Breaking News:

Berita Viral

Nasib Enuh, Pria Mantan Mahasiswa ITB, Kini Hidup Menggelandang, Depresi Ditinggal Meninggal Pacar

Pilu nasib Enuh, mantan mahasiswa ITB yang kini hidup sengsara akibat depresi setelah ditinggal meninggal kekasih tercinta.

Editor: Galuh Palupi
Instagram @folkshitt
Sosok Enuh mantan mahasiswa ITB kini hidup menggelandang 

TRIBUNTRENDS.COM - Pilu nasib Enuh, mantan mahasiswa ITB yang kini hidup sengsara akibat depresi setelah ditinggal meninggal kekasih tercinta.

Kisah Enuh ini dibagikan melalui Instagram @folkshit pada Kamis (26/10/2023).

Dalam unggahan itu, Enuh yang tampil lusuh tengah ditanyai seorang pria.

Ia terlihat membawa barang bekas seperti botol minuman menyusuri jalan.

Pria ini hidup menggelandang diduga orang dalam gangguan kejiwaan (ODGJ).

Perekam pun sempat menanyakan mengenai sekolah dan tempat tinggal di mana.

Baca juga: Ingat Wanita Viral Lahirkan Bayi Kembar 5? Kini Sudah Punya 7 Anak, Ungkap Rincian Biaya Bulanan

Sosok Enuh, mantan mahasiswa ITB kini hidup menggelandang
Sosok Enuh, mantan mahasiswa ITB kini hidup menggelandang (Instagram @folkshitt)

"Di Bandung, ujung berung," kata Enuh dalam video tersebut.

"Dulu pernah sekolah? tanya si perekam.

"SD dan SMP di Ujung Berung," jawabnya.

"SMA 10 Cikutra," tambahnya.

Menurut pengakuannya di jadi seperti ini karena ditinggal mati oleh kekasih bernama Sri Endah.

"Pak Enuh Nugraha jadi begini gara-gara Sri Endah," ujar perekam.

Ditanya apakah pernah kuliah ia pun menjawab di ITB.

"Di ITB jurusan Tehnik Kelautan," kata Enuh menceritakan.

Pria bernama Enuh Nugraha ini bahkan masih mengingat lulus dengan IPK 2,97.

Baca juga: Adegan Wanita Sujud-sujud di Depan Pria, Ternyata Tak Mau Diputus Pacar, Memohon Sampai Berlutut

Namun pria yang mengaku berasal dari Ujung Berung Bandung itu kini hidup menggelandang diduga setelah ditinggal pujaan hatinya.

Sosok Enuh mantan mahasiswa ITB kini hidup menggelandang
Sosok Enuh mantan mahasiswa ITB kini hidup menggelandang (Instagram @folkshitt)

Enuh menceritakan bahwa pernah bekerja di perusahaan Cina di bagian perangcangan.

"Sebenarnya dia ini orang top dulu, kenapa jadi begini? gara-gara Sri Endah ya?," kata perekam.

"Iya jawabnya".

"Anak ITB loh, Teknik Kelautan ya? Dosenmu ada yang cantik gak?" tanya Adi bergoyon diikuti tawa Enuh Nugraha.

Enuh Nugraha bahkan mengingat siapa rektor yang menjabat waktu zaman kuliahnya.

Video tersebut dibanjiri komentar oleh warganet.

Bahkan ada yang menjelaskan bahwa Enuh Nugraha benar alumni ITB.

"sepertinya pak Enuh ini tidak terganggu ingatan nya karena semua yg di tanyakan nyambung dan benar, hanya saja dia kehilangan semangat hidup, kehilangan semangat bangkit, karena sudah kehilangan wanita yg menjadi penyemangat nya, mungkin kalo cukup support dari lingkungan in syaa Allah bisa mengembalikan semangatnya untuk bangkit kembali dan hidup normal.

Semangat pak Enuh .... yok bisa yoook bangkit kembali" kata salah seorang warganet.

Baca juga: Perbandingan Kekayaan Capres-Cawapres 2024, Prabowo Capres Paling Kaya Hartanya Capai Rp 2 Triliun

"Teknik kelautan itb angkatan 97, nim nya 15597032" tambah Foto profil bimbims*.

"Nim: 15597032, No. Ijazah: 155012/K01/PP.3.6.1/10/I/2004 Prodi: S1 Teknik Kelautan

Awal masuk: Semester Ganjil 1997

PT: ITB" timpal yang lain.

"Ada, Enuh Nugraha , teknik kelautan, tahun 97 rektornya bapak Lilik, di lanjut Bapak Kadiman. brarti pa Enuh masuk pas jaman bapak Lilik, lulus jaman Bapak Kadiman. perusahaan nya pun bener ada PT. Dinamaritama" sambung warganet.

Pilu Pak Cecep, Insinyur ITB yang Tinggal di Rumah Terbengkalai, Depresi Anak Meninggal, Istri Pergi

Pilu kehidupan Pak Cecep yang tinggal di rumah mewah terbengkalai di daerah Jakarta.

Pak Cecep sendiri merupakan insinyur ITB yang kehidupannya berubah memilukan.

Pria bernama asli Risa Agusti ini memiliki kisah hidup yang memilukan hingga membuatnya depresi.

Kisahnya viral setelah dibagikan oleh akun YouTube Swaraku TV.

Dalam beberapa video yang diunggah diceritakan kisah Pak Cecep tersebut.

Kuswara, pemilik akun YouTube tersebut menyebut tim Creator Bersatu berkumpul untuk membantu Pak Cecep.

Dalam keterangannya, Pak Cecep adalah seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca juga: Dulu Makmur, Terkuak Profesi Bu Guritno Sebelum Alami Depresi, Kini Hidup di Rumah Terbengkalai

Pak Cecep, insinyur ITB yang kini tinggal di rumah terbengkalai sendirian
Pak Cecep, insinyur ITB yang kini tinggal di rumah terbengkalai sendirian

Terlihat rumah Pak Cecep sudah seperti tidak layak ditinggali.

Rumah yang berada di kawasan elit itu pun terlihat luas dan besar namun tak terawat.

Pohon beringin besar di depan rumahnya itu sudah sangat rimbun.

Bahkan pohon liar lainnya pun tubuh dan menutup rumah yang dulunya begitu mewah.

Tak hanya itu, pagar yang berwarna itu sudah terlihat berkarat dan susah untuk dibuka.

Bahkan, rumahnya pun dipenuhi sampah hingga semakin terlihat terbengkalai.

Apalagi, ketika malam hari rumahnya minim pencahayaan.

Saat malam hari, hanya ada cahaya atau listrik di ruang tengah, itupun sangat redup.

Adapun untuk air, Pak Cecep sudah tidak memiliki stok air besar di rumahnya.

Meski ada sumur di dalam rumahnya, namun airnya tak layak untuk digunakan.

Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh Kuswara, Pak Cecep diduga mengalami depresi.

Pak Cecep diduga depresi setelah ditinggal putri semata wayangnya dan orang tuanya meninggal dunia serta ditinggal pergi oleh istrinya.

Baca juga: Kisah Nenek Guritno Tinggal Sendirian di Rumah Mewah Terbengkalai, Warga Iuran untuk Bersihkan Teras

Tanggapan Pihak RT

Tim Swaraku TV akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan RT di wilayah tempat tinggal Pak Cecep.

Ketua RT, Ahmad Firdaus mengatakan, dulunya ia mengenal Pak Cecep masih dalam kondisi yang baik-baik saja.

"Saya dulu kenal beliau itu gapapa, mentalnya jatuh, pertama anak meninggal, kedua ditinggal istri, mungkin begitu kali, dari situ mungkin dia mulai goyang (mentalnya)" kata Ahmad Firdaus, ketua RT setempat, dikutip Tribunjabar.id dari YouTube Swaraku TV, Rabu (25/10/2023).

Ahmad mengatakan bahwa kondisi Pak Cecep kini bisa dibilang sehat fisik, namun untuk keuangan ia mendapatkan bantuan dari banyak kalangan.

"Kalau untuk kondisinya saat ini, Alhamdulillah kalau untuk dibilang secara nyata (fisik) dibilang sehat mah sehat, kalau untuk kondisi keuangan mah butuh bantuan dari berbagai kalangan, sementara banyak dibantu dari temen sekolah," lanjutnya.

Ia juga mengatakan dulu listrik rumah Pak Cecep sempat diputus.

Namun, akhirnya Pak Cecep mendapatkan bantuan dari orang di sekitarnya.

"Dulu kan meteran listriknya sempet diputus, gaada lampu setahun lampu, sekarang ada lampu dipasangin temen, kalau untuk air gaada, sumur punya," lanjutnya.

Soal keluarga, Pak RT mengatakan Pak Cecep masih memiliki keluarga di Bandung.

Akan tetapi, keluarganya itu jarang mengunjunginya.

"Keluarga masih ada di Bandung, cuman kayanya jarang komunikasi ke sini, gatau lah ada apa, namanya internal keluarga, kita taunya keluarganya jarang ke sini,"

Ia mengaku sempat ada seorang perempuan yang datang ke Pak Cecep dari Bandung bahkan meminta bantuan untuk masuk ke dalam rumah mewah terbengkalai tersebut.

"Kalau pun ada kesini minta bantuan saya untuk masuk, ada saudara perempuan yang dateng dari Bandung," ungkapnya.

Pak RT menduga penyebab kondisi Pak Cecep sekarang adalah faktor yang sebelumnya disebutkan.

"Ya mungkin, karena sebab anak meninggal, ditinggal istri dan pekerjaan. Dulu dia kerja, yang nyiptain kancil dia desainnya, dia kan orang ITB kalo gasalah," ungkap Pak RT.

Sebagai informasi, kancil adalah penggantin bajaj atau bermo.

Pak Cecep disebut menjadi salah satu perancang kancil tersebut.

Namun, Pak RT mengatakan meski kondisi seperti itu, Pak Cecep masih melakukan aktivitas meski sangat terbatas

"Dia gitu suka pake blankon, kalo puasa suka ke mesjid," ujarnya.

Warga sekitar pun sempat menawari mengganti rumah Pak Cecep dengan yang baru, namun dia menolaknya.

Soal kebersihan rumahnya, warga sekitar pun sempat menawarkan beberapa kali, namun lagi-lagi Pak Cecep menolaknya.

"Kita mau nebang pohon aja dia (Pak Cecep) nolak, itukan pohon beringin ke musala, itu dia gamau ditebang, dia mikirnya ada orang tua dia gitu di pohon," ungkap Pak RT.

Lebih lanjut, Pak RT mengatakan dulu istrinya sempat masih mengirim untuk keperluan Pak Cecep untuk listrik, namun tak lagi ada.

Ia juga mengatakan bahwa istrinya dulu bekerja di perbankan.

"Dulu mah istrinya masih sempet ngirim, karena kerja di bank kan, cuma mungkin udah punya suami dia, jadi stop," kata Pak RT.

Adapun untuk komunikasi dengan warga, Pak Cecep sudah jarang sekali.

Pak RT juga mengatakan kesulitan untuk meminta KTP nya untuk bantuan sosial, namun Pak Cecep menolaknya.

Ia juga menyebut Pak Cecep terkadang tidak konsisten dalam pembicaraanya.

"Dia ga komitmen gitu ucapannya, karena itulah tadi, itulah tadi depresi, tapi gatau, itu urusan dokter, kita bukan ahlinya," ungkapnya.

Beruntungnya, warga sekitar masih begitu peduli dengan Pak Cecep.

Bahkan, ketika tak terlihat beraktivitas di dalam rumahnya, pihak RT dan warga gegas mencari.

"Nama aslinya Risa Agusti, insinyur dia," ujar Pak RT.

Hingga kini ternyata Pak Cecep memiliki handphone.

Namun, handphonenya yang bukan zaman sekarang dan tidak digunakan berkomunikasi dengan sekitar.

"Pegang handphone, tapi tidak komunikasi, kadang ganti-ganti, handphone jadul," ujarnya.

Lebih lanjut, ayah Pak Cecep ternyata seorang TNI.

Dulunya ia tinggal di asrama hingga akhirnya ayahnya pensiun dan membeli rumah di pinggir jalan tersebut.

(Bangka Pos/TribunJabar)

Diolah dari artikel di Bangka Pos dan TribunJabar.id

Sumber: Bangka Pos
Tags:
EnuhITBInstagramSri Endah
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved