuan bermusik
Yohanes terus mengasah kemampuan bermusiknya, terutama saat menempuh pendidikan tinggi di STIPAS Santo Sirilius Ruteng. Dia saat itu banyak bermain musik-musik di gereja.
Bakat bermusik Yohanes memang telah terlihat sejak kecil. Pada saat duduk di bangku kelas 4 SD, dia meraih juara lomba menyanyi tunggal yang digelar Keuskupan Ruteng.
Dia juga memenangkan lomba gitar instrumen di tingkat Provinsi NTT di Kota Kupang.
"Saat lomba di Kupang, saya mendapat juara 1. Setelah itu diutus untuk mengikuti lomba tingkat nasional di Jogja. Dan masuk sepuluh besar. Saat itu saya bersaing dengan anak-anak dari seluruh Indonesia yang terlatih. Saya bersyukur masuk dalam sepuluh besar," ujar dia.
Jho bahkan pernah tampil di sebuah televisi swasta untuk sebuah program musik. Kesempatan-kesempatan tersebut membuatnya kian percaya diri.
"Saat itu rasanya, saya bangga dengan diri saya," tutur Jho.

Mendapat bantuan alat musik keyboard
Setelah lulus dari pendidikan tinggi, Jho Rongga kini menjadi pengajar agama Katolik di SLBN Borong. Dia juga membuka kursus musik bagi anak-anak dan warga.
Tak hanya itu Jho juga bergabung dengan Arutama Musik Ruteng dan kerap tampil dalam berbagai acara.
Menurut Jho, dia mendapatkan alat musik keyboard dari Kementerian Sosial RI.
Jho berpesan, agar setiap orang terutama penyandang disabilitas tak menyerah dengan mimpi-mimpinya.
"Dalam kekurangan selalu ada kelebihan, sebaliknya dalam kelebihan selalu ada kekurangan. Jangan menyerah. Tuhan menghadirkan kita di dunia ini dengan keunikan masing-masing," papar Jho.
Diolah dari artikel Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Penjelasan BPOM RI Soal Mie Instan yang Mengandung Residu Pestisida atau Etilen Oksida |
![]() |
---|
Kesaksian Warga Pamulang: Rumah Serasa Dihantam Meteor, Dentuman Keras, Batu Mental, Abu Tebal |
![]() |
---|
FBI Pasang Harga Selangit Demi Penangkapan Penembak Charlie Kirk, Hadiah Rp 1,6 Miliar Menanti |
![]() |
---|
FBI Rilis Rekaman Pelarian Penembak Charlie Kirk, Begini Cara Pelaku Kabur Usai Lancarkan Aksi |
![]() |
---|
5 Tahun di Indonesia, Bule Jerman Syok Lewat Depan Rumah Ferdy Sambo, Kontras dengan Rakyat Miskin |
![]() |
---|